Gadis Aneh

158 13 1
                                    

  Siapa yang tidak kenal dengan Taiga Hanaya. Seorang polisi tampan yang selalu jadi rebutan kaum hawa. Ketampanan Taiga bagaikan dewa asmara, pahatan yang benar-benar sempurna bagi pria sepertinya.

  Oh, ya. Jangan lupakan kejeniusan dan juga kepintarannya. Taiga mampu menyelesaikan sebuah masalah dengan jangka waktu yang relatif cepat. Wajar saja jika dia digilai para gadis.

  "Taiga, sebuah perampokan terjadi di gang Melati Nomor 7. Pelaku kejahatan sempat menusuk korban, tolong segera tangkap dan jebloskan ke sel tahanan!" perintah Komandan pada Taiga yang sedang sibuk dengan gamenya.

  "Amankan korban, aku akan segera mencari pelaku!" Taiga menaruh consol game, kemudian berlalu setelah mengucapkan tujuh kata tersebut.

  "Baik, Pak!" jawab beberapa polisi dengan tangan kanan di samping alis.

  Saat ini Taiga sudah berada di gang sepi, di mana terdapat tanda dilarang masuk yang sudah dipasang oleh rekannya. Jejak darah belum dibersihkan karena akan digunakan sebagai bukti. Taiga berjongkok kemudian memfoto darah yang mulai mengering itu.

  "Ada yang bisa aku bantu, Pak?" Taiga terperanjat kaget. Hampir saja menjatuhkan kamera yang dipegangnya.

  "Kau?

  "Oh, hay! Namaku Nico Saiba, aku melewati tempat ini dan melihatmu, Pak. Sedang apa kau di sini?" tanya gadis yang bernama Nico tersebut. Gadis ini terlihat berbeda dari gadis lainnya. Dengan satu iphone yang terkalung di leher lengkap dengan topi birunya.

  Satu hal ,yang harus kalian tahu. Nico Saiba adalah anak dari Komandan Taiga. Pak Rico Saiba. Pria itu segera berdiri, berusaha sesantai mungkin.

  'Kenapa gadis ini selalu datang secara tiba-tiba?" batin Taiga sambil menyisir rambut dengan tangannya. Hal itu tak lepas dari perhatian Nico.

  "Jangan di sini, berbahaya!" tegas Taiga dengan nada datar.

  "Baiklah ... oh, ya. Di sebelah sana ada sekelompok perampok lengkap dengan senjata mereka. Kuharap, kau bisa menuntaskan kasus ini." Nico berlalu setelah mengucapkan apa yang baru dilihatnya. Memang benar, tiga orang perampok sedang stay di samping rumah tua yang berdekatan dengan gang tersebut.

  Taiga tertegun sejenak, menatap kepergian Nico dengan tanda tanya besar. Mata elang itu cepat melirik ke tempat yang ditunjuk oleh Nico.

  Tangan kekarnya segera memegang senjata api yang berada di saku baju. Memasang sikap siaga, kalau-kalau mendapat serangan dadakan yang bisa membahayakan nyawanya.

  "Serang!" Teriakan itu berhasil membuat Taiga berpaling dan menembak kearah tiga orang perampok tersebut.

  'Bukhh!'

  'Door!'

  Suara pukulan dan tembakan terdengar berulang-ulang. Karena lengah, lengan Taiga tergores pisau tajam yang dipegang salah satu perampok. Taiga menembak salah satu perampok itu, membuat mereka melarikan diri.

  "Aku sudah menemukan mereka. Segera keluar dari persembunyian, mereka melarikan diri menuju gang Mawar. Salah satu dari mereka berhasil aku tembak, segera amankan! Aku akan menyusul!" Tanpa menunggu jawaban. Taiga langsung memasukkan alat penghubung ke dalam saku celana. Bangkit kemudian berlari mengejar tiga perampok yang melarikan diri.

  Lima orang polisi sudah menghadang di depan gang, lengkap dengan senjata masing-masing. Tiga orang perampok tersebut tampak memucat. Taiga berdiri di belakang dan mengomandokan supaya mereka menangkap tanpa harus menunggu.

Agen RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang