Gadis bersurai coklat itu mematut dirinya di cermin, memastikan sekali lagi penampilannya.
Mengambil slingbag kecil lalu keluar dari apartement mewahnya."Alen!" gadis itu menoleh kemudian berlari kecil menghampiri mobil yang berisikan teman se-geng nya.
"Wow" Rilley reflek berucap, melihat penampilan Alenna malam ini. Menggunakan atasan bermodelan sabrina dipadukan hotpants yang lebih terlihat seperti celana dalam. Alenna memang seberani itu.
"Malam ini kita kemana?" Alenna bertanya, menatap teman-temannya.
"Tempat biasa ajalah" yang lain mengangguk mendengar jawaban Rilley, teman lelaki cantiknya.Mobil merah yang dikendarai Alenna bersama teman-temannya melaju kencang, menembus dingin serta pekatnya malam. Mereka bernyanyi di dalam mobil, mencoba rileks selepas ujian pagi tadi.
Drrt drrrt
Alenna melirik handphone nya, langsung kehilangan mood. Namun Dia mengabaikan, mencoba fokus kembali bersama teman-temanya. Ini malam minggu, tidak ada yang boleh menghancurkan mood bagusnya malam ini.☁️☁️☁️
Alenna, Kanza, Stella, serta Rilley.
Empat sekawan cantik itu memasuki basement, mencari tempat parkir untuk mobil yang di kendarai Stella, malam ini penuh mereka kesulitan mencari tempat, wajar malam minggu.Seperti yang sudah diduga, malam ini pasti ramai, bahkan sesak. Terlalu penuh dengan manusia-manusia pembuat dosa.
"Za, minta lipstik lo dong" Rilley meraih tas yang di bawa Kanza "Nanti banci, tunggu sampe table" Rilley hanya mengusap pelan tangannya yang sempat di pukul Kanza."Gila ya dari pintu masuk penuh banget, sumpek gue" Alenna ngedumel sepanjang mereka jalan miring guna menyalip orang-orang disekitarnya. Wajahnya memerah, pelipisnya banyak mengeluarkan keringat sampai rambut yang berada disekitar wajahnya lepek.
"Namanya juga weekend, cong" Rilley menanggapi Alenna, wajahnya juga sama berkeringat.
Sesampai nya di table yang Stella pesan kemarin meraka langsung mendesah lega. Rilley langsung meraih kembali tas Kanza dan mengambil lipstik yang di pintanya tadi.
Alenna mengedarkan pandangan, benar-benar penuh. Apalagi yang berada di lantai bawah, entah seperti apa suasananya Alenna mual hanya dengan membayangkannya. Mengedarkan pandangan ke belakang, Alenna bertatapan dengan manusia yang sedari tadi mengganggu pikirannya.
'Kenapa disini juga sih' batinnya."Len, itu Kevan" Stella memberitahu Alenna, bahwa Kevan yang menjabat sebagai kekasih temannya itu sedang berada ditempat yang sama. Sedang memangku wanita sexy.
Alenna hanya diam, mengabaikan.
"Kesana yu" Rilley dengan semangat menyuarakan keinginan nya, lumayan cogan lagi pada ngumpul.
Teman-teman yang lain menyetujui, mending join 'kan, mereka saling mengenal juga.Terpaksa Alenna mengikuti.
"Figo" Rilley menepuk bahu Figo, incarannya. "Eh bencong!" Figo mengajak Rilley tos an ala lelaki, padahal 'kan Rilley maunya pelukan, atau cipika-cipiki mungkin.Temannya sudah berbaur dengan anak-anak Brigezz, nama kelompok dari pencinta mobil-mobil keren itu.
Sedangkan Alenna hanya melihat datar Kevan, pemeran utama kekesalannya hari ini.
Alenna tambah kesal, Kevan enggan melihatnya. Malah cewek yang dipangkuan Kevan makin nempel."Turun" Alenna berucap datar, namun semua perhatian anak Brigezz serta teman-temannya langsung terpusat padanya. Dari tadi sebenarnya mereka udah was-was, takut ada perang lagi.
Kevan mengabaikan, meminum kembali alkohol yang berada di tangannya."Turun!" Kali ini dengan bentakan, diiringi dengan pekikan sakit karena cewek yang berada di pangkuan Kevan Dia tarik hingga jatuh dibawah kakinya.
"Maksud lo apa anjing!" Jelas cewek itu tidak terima, Dia mendorong bahu Alenna kuat hingga kaki Alenna mundur beberapa langkah. "Lo yang anjing!" Alenna mendorong balik wanita itu sampai jatuh kembali, teman-temannya langsung menahan Alenna ketika dirasa Alenna akan berbuat lebih. Anak Brigezz menyuruh wanita itu untuk segera pergi, sebelum pergi mereka sempat menatap dengan tajam.
Setelah dirasa suasana sudah aman, anak Brigezz beserta geng nya pamit untuk ke dance floor, sadar Alenna dan Kevan butuh waktu berdua.
"Bangsat lo!" Alenna menghampiri Kevan yang masih anteng duduk sambil minum, ingin memukul tapi Alenna takut.
Kevan menaruh minumannya, memutar badannya yang duduk di kursi putar menghadap Alenna, mengurung tubuh Alenna menggunakan kedua kakinya, "Udah marah-marahnya?" Tanyanya dengan wajah datar, menatap Alenna dari atas ke bawah "Gak niat untuk pakai celana, sayang?" Usapan Kevan di paha belakangnya membuat Alenna meremang.
"Jangan macem-macem!" Bisik Alenna tanpa berusaha melepaskan.
Kevan hanya tersenyum miring, tangannya yang dibelakang menjambak rambut Alenna yang panjangnya sepinggang wanita itu.
Membuat Alenna mendongak, dengan itu Keven memajukan wajahnya ke leher Alenna, menyapunya dengan ciuman-ciuman kecil yang membuat Alenna tambah meremang."Kali ini gue maafin, besok-besok pakai pakaian kaya gini lagi, gue robek di tempat itu juga. Be a good girl, baby"
Hallo teman-teman!
Semoga suka dengan cerita baru aku yang satu ini yaa, Enjoy🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVALENNA ✓ (TERBIT)
RomanceNiat awal Alenna meminta Kevan untuk menjadi pacarnya adalah ingin membuat laki-laki sombong itu bertekuk lutut kepadanya. Namun setelah menjalankan hubungan bersamanya, Alenna malah termakan omongannya sendiri. Dia yang bertekuk lutut kepada Kevan...