Pertama

851 38 5
                                    

Hai hai,
Ini cerita baru aku, semoga suka ya.

Selamat Membaca 💕💕

Sorry Typo

Tok Tok Tok

"Jimin bangun, udah hampir siang nih, katanya pengen keliling Seoul?"

Mendengar pintu kamarnya di ketuk dan panggilan abangnya dari luar membuat Jimin bangun dari tidurnya.
"Iya, ini udah bangun." sahut Jimin dari dalam kamar.

Ahh Jimin masih capek, sungguh. Dia baru saja sampai di Seoul kemarin sore, dan setelah sampai dia langsung menata semua barang miliknya tanpa terkecuali.

Untung ada Abangnya yang berbaik hati sudah membersihkan kamar yang akan Jimin tempati. Abangnya juga yang membantu menata semua printilan printilan yang Jimin bawa dari Busan sana.

Tapi tetep saja dia merasa capek.

Jimin meregangkan tubuhnya, lalu bangun dari ranjang berjalan ke arah jendela membuka gorden, yang langsung memperlihatkan pemandangan kota Seoul.

"Selamat pagi Seoul." Gumam Jimin lalu menarik nafas kuat-kuat.

Ahh akhirnya keinginan Jimin terwujud. Tinggal di Seoul bersama Abangnya.

"Bang Hoseok, baik banget ngasih gue kamar yang ini." Jimin tersenyum indah banget.

Jimin memilih mandi, bersiap-siap untuk keliling Seoul dengan Abangnya, sebelum dia akan mulai bersekolah besok.
.

30 menit Jimin habiskan untuk mandi dan berdandan, cukup lama. Tapi tak apa untuk tampilan yang sempurna.

"Pagi Bang Hoseok." sapa Jimin, saat dia melihat Hoseok sedang menonton tv.

Hoseok itu kakak kandung Jimin, beda setahun. Dia tinggal di Seoul sejak awal dia masuk Sekolah Menengah Atas. Dari kecil Jimin sama Hoseok tinggal di Busan sama Kakek dan Neneknya, karena orang tua mereka yang super duper sibuk dan gak mau anak-anaknya itu tumbuh tanpa pengawasan orang tua. Jadinya ya mereka dititip di Kakek dan Neneknya. Tapi mereka seneng kok, mereka masih bisa ngerasain kasih sayang dari orang tua mereka juga kakek dan neneknya malah double kan. Orang tuanya tidak pernah absen mensisihkan sedikit waktunya buat mereka jika sedang libur atau cuti mereka akan menghabiskan waktu bareng sama Jimin juga Hoseok.

Sebenarnya rumah orang tua mereka juga di Seoul, tapi Hoseok lebih milih tinggal di apartment dan tentu saja orang tuanya setuju-setuju aja. Apapun itu yang buat anaknya nyaman dan bahagia selama itu bukan hal negatif pasti diturutin. Kayak Jimin yang bilang pengen pindah ke Seoul dan tinggal bareng Hoseok. Diturutinkan.

"Udah siang Jim ini, Lo nya yang kebo."

"Ya maaf, capek tahu Bang."

"Iya iya, sana makan dulu. Ada nasi goreng tuh."

"Lo yang masak Bang?"

"Ya kagak lah. Mana bisa gue, gue beli tadi."

Jimin jalan ke arah meja makan. Dia bisa liat ada bungkusan di meja makan. Yang sudah dapat di tebak isinya apa.

"Bang, apartmentnya gede ya." Jimin ngomong di sela-sela waktu makannya.

"Huum." Jawab Hoseok seadanya, sekarang fokusnya lagi di hp.

"Lo gak capek bersihin sendiri?"

"Bukan gue yang bersihin, Mama udah nyewa orang buat bersih-bersih. Tapi kesini cuma pas pagi sama sore doang."

"Makannya?"

"Tinggal beli."

"Enak banget situ hidupnya."

"Makanya gue betah." Hoseok ketawa

"Kabar Kakek sama Nenek gimana?"

"Baik, tapi Kakek sama Nenek nanyain lo mulu Bang, lebih tepatnya nenek sih, katanya gini Cucu pertama gue durhaka banget, gak pernah nengokin kakek neneknya."

"Dih gak percaya gue nenek bilang gitu, Lo lebih-lebihin pasti." Jimin ketawa, hampir aja kesedak soalnya itu mulut masih penuh  sama makanan. Untung langsung di dorong pake minum.

"Sukurin, kesedak kan Lo."

"Ciih, iya nenek cuma kangen aja sama Lo, soalnya Lo udah jarang ke tempat nenek. Kemarin aja nih ya pas gue pamit nenek kayak mau nangis gitu tapi ditahan. Gue mau pergi jadinya gak tega liat nenek begitu."

Glek Glek Glek

"Tapi gue juga pengen ke Seoul, masa dari kecil gue di Busan mulu."

"Nah itu juga, kenapa gak tinggal di rumah aja, kenapa milih di apartment gue?"

"Di rumah sepi, Mama sama Papa juga jarang di rumah kan. Kalau disini kan enak ada Lo, gue kangen sama Lo Bang serius."

Hoseok jalan ke arah adeknya itu. Jimin yang mau berdiri buang bungkus makanannya ke tempat sampah jadi berdiri diam pas liat abangnya ada di depannya.

"Gue juga kangen sama elo, adek bantetku." Hoseok meluk Jimin kuat banget, Jimin mah nerima-nerima aja di peluk.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jimin sama Hoseok sudah selesai keliling kota Seoul, sekarang mereka lagi makan malem di salah satu restoran.

"Seneng banget lo kayaknya."

"Iya lah, Seoul secantik itu apalagi pas malem, bang besok ajakin keliling Seoul waktu malem ya."

"Gak sekarang aja mumpung masih diluar?"

"Gak ah, gue tuh sebenarnya masih capek bang. Besok udah mulai sekolah juga."

"Kok hari ini minta jalan-jalan, kan mending istirahat aja di apart." Hoseok mencubit pelan hidung adiknya. Gemes sendiri Hoseok tuh.

"Ya pengen jalan-jalan, tapi sekarang udah gak mau udah capek banget."

Sampai gak terasa makanan mereka sudah ludes, habis tak tersisa. Dan mereka mutusin buat langsung balik ke apart buat istirahat.

Besok adalah awal baru buat Jimin.

-Journal Of Love-

Gimana? Suka gak? Sarannya juga dong. Hehehe

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang