Kenalin, gue Galen!

9 6 9
                                    

Valeria's POV

Aku bukan cewek yang suka macem-macem, cuma sekedar cewek alim yang suka baca dan punya hobi anti-mainstream yaitu panahan. Punya tampang yang menurut ku biasa aja tapi dibilang cantik sama orang-orang diluar sana, entah karna formalitas semata atau apapun itu, sejujurnya aku tidak terlalu peduli. Mungkin bagi orang diluar sana mungkin cewek alim kayak aku bisa dibilang cewek cupu yang polos dan gatau apa-apa, tapi kadang aku sendiri sadar aku punya mental yang kuat dan kenekatan tingkat akut yang aku sendiri heran kenapa bisa cewek cupu kayak aku ini hobi banget nekat? Contohnya kayak situasi yang ada di depan aku ini.

"Woi cewek cupu! Minggir lo sana, ganggu amat!" Cowok yang notabene masih murid SMA kayak aku tapi dengan tampang preman banget marah-marah karna ya tanpa kusadari aku menahan tangan dia yang mau mukul kucing lewat yang seharusnya kan nggak punya salah apa-apa sama dia. Mana mau dia pukul pake pentungan kayu, kan nggak adil banget!

"Eh.. Maaf tapi itu kucing kan nggak salah apa-apa kok mau dipukul?" Sekali lagi aku heran kenapa aku si cewek "cupu" malah berani banget ngehalangin preman sekolah yang mau mukul kucing liar.

"Anjir, gila lo ya? Sok alim banget jadi orang!" Ups, yah emang sih kata-kata aku pasti bikin si preman ini marah, ya abisnya gimana lagi? Aku lebih ga tega liat kucing ga salah apa-apa mau dipukul pake kayu, untung kalau luka aja, kalau mati gimana?

"Tapi kan kasian kucingnya kalau kamu pukul pake pentungan kayu kayak begitu" entah apa yang merasukiku, sampai aku berani bales omongan preman sekolahku yang sekarang makin ngamuk apalagi dengan kaburnya si kucing nggak bersalah itu.

"Sumpah lo, pagi-pagi bikin gue emosi anjir!" cowok itu mendadak narik tangan aku dan udah ngayunin pentungan kayu itu buat mukul aku yang memang ikut campur banget sama urusan dia. Ah, aku yang kena deh jadinya!

Cring! Cring!

1 detik..

2 detik...

3 detik..

4 detik..

Eh kok nggak sakit ya? Terus suara gemerincing apa ya tadi?

Saat aku buka mata yang aku lihat di depan aku itu cowok tinggi dengan rambutnya yang rancung, berwarna coklat dan di highlight dengan warna pirang, dia nahan pentungan kayu itu pake tangannya sebelum mukul aku yang udah ikut campur urusan dia sama si kucing.

"Anjir.. Mampus gue" bisik cowok yang nyaris mukul aku.

Cowok rancung ini langsung ngelempar pentungan kayu itu jauh-jauh dari kita semua, dan yang paling nggak aku sangka adalah, "Jeno, lo tau kan apa hukumannya?" suara cowok itu terdengar dingin banget, bikin aku yang sebenarnya nggak kenal dia ikutan merinding setelah melihat tampang horror si cowok yang dipanggil Jeno.

"Ampun boss! Gue gak maksud mukul cewek kok.. Serius anjir, gue tadinya mau mukul kucing boss, makanan gue diambil si kucing sialan!" Jeno berkata sambil agak terbata-bata, sepertinya dia takut banget dengan orang yang dia panggil Jeno itu.

"Pergi lo sana, gue dah males liat muka lo" usir si cowok dingin itu, Jeno langsung ngacir terbirit-birit, untung banget dia nggak sampai kencing di celananya. Dan sekarang aku udah siap ikut Jeno ngacir sebelum ini cowok berbalik jadiin aku mangsanya dia. "Makasih ya!" dengan secepat yang kubisa aku langsung pergi dari taman sekolah tempat segala kejadian itu terjadi.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kamu darimana aja Val?" Sherly sahabatku sejak SD langsung merangkul tanganku yang habis ditarik oleh si Jeno tadi, "Aku abis dari taman, ih kamu harus tau ceritanya!" sambil sedikit panik aku menceritakan semuanya ke Sherly yang memang sudah seperti diari berjalanku sejak SD sampai SMA sekarang ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Bell of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang