Date02

5 0 0
                                    

..
Alarm di handphone terus berbunyi namun sang pemilik kamar tetap lah terlelap ada segurat kegelisahan di tidur nya,tampak nya dia sedang bermimpi buruk,bulir-bulir keringat membasahi pipinya

"Ini anak udah siang gak bangun-bangun" Ibu-ibu paruh baya itu membuka tirai menampakan secercah cahaya matahari di pagi hari..

"Iviyyy..." Evan terhenyak dari tidurnya,dia bermimpi buruk tentang gadis itu, ya dalam mimpi nya Evan melihat Iviy meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya, Evan memijit pelipis nya tanpa menyadari sosok Ibunya menyaksikan anak nya yang baru saja bangun dan menyebutkan nama gadis itu kembali.

Ya wanita paruh baya yang tetap cantik di usia setengah abad itu adalah Ibunya Evan,dia bernama Margaret. Margaret hanya mempunyai anak laki-laki satu-satunya yaitu Evan, Ayah Evan sudah meninggal saat Evan duduk di bangku SMA,Margaret membesarkan Evan sendirian kala itu tak heran jika Evan akan menurut kemauan sang Ibu apapun itu, mesti sesekali bertentangan dengan pemikiran nya. Seperti saat ini Evan mengiyakan perjodohan Margaret dengan teman lama nya mesti jauh di lubuk hati Evan jelas menolak,namun dia tak berani untuk berbicara,Evan percaya apapun itu pasti yang terbaik.

Margaret mendekati anak nya dan duduk disamping ranjang milik Evan

"Apa kau barusan memimpikannya nak?" Ya Margaret sangat lah kenal dengan Iviy, bagaimana tidak gadis itu selama tiga tahun ini sering sekali mengunjunginya bersama Evan, entah itu untuk berlibur atau hanya menghabiskan waktu disaat mereka istirahat dari pekerjaan nya.

"Jam berapa bu sekarang?" Evan yang sudah memyadari kehadiran Ibunya kinih

"Sudah jam 07:30 sayang, bangun lah di bawah kita akan makan" ucap Margaret seraya mengusap rambut Evan yang tampak kusut

Evan terhenyak tak kala melihat jam di handphone nya, ya benar apa yang di ucap Ibunya. Dia kini beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia teringat akan mimpinya tentang Iviy, ingin rasanya hari ini dia menemuinya,entah lah pikiran Evan hari ini rasanya di penuhi oleh Iviy,

Apa yang terjadi padamu viy? Aku rindu hari ini.

Setelah selesai Evan hendak turun dari tangga kamatnya,namun tiba-tiba

"Sayang mau kemana?, mari makan dulu?" Margaret tampak dari dapur sedang menyiapkan sarapan pagi ini.

Ada yang sedikit beda,sarapan di meja pagi ini tampak penuh, mungkin saja Margaret ingin memanjakan putra sulung kesayangan nya. Evan menghapiri Ibunya dan mencium pipi Ibu kesayangan nya

"Maafkan aku bu, aku tak bisa sarapan,ada hal penting yang harus aku selesaikan"Evan berlalu meninggalkan Margaret yang tampak dari ujung pandangan Evan sedang bersedih.

Sebenarnya Evan tak tega, namun kali ini dia akan sedikit egois,bukan kah selama ini dia selalu menuruti kemauan Ibunya

....
Tok..tok..tok..

"Iviy bukalah ini aku evan" ..
"Iviy apa kau ada di dalam??"

Beberapa kali Evan mengetuk pintu kamar hotel yang di tempati Iviy, namun tetap saja tak ada jawaban. Evan mulai khawatir tak biasanya seperti ini..

"Ayolah viy,angkat telpon nya" tersirat dari wajah nya Evan tampak gelisah

Evan segera berlali ke resepcionis untuk menanyakan hal ini,sepertinya ada yang terjadi ..

"Permisi bak, kamar 302 apakah penghuninya sudah keluar?"

"Iyah mas,tadi sekitar pukul 03:30 dia sudah cek out !! Dan ini dia menitipkan surat untuk mas,dia bilang dia ada urusan" Ucap pelayan hotel seraya memberika surat yang semalam Iviy titipkan.

Evan tak menjawab dia hanya mengambil surat tersebut kemudia berlari keparkiran dan menaiki motor yang dia pakai, berharap jika Iviy masih berada di terminal

Maaf kan aku Iviy,belum sempat aku berjuang,kini dirimu sudah berlalu..

Sesekali terngiang mimpi semalam, Evan melaju kencang di jalan yang cukup sepi hari ini,mungkin para pegaiwai sudah sampai di tujuan mereka

..
Evan terus mencari dari satu bis ke bis lain nya namun nihil tak di temukan sosok gadis yang dia cari, sesekali Evan mengacak rambut nya,tampak sekali kacau di wajah nya..
Evan merasa cape,akhirnya duduk di bawah pohon, Evan teringat sepucuk surat yang di titipkan Iviy ke pelayan hotel

...
Dear Evan
Maaf jika hari ini aku pamit tampa memberitahumu, salam untuk ibu katakan kepadanya aku minta maaf karena tak sempat pamit,salam untuk istri mu:)
Seminggu ini aku cukup bahagia,bisa menghabiskan waktu bersama mu,banyak sekali kenangan itu,bahkan bisa saja memenuhi hati ku, maaf selama bersama ku kau tak bahagia:) kau tau aku masih tetap mencintaimu, mungkin inilah alasan ku untuk tidak berpamitan padamu,karena aku tak ingin melihat wajah mu,yang semakin aku memandang nya semakin pula aku menaruh harapan. Aku juga tak siap jika harus menghadiri pernikahan mu rasanya itu benar-benar menyakitkan
Iviy rosaline:)

..
Tak terasa bulir air mata jatuh,apakah ini yang namanya cinta,dulu aku hanya memainkan semua perasaan tapi setelah mengenalmu rasanya ada yang berbeda dan kini kau meninggalkan ku itu sangat sakit,hampa dan hambar kini menyelimutiku

Dear my DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang