PART 4

5 2 0
                                    

Cia terdiam lalu tertawa paksa. “Oh hehe”

“Maaf ya kak bukannya gue mau modus sama lo. Niat gue disini murni buat jadi anggota basket yang  handal.”

Cie lagi-lagi tersenyum paksa, “Iya gapapa kok. Lagian gue Cuma becanda barusan.”

Karena merasa suasana sudah mulai canggung Cia segera berdiri.

“Eh mau kemana kak?” Bingung Biel

“Mau ke Mahen tuh di tengah lapangan,” Cia menunjuk Mahen yang berjalan dengan santainya di tengah lapangan basket. “Udah ya gue duluan dahhh” Cia mulai menuruni tangga yang ada.

Saat hampir sampai di bawah, Cia membalikan badannya kembali. “Emm Biel” Panggil Cia dengan suara yang cukup keras karena jarak mereka yang lumayan jauh.

Biel mengernyitkan alisnya namun tak urung dia menjawab, “Ya kak?”

“Semangat tesnya ya! Gue yakin lo bisa lolos.” Cia segera berbalik dan langsung berlari ke arah Mahen. Biel hanya sempat tersenyum kikuk karena bingung mau menjawab apa.

Sementara di tengah lapangan Mahen heran dengan kedatangan Cia yang terburu-buru.

“Ada apa Ci?”

“Goblok banget lo Mahenn!!!” Cia memukul lengan Mahen berulang-ulang saking gregetnya

“Wei... Lo kenapa sih? Dateng dateng main pukul aja,” Protes Mahen

“Lo bego sih,” Jawab Cia dengan emosi.

“Ya coba jelasin dimana letak kebegoan gue sampe ngebuat lo emosi gini.”

“Tau ah. Mending gue jaga absen di depan aja,” Cia melenggang pergi.


Tes masuk klub basket hari itu berjalan dengan lancar. Siapa sangka Abiel yang katanya goblok dalam permainan basket justru orang pertama yang diterima di klub. Saat hampir tengah hari kegiatan tes baru selesai.

Saat ini hanya tinggal Cia yang berjongkok di depan pagar sekolah karena ayahnya sejak tadi tak menjawab palinggannya. Tapi hal itu tak berlangsung lama karena ada seseorang yang baru keluar dari dalam sekolah dan berhenti di depannya.

“Eh kak Cia belum pulang?” Sapa Biel menghentikan laju motornya

“Belum,” Jawab Cia singkat

“Yuk gue anterin pulang?” Ajak Biel

“Nggak ah. Gamau ngerepotin”

“Ga ngerepotin kok kak. Sekali kali kan gue jadi orang baik yang ga pernah nyolotin lo mulu,”

“Emang rumah lo ke arah mana?”

“Ini tinggal lurus aja”

“Yee kita beda arah geblek. Ntar lo muter dong”

“Gapapa kok. Udah yuk naik”

“Tapi kan....” Cia masih ragu

“Udah ayok buruan. Sulit banget ngajakin lo pulang, kaya ngajak nikah aja”

“Ngawur banget omongan lo,” Jawab Cia yang mulai menaiki sepeda motor matic Biel.

“Sekarang rumah lo ke arah mana?”

“Lo tinggal belok kanan terus lurus ada pertigaan belok kanan lagi selesai”

“Loh kok kaya jalan kerumahnya Fatah,”

“Iyaa kali. Udah ah cepetan gue capek pengen buru buru tidur”

Kemudian tak ada percakapan lagi sampai sepeda matic berwarna putih itu sampai di depan rumah Cia

“Thankyou ya Biel, ternyata lo bisa juga jadi adik kelas yang baik,” Ujar Cia

“Hehe Iya kak sama sama,”

“Udah sana pulang. Kenapa belum jalan? Mau mampir?”

“Enggak kok. Gue Cuma....” Biel sepertinya ragu mengungkapkan keinginannya

“Cuma apa? Mau numpang pipis? Atau mau numpang boker?”

“Ehhh enggak. Aduhhh kak Cia mahh. Gue Cuma mau minta kontak lo boleh nggak?” Biel bertanya ragu ragu

“Buat apa? Bukannya lo udah punya pacar?”

Tbc🐱

Adik KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang