1 | Teman Lisa

540 62 10
                                    

Siang ini sepertinya akan menjadi tidur terbaikku selama tiga tahun belakangan. Angin sepoi-sepoi dan dedaunan yang rindang dari sebuah pohon besar di belakang sekolah membuatku merasa sangat mengantuk hingga sebuah suara yang sudah tak asing lagi memanggil namaku. Oke, kali ini tidur terbaikku sepertinya akan kembali gagal.

"Taee.. Tae...!"

"Oh ayolah Lisa, biarkan aku tidur sebentar saja." Keluhku dengan mata yang masih tertutup.

"Gawat, Tae! Ini urgent!"

Dengan malas aku membuka kedua mataku.

"Yaa.. yaaa.. setiap urusanmu memang selalu urgent. Ada apa, hm?"

"Ayahkuu.. dia selingkuh! tapi aku masih belum yakin. Ayo kita cari tahu!"

"Hah?!"

Dengan malas aku pun kembali menutup mataku.

"Tae.. aku serius! Sumpah, semalam aku melihatnya sedang berbicara dengan seorang wanita di telpon. Aku mendengar Ayahku akan bertemu dengannya sore ini!" Ucapnya dengan wajah yang sangat berambisi namun matanya berkaca-kaca.

"Mungkin wanita itu pegawai di kantornya, Lisa."

"Tidak mungkin! Tak pernah aku melihat Ayahku berbicara dengan nada yang seduktif sebelumnya. Ayolah Tae.."

Tangannya mulai memegang lenganku dan mengguncangkan tubuhku.

"Hmm.. no! aku mau tidur.."

Tak kehabisan akal, gadis itu sepertinya akan mengeluarkan senjata terakhirnya. Aku yakin sekali!

"Mmmm.. Taehyung oppa.. ayo bantu akuu.. Ayolahh.." ucapnya dengan aegyo yang super menyebalkan itu.

"Tidak..!"

"Oppaa... oppaaa... nanti kutraktir makan deh.. yaaa plisss.."

Oke, sepertinya aku memang tak bisa menolak serangan aegyo-nya. Dia terlalu imut untuk melakukan itu!

"Hahh... baiklah, ayo.."

Dengan semangat gadis itu membantuku bangun, memegang lenganku dan segera mengajakku berlari.

Entah sudah berapa kali aku menuruti kemauannya yang tiada henti. Aku tak pernah bisa menolak, terlebih jika ia memberikan tatapan memohon padaku sambil melakukan aegyo sialannya itu.

•••

Kami sudah berteman sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Semua bermula sejak Lisa pindah ke Daegu, kota kelahiranku. Waktu itu ia menjadi murid baru di sekolahku. Setiap anak yang melihatnya selalu terpana, tak terkecuali diriku. Untuk ukuran Anak umur 14 tahun, Lisa memang sungguh menawan di mata kami semua. Mungkin karena ia keturunan Korea Thailand?

Saat itu semua orang sering memperhatikannya. Walaupun ia populer, tak ada satu orang pun yang ingin menjadi temannya, yah kecuali para murid laki-laki yang setiap hari mengganggu telingaku karena mulut berbisa mereka yang menggoda Lisa dengan rayuan receh. Sungguh, aku benci sekali mereka!

Karena hal ini pula, hampir seluruh anak perempuan sangat iri padanya. Walaupun diasingkan, gadis itu tetap aktif dalam setiap kegiatan sekolah.

Sebagai siswa yang terkenal sangat santai di sekolah, aku hanya acuh tak acuh dengan keberadaan Lisa waktu itu. Sebagian besar hal yang kulakukan di sekolah hanyalah tidur. Hingga suatu hari, wali kelas memanggilku dan memaksaku untuk mengikuti bimbingan mata pelajaran matematika karena nilaiku tak memenuhi syarat kenaikan kelas. Akhirnya, dengan terpaksa aku pun melakukannya.

Sore hari, ketika seluruh anak pulang ke rumah masing-masing, aku dengan malas mengikuti bimbingan matematika dengan wali kelasku. Selama belajar, aku merasa tetap tak banyak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh wali kelasku. Entahlah, aku hanya merasa aku tak memerlukan matematika dalam hidupku. Akhirnya, karena aku merasa bosan, aku pun berbohong pada wali kelasku untuk izin ke toilet.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang