2. the meet up

445 57 11
                                    

A/n: hai semuanya... makasih buat yang sudah baca cerita aku dan vote. Ga nyangka banyak yang suka padahal ini aku pertama kalinya bikin fanfic thailand gitu 😭😭

****

Joong duduk di cafe dengan tidak sabar. Ia mendudukkan dirinya di meja dekat jendela dalam cafe yang berada di depan gerbang utama kampus. Cafenya lumayan besar dan banyak dipenuhi anak-anak kampus untuk mengerjakan tugas atau pun sekadar nongkrong. Cafenya memiliki desain yang nyaman dengan dominasi warna cokelat, perkakas kayu, dan tanaman hijau. Lampu-lampu cafe sudah dinyalakan dengan nuansa warm and cozy karena berwarna kuning hangat.

Sudah pukul lima lebih lima belas menit, tapi kakak pembimbing yang janjian dengannya belum juga muncul. Joong mengernyitkan dahinya. Rasa kesalnya perlahan mulai naik. Sudah judes, tapi telatan juga kalau diajak janjian? Joong benar-benar tidak habis pikir. Saat ia sudah meraih ponselnya untuk menghubungi kakak pembimbing yang belum juga muncul, pintu cafe berdenting. Dari pintu masuk tersebut, muncul seorang pemuda yang tampak familier bagi Joong.

Pemuda tersebut tidak terlalu tinggi, mungkin kira-kira hanya sebahunya Joong. Badannya lumayan mungil dengan wajah bersih yang bersemu merah di bagian pipi. Rambutnya terlihat rapi belah samping. Kalau dilihat-lihat sih mirip anak SMA tapi kok sudah berani banget pakai piercing? Joong semakin curiga ketika pemuda itu berjalan ke arah mejanya.

"Apa lu liat-liat?!" Kata pemuda itu ketika Joong tidak berhenti menatapnya.

Buset dah, galak amat. Dari tingkah lakunya saja Joong sudah bisa menyimpulkan kalau pemuda tersebut adalah Bang Nine, kakak pembimbingnya.

 Dari tingkah lakunya saja Joong sudah bisa menyimpulkan kalau pemuda tersebut adalah Bang Nine, kakak pembimbingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nine lantas duduk di hadapan Joong. Mukanya jutek dengan alis mengkerut-kelihatan sekali tidak sukanya. Sebelah alis Joong naik, apa-apaan sih ini kakak pembimbing? Lagian kan bukan salah Joong kalau di kampus ada sistem kakak pembimbing gitu? Dan bukan salah Joong juga kalau nomor mahasiswa mereka samaan.

"Jutek amat sih, Bang," kata Joong.

"Bodo amat."

Hmm, benar-benar, ya. Sepertinya Joong memang harus ekstra sabar menghadapi Nine yang sikapnya ketus begitu.

"Kok telat, Bang?" Joong mencoba membuka pembicaraan lagi. "Kelasnya selesainya ngaret apa gimana?"

"Bukan urusan lu."

Astaga, sumpah ini Joong pengen nampol beneran, ya.

Joong menghela napas. Tidak ada gunanya juga ia emosi karena Nine justru akan semakin galak padanya. Pemudia berusia 18 tahun tersebut lantas memanggil pelayan untuk memesan minum. Ia sudah bertanya kepada Nine ingin pesan apa, tapi kakak tingkatnya itu hanya menjawab terserah. Mengendikkan bahu, Joong lalu melihat menu dan jiwa isengnya muncul. Ia memesan strawberry shortcake dan pink drink untuk Nine, serta americano untuk dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not gonna lie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang