Prolog

414 46 4
                                    

"Kak, maafーahhh!"

Hwang Hyunjin; 19 tahun; sudah benar-benar tidak betah. Di hadapannya, si adik seperti kucing. Napasnya berburu, dadanya naik-turun. Wajahnya benar-benar memerah. Tangannya terikat di belakang, kain hitam menutupi matanya.

Hyunjin mendeguk lidahnya.

Aduh, sialan.

Tampaknya dia harus berterimakasih kepada si kakak kelas di tempat berkumpulnyaーBang Chanーyang sudah menularinya untuk menonton video dewasa. Hyunjin merasa sangat berpengalaman, mengingat padahal ia sama sekali belum pernah melakukannya...

dengan laki-laki.

"H-hyung... k-kenapa tubuh Jeongin panas sekali... hiks..." lelaki itu yang semula berkaca-kaca matanya mulai menitikkan air matanya; merembes pada kain hitam yang mengelilingi matanya. Bibir merahnya terbuka, menceracau memohon.

Jeongin merasa begitu panas. Keringatnya bercucuran di pelipisnya. Penisnya terasa panas sekali, tidak nyaman, sepeti butuh sentuhan. Hyunjin dapat melihat si adik yang mulai menggeliatーmenjatuhkan tubuhnya ke samping dan menghapit selimut yanga ada di atas kasur, menggesek-gesekkan miliknya di sana.

 Hyunjin dapat melihat si adik yang mulai menggeliatーmenjatuhkan tubuhnya ke samping dan menghapit selimut yanga ada di atas kasur, menggesek-gesekkan miliknya di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eits, hyung tidak bilang kau boleh begitu," Hyunjin berkata dengan nada penuh penekanannya. Ia menarik selimut dari selangkangan si adik. Pemuda itu menggigit bawah bibirnya, menggesekkan kedua pahanya tidak nyaman.

"Hyung~ hhh, p-penis Jeongin tidak enak sekali rasanyaー! T-tolong lepasin Jeongin, hhh..."

Hyunjin tersenyum tenang. Aish, junior adiknya sudah mulai terangsang, ya? Si hyung melepaskan kain hitam yang menutupi adiknya. Mata berairnya jelas menatapnya dengan tatapan pasrah.

Jalang.

Seperti ibunya, pikir Hyunjin.

"Siapa suruh memberantakkan koleksi komik hyung, hn?" Hyunjin mengelus surai arang adiknya dengan lembut, menatap si adik dengan senyuman lembut dan tatapan kejamnyaーsungguh dua hal yang tidak sinkron. Namun, Jeongin tahu kakaknya sedang marah. Nada bicaranya mengalir begitu dalam dan mengancam.

"M-maafin Jeongin, kak... hiks..."

"Sekarang kau menyesal, hm?" Hyunjin mengelus pipi si adik, mencakup pipinyaーmembuatnya menatap lurus matanya. Jeongin buru-buru mengangguk.

"Apa yang kau inginkan sekarang? Membuat hyung menyentuhmu, hah?" Hyunjin tertawa (kejam). Tangannya perlahan menyentuh kearah adik kecil milik Jeongin yang masih terbungkus celana lengkapーtetapi sudah terangsang dan cukup basah karena obat yang diberikannya tadi.

"A-ahhh..." Jeongin memejamkan matanya. Ia merasa geli dan nikmat dengan pijatan dari tangan si kakak di saat yang bersamaan.

Hyunjin mendeguk ludahnya, lagi.

Ah, wajah Jeongin yang terangsang membuat dia menggeratakkan giginya. Kalbunya masih memberontak, mengatakan kalau dia straight dan hanya ingin mempermalukan adiknya saja.

Namun, apa ini?

Kalau beginiーdia mana tahan!

"Hei, Jeongin."

Jeongin membuka matanya, menatap si kakak lurusーyang sekarang sedang membuka hoodienya sendiri. Tubuh si kakak yang tegap dan atletis terlihat. Hyunjin memasang seringai di wajahnya.

"Hyung akan menyentuhmu lebih, oke?"

Jeongin tidak mengerti sepenuhnya apa yang dimaksud si kakak. Namun, dia memang butuh sentuhanーapapun bentuknya, secepatnya.

"Berjanjilah untuk menjaga suaramu, you little slut."

.

.

.

Lanjut tidaaa?

Little Brother 《Hyunjeong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang