17

2.4K 309 3
                                    

Aku hanya diam berdiri saat Luffy sudah duduk di bawah pohon kelapa di Desa Cocoyashi. Pikiranku melayang saat tadi berpapasan dengan angkatan laut.

"Oh! Aku jadi punya ide Bagus!" kata Luffy, membuatku menoleh ke arahnya.

"Dokter! Dokter" pekik pria dengan kincir angin di kepalanya.

"Ada apa Gen-san?"

"Nojiko ditembak!"

Aku menajamkan indera pendengaranku  dan menatap ke arah suara tadi. Aku hanya dapat menatap Nami, Nojiko sudah terkapar di tanah setelah pria yang dipanggil Gen-san meletakkannya.

Aku pun berjalan mendekati mereka, mencoba berbaur tanpa membuat Nami sadar.

"Yo, Nami! Ada apa? Apa ada yang bisa ku bantu?"

Aku hanya bisa sweatdrop ketika Luffy menyapa Nami.

"Kau masih di sini!? Jangan campuri urusanku! Cepat pergi dari pulau ini!" teriak Nami sambil melempar Luffy.

Aku hanya bisa menatap kepergian Nami, dia sudah terlalu menderita.

"Kapten, kita harus membantunya bukan?" kataku sambil menjulurkan tanganku, membantunya berdiri.

"Tentu saja!" kata Luffy dengan cengiran di wajahnya.

Luffy pun kembali duduk di bawah phon tadi dan memanyunkan bibirnya.

"Apa masalahnya?" katanya, aku hanya bisa sweatdrop saat melihat reaksinya ini.

***

Aku menatap miris Nami yang menusuk tato kru bajak laut Arlong. Dia terlihat begitu menderita. Dadaku kembali sesak.

Aku tersenyum saat Luffy menahan tangan Nami yang akan menusuk kembali lambang itu.

"Luffy.. " panggil lemah Nami.

"Apa yang kau tau? Kau tidak tau apa-apa. Kau tidak tau apa yang telah terjadi selama delapan tahun di pulau ini" sambung Nami.

"Ya aku tidak tau" jawab Luffy.

"Ini bukanlah urusanmu! Bukankah sudah ku bilang untuk pergi dari tempat ini!?"

"Ya, kau sudah bilang"

"Pergi kau! Pergi! Pergi! Pergi! Pergi!Pergi!" kata Nami.

Aku hanya bisa menahan rasa sesak yang mulai hinggap di dadaku. Air mataku sudah berada di pelupuk, aku tak bisa melihat Nami yang begitu menderita.

"Luffy, tolong aku" kata Nami sambil menatap Luffy.

Aku tersentak saat melihat wajah Nami yang begitu menderita dan ditambah dengan air mata.

Luffy memakaikan topi jeraminya ke kepala Nami dan berjalan menjauh.

"AKU AKAN MENOLONGMU!" Teriak Luffy

Dia pun berjalan menjauhi aku dan Nami. Tak jauh dari kami sudah ada Ussop, Sanji dan Zoro.

"Ayo pergi!" kata Luffy

"Yo!" jawab ketiganya.

Aku tersenyum kecil dan mengeluarkan perban yang ku bawa dari kapal. Membaluti luka Nami.

"Nah selesai!" kataku.

"Arigatou.. " jawabnya lemah.

"Hey! Kau itu Nami! Nami tidak lemah, kau tau!?" kataku sambil berdiri dan tersenyum ke arahnya.

"Orlyn.."

"Saa, Nami. Sebenarnya aku sudah mengatakannya pada Zoro, tapi aku tau si bodoh itu tak akan melakukannya" kataku sambil membuang napasku.

One Piece Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang