Abis nganter Harsa pulang, Riyen juga langsung tancap gas pulang kerumah. Riyen masuk kedalam rumah, ternyata keluarganya tengah makan malam seperti biasanya
"Riyen sini makan dulu" panggil Mark yang liat Riyen ngelewatin meja makan
"Iya bentar" singkatnya lalu pergi menuju kamarnya untuk bersih-bersih
Baru aja masuk dikamar, notifikasi chat dari temannya juga muncul dilayar hpnya
Bima
'Lu ga lupakan hari ini jadwal siaran lu?'
Riyen berdecak, kenapa dia bisa lupa jadwalnya. Untung waktunya masih ada beberapa menit sebelum siarannya dimulai, dia cuma ganti pakaiannya ke pakaian casual. Dengan gerakan cepat dia menuruni anak tangga
"Mau kemana lagi?" sahut Ayahnya
"Nginep di apart" bohong Riyen
"Terus ngapain kesini kalo punya rumah sendiri?" Riyen menghentikan langkahnya tapi ga berniat ngeliat orang-orang yang ada dimeja makan itu
"Bu gausah tungguin lagi ntar, aku nginep di apart" Datar Riyen, Mark dan Jeno cuma bisa diam menyaksikan kejadian tadi
***
"Finally selesai, you did well Riyen" ujar DJ radio yang bekerja dengan Riyen sambil meregangkan badannya, Riyen membalas 'you too' hanya dengan gestur"Sekarang jam berapa?" tanya Riyen, hpnya mati total karena ga sempat dicharge
"Dah hampir jam 12 nih" Bima
"Gue balik duluan kalo gitu" pamit Riyen ke semua rekan kerjanya di studio
"Hati-hati ya Riyen" ingat staf lainnya
Riyen menggunakan motor, dan ga makai jaket sama sekali. Meskipun angin malam rasanya seperti nusuk sampai kedalam tubuhnya tapi dia ngebiarin itu, berharap angin malam juga dapat ngebawa semua bebannya
Setelah beberapa menit mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, Riyen sampai di tempat melepas stress selama ini. Disini dia sekarang, di kamar yang hanya diterangi lampu tidur yang ada diatas nakas samping tempat tidurnya, Riyen duduk dibibir kasur sambil mengotak-atik laci nakas, dia diam sejenak sebelum ngambil benda yang jadi opsinya
"Lu butuh lebih dari ini tapi masih banyak yang harus lu lakuin" Riyen ngeliatin tangannya penuh cairan merah kental yang terus mengalir dari beberapa goresan yang lumayan dalam dilengannya
***
"Riyen! kamu pucat banget astaga" heboh Mark di meja makan. Iya, Riyen pulang pagi buta karena semalam dia lupa bawa perlengakapan sekolahnya
"Emang gini" datarnya lagi lalu ngambil selembar roti tanpa diolesi selai apapun langsung dimakan gitu aja
"Lu ga sakitkan?" kini Jeno ikut menyahut, dari raut wajahnya dia khawatir dengan Riyen
"Kalo sakit ga mungkin gue duduk disini" ketus Riyen
"Gue duluan" Baru aja Mark sama Jeno mau nahan lagi tapi Riyen keburu pergi
>>><<<
tbc