"Aku juga mencintaimu, entah lah ada beberapa hal yang tak bisa aku lupakan". Tampak segurat kesedihan namun enggan di perlihat kan
"Apa itu Viy?" Kini Evan memandang gadis di samping nya, terlihat jelas banyak sekali perbedaan dari gadis itu. Gadis yang sering tampil ceria tanpa beban kini tampak murung, Evan menyadarinya keputusan yang dia ambil ternyata membuat gadis kesayangan nya bersedih.
"Emh,, bukan kah kau akan mengajak ku jalan-jalan keliling kota kelahiranmu? Oh ayolah aku tak sabar !! Ini kan hari terakhir ku disini" Iviy yang sadar akan hal dia pun mengalihkan pembicaraan nya dia tak mau membuat orang yang dia cinta tampak bersalah, biarkan semuanya berlalu seiring jarak dan waktu. Iviy percaya itu
Aku yakin akan baik-baik saja, come on Iviy kamu bisa
GumamnyaEvan tak menolak saat Iviy menggenggam jemarinya seakan menuntun dia tuk berjalan lebih cepat agar beriringan, Evan hanya ingin membuat gadis nya ceria kembali,mesti dia tau di dalam hati gadis itu terdapat pecahan yang di sebabkan olehnya, Evan hanya ingin membuat kenangan manis untuk gadis itu...
Tak terasa waktu menujukan pukul 18:00 senja cukup indah di pandang dari taman yang mulai sepi pengunjung,dua sejoli nampak duduk di bangku di bawah pohon rindang
"Hufftt..." Iviy menghela nafas, ternyata seharian keliling kota membuat kakinya pegal ingin rasanya dia istrirahat sejenak
"Tinggalah disini,kumohon" Evan memulai pembicaraan seraya menggenggam tangan mungil milik Iviy, dari wajahnya tampak memelas meyakinkan seseorang yang di ajak bicaranya
"Itu tak mungkin terjadi van,sebentar lagi kita akan berbeda,dulu kita adalah sejoli yang tak saling mengenal maka wajarlah jika esok pun kita tak akan saling mengenal" Iviy memberikan senyum kecut, entah lah di hatinya ada sedikit goresan dan itu rasanya sakit saat dia berucap seperti itu, ingin rasa nya dia menangis sejadi-jadinya namun itu tak akan membuat semuanya bebalik seperti dulu, seperti ucapan yang dulu Evan bilang saat pertama kali menjalin hubungan...
...
Tiga tahun yang lalu...
"Aku mencintai mu !! Apa kah kau mau menemaniku hari ini esok dan waktu yang akan datang?" Suara gemuruh orang yang menyaksikan tampak riuh"Terima,,,"
"Terima aja ""
"Uhh sosweet andaikan dia lelaki ku""
"Aku ngiri pada gadis itu""Beberapa orang mengucapkan itu, bagaimana tidak seheboh ini, Lelaki yang berparas tampan,tinggi, dan tatapan yang sulit di artikan tampak sedang bertekuk lutut dengan segenggam bunga dan cincin di tangan nya di Alun-alun kota di hari ulang tahun sang gadis.
Yah dia adalah Evan lelaki asal kota semarang yang mengadu nasib di Ibu kota.
Perawakan yang tinggi, badan semampai, kulit putih dan bersih, wajah oriental cina dan jawa, sedang menjatuhkan hati pada gadis bernama Iviy, gadis sederhana yang sama-sama mencari kesuksesan disana"Ya aku mau !!" Tampak malu-malu Iviy menjawab nya
Evan berdiri memeluk gadis yang dia sayangi sejak lama sekaligus memasukan cincin di jari manis milik Iviy. Tampak pas, sederhana namun sangat elegant..Suara riuh dari orang-orang yang menyaksikan kebahagiaan mereka
"Aku tak akan meninggalkan mu,apapun yang terjadi tetap lah bersama ku,bejanjilah itu" ucap Evan setelah mencium kening Iviy. pipi Iviy tampak memerah, merasakan di hatinya ada ribuan kupu-kupu yang ingin berterbangan menyaksikan kebahagiaan nya
....
Perkataan Evan terngiang-ngiang saat itu pun,membuat hati Iviy tampak sedikit kacau"Antarkan aku pulang ke hotel" sambung Iviy
"Baik lah, percaya lah viy,aku masih tetap mencintai mu" Evan berujar untuk meyakinkan kedua kalinya
"Bukalah sedikit rasa untuk gadis itu van,aku yakin suatu hari nanti kau juga akan terbiasa untuk itu" Iviy sedikit menunduk tak terasa buliran air matanya jatuh, tadi siang dia tampak bahagia. Bagaimana tidak seharian ini dia menghabiskan waktu bersama orang yang di cintai, namun itu juga menjadi pertanda akhir dari kisah mereka.
...
Iviy memandang jendela besar kamar hotel yang dia tempat selama seminggu, waktu berjalan sangat cepar, Iviy sekilas memandang jam di hp nya yang menunjukan pukul 03:30 pagi. Iviy memutuskan pulang hari ini,rasanya memang berat untuk meninggalkan tempat ini,mesti hanya seminggu rasanya kenangan cukup memenuhi pikiran dan hati Iviy.Tak ada niat untuk berpamitan dan menatap terakhir kali nya wajah seseorang yang dia cintai, rasanya berat jika harus memandang nya kembali. Tak terasa bulir air mata jatuh membasahi wajah Iviy, sesekali Iviy menyekat nya kasar.
Aku tak boleh lemah, Iviy menguatkan perasaan nya
"Permisi bak"
"Ada yang bisa saya bantu?" Ucap resepcionis seraya memberikan senyuman
"Berapa semuanya? Saya ingin cek out?"
"Maaf mbak,semua biaya sudah ada membayar bahkan jika mbak cek out sekarang masih ada sisa dari pembayar nya" recepcionis menjawab
"Apa itu lelaki?" Iviy yakin orang yang membayar nya adalah Evan,makin berat saja rasanya tuk meninggalkan kota ini
"Iyah benar"
"Yasudah saya tetap akan cek out, untuk sisa pembayaran nya buat mbak saja, saya nitip surat ini, jika lelaki itu datang kembali tolong berikan ini, tapi jika tidak datang, tolong kirim kealamat ini" Iviy menyodorkan secarik kertas.
Iviy beranjak pergi keputusan nya sudah bulat, dia harus terbiasa mulai esok tanpa kehadiran nya lagi
Semoga berbahagia van,maaf aku tak bisa menghadiri pernikahan mu,karena itu sangat menyakitkan untuk ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear my Dear
Teen FictionJangan sampai kau jatuhkan hati kepada orang yang salah untuk kedua kalinya