174 18 3
                                    

╔═.✵.══════════╗
Destiny.
╚══════════.✵.═╝

"Kenapa kau terus berputar-putar di sekitarnya? Saat aku terus berputar di sekitarmu seperti bulan."

‹ September, 20xx ›

Panas. Satu kata yang bisa menggambarkan suasana saat ini, tidak hanya panas di daerah badan, tapi di daerah hatipun terasa panas.

"Panas!" teriak seorang pria ditengah lapangan, sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Pria itu melirik sinis, ke arah dua orang yang sejak tadi mengobrol sambil membawa buku.

"Ayolah, ini benar-benar panas. Kapan ini berakhir?" tanyanya gusar.

Yumeno Gentaro, teman sekelas sekaligus teman sebangku Ichiro hanya bisa memutar kedua bola matanya.

"Kau ini panas karena terpaan sinar matahari, atau panas karena hal lain?" tanya Gentaro sarkas, tentu dengan senyum sinisnya.

Ichiro hanya melotot dan membuang muka, "Menyebalkan."

"Hahaha aku tepat sasaran ya?" kata Gentaro sambil melirik dua orang yang salah satunya ia kenal sebagai kekasih temannya ini.

"Bajingan." Ucapnya pelan.

"Aku mendengarmu mengucapkan kata umpatan Gentaro!" teriak Ichiro dari jauh.

"Sampai kapan kau terus membelanya hah? dia itu terlihat tidak peduli denganmu."

Gentaro jengah dengan teman dekatnya itu, "Memiliki, tapi terasa tidak memiliki." Lanjut Gentaro.

Membuat Ichiro diam seribu bahasa, dia tidak bisa membalas perkataan Gentaro karena memang bener adanya.

"Aku tak bisa mengambil langkah lebih dekat denganmu, kamupun mengerti apa yang kurasakan."

Kata Ichiro pada dirinya sendiri, Gentaro hanya diam mendengar hal itu karena ia mengerti alasan mengapa Ichiro tak bisa mendekati kekasihnya.

Ichiro menundukkan kepalanya dan mengepalkan kedua tangannya. "Bodoh."

.

.

.

Setelah berganti baju Ichiro dan Gentaro memutuskan untuk pergi ke kantin.

Ada beberapa monyet yang datang dan memanjat pohon mangga untuk mengambil buahnya, Ichiro yang melihat itu langsung tertawa-tawa.

Memang di samping sekolah mereka adalah hutan-hutan, dan di dalamnya berisikan monyet-monyet yang terkadang datang ke sekolah saat sekolah sudah sepi.

Namun, secara mengejutkan monyet-monyet itu muncul saat masih jam sekolah. Tidak biasa, tapi itu menjadi hiburan tersendiri untuk murid-murid lainnya.

Salah satunya adalah Gentaro dan Ichiro, tentu Ichiro memanfaatkan situasi itu untuk mengejek atau meleparkan lelucon kepada Gentaro.

“Genta liat kembaran kamu di atas pohon hahaha.” Ungkapnya sambil terus tertawa, Gentaro hanya menatap jengah.

“Berisik,” katanya jutek.

“Gentaro enggak boleh gitu, itu kembaran kamu, itu—”

Gentaro yang sadar Ichiro berhenti berbicara, langsung melirik ke arahnya. Ichiro berjalan sambil terpaku melihat sesuatu, “Hahaha,”

Tawanya terdengar seperti menyayat hati yang mendengarnya, mata Ichiro kosong dengan raut wajah kecewa.

Gentaro mengepalkan kedua tangannya, giginya bergeletuk karena amarah yang tiba-tiba datang.

“Bajingan!”


.

.

.

Haloo~ aku baru masuk ke fandom ini dan iseng-iseng berhadiah bikin cerita XD. Mencari asupan yang sudah habis, akhirnya bikin sendiri kkk~ Jika masih OOC dan banyak typo mohon dimaklumi~

Terima kasih sudah membaca dan datang kemari~^^

Note ; aku disini sengaja bikin Gentaro jadi jutek wkwk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silent, Dark, Broken? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang