Selayaknya anak SMA kebanyakan, masa pacaran mereka banyak dihabiskan di sekolah. Saling membantu mengerjakan tugas sekolah, atau belajar bersama sebelum ujian harian.
Menurut Dikta dan Naru, pacaran di masa sekolah adalah bumbu perasa indah masa SMA. Bukan selalu berarti buruk atau menjerumuskan, tapi bisa juga menjadikan satu sama lain antara mereka semakin semangat di sekolah.
Komunikasi mereka tetap terjalin meski diselingi banyak kesibukan, jalan bersama di akhir pekan sekedar beli eskrim atau nonton film terbaru.
Sudah 3 bulan dan rasanya tak ada yang berubah, masih sama. Jantung Naru masih tetap berdetak tak karuan setiap dia melihat Dikta dengan jelas.
Di penghujung semester, Naru sebetulnya mulai khawatir.
Khawatir dengan hubungannya juga Dikta.
Naru bimbang, takut cita-cita nya menjadi perwira muda pelayaran akan membuat Naru kehilangan Dikta.
Sudah 3 bulan lebih 3 minggu mereka kenal, dan sejak 3 bulan pacaran Naru tak sekalipun berani mengatakan dia akan melanjutkan pendidikan ke sekolah pelayaran.
Naru terlalu takut, kehilangan Dikta adalah mimpi terburuknya.
Tapi hari ini, Naru harus berani.
Besok dia harus berangkat jauh ke Tangerang, seleksi masuk sekolah pelayarannya.
Dan seperti yang Naru perkirakan sebelumnya, mata Dikta yang berkaca-kaca jadi suguhan untuk Naru.
"Jangan nangis," cicit Naru.
"Kenapa baru bilang sekarang?"
"Aku takut, takut kamu pergi ninggalin aku."
Dikta menggeleng, "Nyatanya sekarang justru kamu yang bakalan ninggalin aku!"
"Ta, cuma 3 bulan dan aku bakal balik buat kamu. Kamu harus janji bakal sabar nunggu aku pulang,"
Dikta meremas kuat tangan Naru yang menggenggamnya, "Tapi aku gak bisa 3 bulan gak dapet kabar dari kamu!"
"Kamu pasti bisa."
Mau tidak mau, pilihan harus tetap ada.
Dikta melanjutkan pendidikan di sekolah keperawatan, dan Naru pendidikan di sekolah pelayaran. Naru tau betul resiko yang akan dia hadapi nantinya, kehilangan Dikta.
Tapi Naru menepis jauh pemikiran buruknya, dia yakin Dikta akan setia.
3 bulan tanpa kabar dari Naru, membuat Dikta kelabakan. Sebelumnya mereka tak pernah sekalipun terlewat kabar.
Dan kali ini, Dikta harus sendiri. Berdiam diri menanti kabar Naru yang entah kapan akan pulang.
Sementara di tempat barunya, ada sosok yang menarik perhatian Dikta.
Sosok manis yang tanpa dia sadari perlahan menggantikan posisi Naru dihatinya.
Tidak,
Dikta tidak berencana seperti ini, tapi 3 bulan ini seperti tanpa kejelasan. Dan di depan matanya, ada pria lain yang seolah lebih jelas adanya dibanding Naru.
Dirga, sosok dokter muda di yang berkunjung ke sekolah Dikta sejak 3 bulan lalu.
Tubuh tinggi tegap dan wajah nya yang rupawan membuat Dikta tertarik. Pada awalnya dia menahan diri, teringat Naru yang berjuang untuk mereka.Tapi dia juga tidak bisa mengelak, gejolak remaja nya menggeliat mendapat perhatian manis Dirga. Dikala dia menanti kabar tak pasti dari Naru.
Tangan Dikta gemetar, mengetik pesan permohonan maafnya yang tidak bisa menunggu Naru lebih lama lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dikta Naru
RomanceMasa SMA, yang kata orang masa paling indah. Masa dimana hidup mulai kenal kata mandiri, masa dimana hati mulai punya jalan sendiri.