Part 1

455 70 8
                                    

     Seorang perempuan nampak berlari dibawah derasnya hujan, air mata yang nampak turun tak kalah deras seperti derasnya hujan yang turun sore itu, dengan badan basah kuyup dan mata merah karena tak henti-hentinya dia menangis, perempuan itu berjalan memasuki ruangan dimana ada seorang laki-laki yang terbujur lemah dengan berbagai alat terpasang di tubuhnya.

"tut...tut...tut...tut" suara monitor itu terdengar seperti ancaman bagi Yuki nama perempuan itu.

" Yuki.... " ucap seorang perempuan separuh baya

" tante....gimana keadaan Adi tante? " isak Yuki

" sayang... " sontak perempuan paruh baya tersebut memeluk Yuki sambil terisak.

" temui dia nak " ucap tante Eva

" iya tante " ucap Yuki sambil berjalan mendekati laki-laki yang lemah karena penyakit kanker darah yang menimpanya setahun belakangan ini.

Adi adalah seorang laki-laki yang terkenal di sekolahnya, setahun kebelakang awal pertemuan Adi dan Yuki ketika masa orientasi. Yuki siswi baru tahun itu sementara Adi adalah kakak kelas 1 tahun dari Yuki dan dia adalah osis. Awal bertemu mereka sudah saling suka dan tidak lama mereka menjalin hubungan dan hubungan merekapun langgeng hingga 1 tahun lebih. namun nasib naas harus menimpa Adi, Adi di Vonis kanker darah stadium 4 dengan sangat tiba-tiba. Dan itu merupakan pukulan berat untuk keluarganya dan juga Yuki. Berbagai therapy dan pengobatan sudah Adi lakukan itupun Yuki temani termasuk berobat ke luar Negri. Yuki selalu menemani kemanapun Adipati berobat, Yuki ingin selalu memberi suport untuk kekasihnya sembuh dan sehat seperti semula, namun apa daya takdir berkata lain.

" hai saa..yang " ucap Adi lemah. Yuki tersenyum sambil menahan tangis. Bagaimana tidak setahun yang lalu Adi nampak segar dan sehat sementara sekarang wajah kekasihnya ini nampak keriput, tubuhnya kering, rambutnya tipis. Yuki sulit menahan air matanya, air matanyapun menetes terus menerus

" heiii... jangan lakukan itu sayang, jangan menagis dihadapanku, aku akan sangat berat jika kamu seperti ini " ucap Adi susah payah

" kenapa badanmu basah kuyup? kamu bisa sakit sayang " ucap Adi sambil berusaha meraih tangan Yuki. Sementara Yuki terus menerus menangis.

" aku ingin memelukmu " isak Yuki

" tentu saja sayang, itu yang aku inginkan, tapi aku mohon jangan menangis Yuki, biarkan aku pergi membawa senyummu yang indah " ucap Adi tersenyum getir. Tangisan Yuki pecah, Yuki sulit menahan air matanya

" peluk aku sayang " pinta Adi. Tanpa basa-basi Yuki memeluk Adi erat, sangat erat.

"Yuki... " panggil Adi pelan

" hmmmmhh " Jawab Yuki masih memeluk Adi terisak

" I LOVE YOU " bisiknya pelan
Hingga tidak lama terdengar suara monitor

" tuuuuuuuuuuuuuuuuttt " dan pelukan tangan Adi ditubuh Yukipun melonggar. Tante Eva terdengar berteriak memanggil nama Adi, sementara om Anto ayahnya Adi nampak memanggil manggil dokter. Tangisan Yukipun pecah. Tubuh Adi ia peluk erat seperti tak mau dilepas

" Yuki.... " tante Eva nampak menarik Yuki ketika dokter akan memeriksa Adi

" tante, Adi..... " isak Yuki memeluk tante Eva mereka saling menguatkan.

Hari itu Yuki nampak sangat murung, matanya masih sangat sembab teman-temannya bergantian mengucapkan turut berduka cita atas kepergian sang pujaan hati, yang dimana tiap saat mereka selalu kompak bersama.

" Yuk are you ok? " tanya Nina sahabat Yuki. Nina jelas merasakan apa yang sahabatnya rasakan, dia salah satu saksi atas hubungan Adi dan Yuki.

" rasanya gue juga ingin ikut bersama Adi,sama nyokap gue, sama bokap gue Nin " jawab Yuki sekenanya. Yuki memang seorang anak Yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal kecelakaan pesawat ketika dia duduk di kelas 2 SMP, namun Yuki tidak kekurangan harta, dia mempunyai warisan yang cukup untuk ia hidup sampai 4 keturunan.

" husss... lo ngomong apasih? " marah Nina

" untuk apa gue hidup Nin, semua orang yang gue sayang ninggalin gue " isak Yuki sambil berderai air mata

" cukup ya Yuk, gue gak mau lo ngomong kaya tadi lagi. lo masih muda, masa depan lo masih panjang,banyak yang sayang sama lo, setidaknya lo harus tetep hidup untuk orang-orang yang sayang sama lo " tegas Nina dengan mata yang berkaca-kaca. Yukipun memeluk Nina sambil menumpahkan air matanya. Bagaimana tidak, diusianya yang begitu dini Yuki sudah harus mengalami hal-hal yang sangat berat tidak seperti anak seusia dia pada umumnya.

     Enam bulan berlalu, Yuki sudah mulai kembali ceria bersama teman-teman yang mensuportnya dan sekarang Yuki mempunyai Gio, bukan dengan mudah Yuki melupakan Adipati, hanya saja Yuki harus ikhlas dan dia harus melanjutkan hidupnya. Itupun dari dukungan teman-teman dan sahabat-sahabatnya. Gio merupakan teman beda kelas dengan Yuki, dia orang yang sangat cerdas dan berbakat. Gio juga cukup populer karena kepintarannya dan Gio mengaku kalau dia sudah mencintai Yuki sejak lama, hanya saja Yuki dulu mempunyai kekasih dan sekarang apa salahnya kalau dia  mendekati gadis cantik yang sangat ia dambakan. Gio sangat mencintai Yuki karena Yuki merupakan perempuan yang cantik,periang, baik, pintar, dan populer. 2 bulan sudah Yuki dan Gio bersama. Yuki cukup bahagia karena Gio sangat perhatian kepadanya. Hingga pada suatu hari sepulang sekolah seperti biasa Yuki, Gio, Nina, Alvin, dan yang lainnya berkumpul di angkringan pinggir jalan belakang sekolah, sekedar menghabiskan waktu sambil bercerita dan tertawa bersama. Hari itu Gio sedang merayu Yuki, Gio berdiri sambil terus melontarkan kata-kata manis untuk Yuki. Diiringi oleh teriakan dan gelak tawa sahabat-sahabat Yuki dan Gio. Gio berdiri lalu berjalan mundur.

" gue akan terus dan terus mencintai lo Yuki Camelia, I LOVE YOU " ucap Gio melangkah mundur

"BRAK" kejadiannya sangat cepat, tubuh Gio terpental kira-kira 1 meter. Senyum Yuki masih terukir dan perlahan senyumnya terhenti ketika menyaksikan tubuh Gio yang tertabrak oleh sebuah mobil berwarna hitam itu. Alvin, Danu, Rizki dan masyarakat sekitar berhamburan berlari menghampuri Gio dan juga mobil yang menabraknya beberapa detik yang lalu.

" aaaaaaaaaaa " teriak Nina, Nina menarik Yuki untuk berlari menghampiri Gio. Kaki Yuki sangat lemas untuk menghampiri Gio yang terkulai kaku bersimbah darah.

     Sore itu Yuki terduduk di depan batu nisan dengan mata yang bengkak. Semua orang yang datang silih berganti memberi dukungan kepada Yuki dan keluarga Gio, meskipun baru beberapa bulan Yuki berhubungan dengan Gio tapi keluarga Gio sudah sangat akrab dengan Yuki, karena Yuki anak yang baik dan gampang disukai oleh semua orang.

" udah yu " ajak Nina membangunkan Yuki yang sejak tadi menangis menatap nisan Gio karena tinggal Yuki dan Nina yang tersisa disana

" kenapa ini terjadi lagi Nin? " tanya Yuki lemah sambil mengusap nisan yang bertuliskan nama Gio. Nina hanya menunduk bingung, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Yuki, karena sebenarnya semua yang terjadi adalah atas kehendaknya.

" sekarang lo pulang ya, istirahat " ucap Nina mencoba mengalihkan pembicaraan. Yukipun mengangguk lemas. Jika mengingat Adipati hati Yuki terasa sakit, lalu ia teringat Gio hatinya ngilu rasanya. Yuki hanya bisa menangis dan menangis.

Cewek SialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang