REUNI

857 49 8
                                    

"Hm..... Sudah berapa tahun yah kita gak reunian seperti ini. Gak nyangka pertemanan kita dari kelas 2 SD bisa se-awet ini".

Itu suara Rangga, suara yang nyaris terlupakan.

Yah.........kita berempat temanan sejak SD kelas 2. Di SD negeri setara internasional yang dulu pernah dibuka oleh pemerintah. Tapi akhirnya dibatalkan karena satu hal lainnya.

Itu SD negeri percontohan a.k.a percobaan untuk kelas internasional mulai dibuka hanya 1 kelas, dimulai dari kelas 2. Masuk melalui tes yang ketat dengan muridnya yang sudah cas cus bahasa Inggrisnya dan hanya menerima 20 orang murid. Tapi hanya kami yang dekat. Berempat, sampai sekarang, sudah 25 tahun.

Aku, Rangga, Iyok dan Gio. Disinilah kita. Reuni SD. Lucu sebenarnya. Kita benar-benar pisah hanya sejak lulus SMA. Sebelumnya sejak lulus SD sampai lulus SMA tiap Minggu kita selalu nongkrong. Iyok dan Gio kuliah di Australia. Rangga di Jerman. Sedangkan aku menerima beasiswa ke Korea. Hanya berempat. Ada atau tidaknya pasangan masing-masing kita pasti ngumpul. Pacar? Sisihkan dulu, yang penting KITA. Tapi sudah berkali-kali mereka berganti pasangan, sampai sekarang, hanya aku yang terus menjomblo.

Seperti yang dikatakan Iyok selanjutnya yang membuatku mendecak kesal.

"Habis Brian standarnya ketinggian. Mau punya cewek yang kayak emaknya", sahut Iyok.

"Gak heran sih, emaknya emang gokil abis. Selow, ningrat, apapun yang diomongin bisa nyambung, dari masak sampai benerin genteng juga bisa, tapi jangan harap bisa selamat kalau dia marah, dalam sekejap elu bisa kejang-kejang ketakutan hanya liat matanya yang mengerikan sambil  tersenyum manisss sekali" kata Gio.

"Aura emak lu gak nahan. Gak ada cewek kayak emak lu. Jaman sekarang cewek cabe-cabean, morot, manja........" Sahut Rangga.

"Tapi sekalinya dapet malah bego...." sahutku sambil melirik Rangga. Yah karena Rangga selalu mengeluh hal yang sama padaku sejak pertama kali dia pacaran.

"Gak salah sih, makanya gue pilih dia sekalian. Karena dia udah ketahuan bego dari dulu."kata Gio sambil melingkarkan tangannya ke bahu Iyok dan mengecup singkat pipi Iyok  sekilas.

"Ha.....ha.......ha......ha......" berderailah tawa kita bertiga. Kecuali Iyok yang sedang merenggut kesal sambil melototkan matanya kearah Gio.

Iyok memang dari kecil sudah lemot otaknya. Tapi siapapun yang pernah merasa kesal atau marah kepadanya pasti langsung luluh begitu melihat mata puppy eyesnya dan disertai cengengesan gak jelas. Dan jelas itu yang membuat Gio akhirnya jatuh cinta pada Iyok sejak SMA kelas 3 dan awet sampai sekarang.

Kalau Rangga.....

Hah dari dulu sampai SMA sama. Hanya satu kata......tukang pukul....... Tapi dari awal pertemuan kami sampai sekarang aku tidak pernah disentuhnya. Gio saja sebagai sahabatnya sejak jaman embrio sampai sekarang pernah kena, malah pernah masuk ICU gara-gara dicium bagem Rangga.

Yah kecuali Iyok dia tidak pernah dapat tangan. Tapi Iyok selalu mencium lantai setiap kali Rangga mendorong Iyok dengan kelembutan tingkat tingginya dengan memakai kaki atau bahu gendutnya Rangga.

He.....he....he.... Rangga gendut waktu SD. Putih, gendut dan pendek. Tapi jangan pernah menghinanya dengan 2 kata yang ada di belakang itu kalau tidak mau kau harus bersyukur tidak masuk ICU. Tapi sekarang...... Semua perempuan pasti pingsan melihatnya. Tinggi, putih,.tampan,  badan mengiurkan, six packs, tajir, sukses, dan tampan...... Sudahkah aku bilang kalau dia tampan?

Gio berkulit Tan. Tampan tapi sedikit berada dibawah level Rangga. Jadi CEO menggantikan ayahnya di perusahaan keluarga. Dengan badan yang sama dengan Rangga. Tapi dari dulu sampai sekarang Gio lebih tinggi dari Rangga. Dan Rangga bilang hanya beda 2 mili doang. Yah lebih baik mengangguk sajalah daripada kena pukul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reuni : Brian X Rangga (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang