"Mas Yoga, aku mohon jangan tinggalkan aku!” Sarah menangis sembari memegangi kakiku.
“Maaf, Sarah. Aku sudah menemukan penggantimu. Dialah Rania. Wanita lemah yang pernah kau caci. Wanita lemah yang pernah kau manfaatkan. Tapi aku justru menemukan ketenangan di balik kesederhanaannya. Sarah kamu aku ceraikan.” Aku pergi meninggalkan Sarah membawa serta Rania.
“Ta-tapi Mas. Aku mohon kali ini saja.”
***
Sarah wanita yang telah kunikahi dua tahun silam. Wanita cantik dengan hidung bangir dan mata bulatnya. Wanita yang pernah membuat hatiku berbunga olehnya. Wanita yang pernah menjadi bagian dari jiwaku. Namun, sayang Sarah menyia-nyiakan rasa cintaku untuknya. Hilang sudah rasa yang pernah kusemai untuknya. Sarah berkhianat. Lalu ... Rania hadir membawa ketenangan. Sarah kuceraikan. Mungkin aku sebal atau benci pada Sarah. Entah. Bagiku Sarah wanita benalu yang tak berguna.
Aku Elang Prayoga. Lelaki mapan dengan segala materi bergelimang. Selain tampan, fisikku sempurna. Dengan tinggi 178 cm, tak heran banyak wanita di luar sana berebut mencari perhatianku.
Rania. Dialah wanita sederhana pengganti Sarah. Sarah telah memperkerjakan Rania sebagai pembantu di rumah kami. Selain masakan Rania enak, Rania juga pandai dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Tidak seperti Sarah—istriku. Sarah hanya bisa menghambur-hamburkan uangku saja. Dasar wanita tak tahu diri.
Sebenarnya rasa cintaku pada Sarah amatlah besar. Segala usaha kulakukan hanya untuk Sarah seorang. Namun, sekali lagi Sarah adalah wanita tak tahu diuntung. Untung saja ada Rania yang mampu menghapus rasa kecewaku terhadap Sarah. Rania mengapa aku baru bertemu denganmu sekarang. Padahal sudah sejak lama dirimu ada di dekat Sarah.
***
Pagi itu, dengan tergopoh-gopoh Rania tampak terkejut dengan kepulanganku yang mendadak. Rania tampak bergeming. Tak kuhiraukan. Bagiku Sarah sumber kerinduan setelah enam bulan tak bertemu.
“Sarah ... Sarah! Mas pulang.” Namun, nihil tak ada jawaban. Kupandangi wajah Rania dalam. Mencari jawaban atas keberadaan Sarah.
“Di mana Sarah!” Suaraku menggelegar. Belum juga Rania menjawab. Mama—panggilan untuk Ibu mertuaku datang.“Eh, nak Yoga sudah pulang.” Mama menjawab dengan gugup tampak dari raut wajah dan pola tingkahnya.
“Iya, Ma, kenapa. Di mana Sarah? Mama kapan kesini? Kok Sarah enggak cerita kalau Mama mau datang. Oh, iya, Sarah ....” Mama memotong pembicaraanku.
“Sarah sedang mengantar Putri keluar kota. Putri ada masalah sedikit. Putri minta bantuan kakaknya. Apa nak Yoga keberatan?” Mama menjelaskan keberadaan Sarah. Namun, entah mengapa ada perasaan yang mengganjal di hatiku.
“Enggak kok Mah. Yoga izinkan. Yoga capek mau istirahat ke kamar dulu.” Aku berjalan pergi meninggalkan Mama dengan pandangan tajam. Tampak Mama salah tingkah.Sedih rasanya ketika pulang kerja istri tercinta tak ada di rumah. Rasanya aku ingin pergi menyusulnya. Tapi di mana? Rasanya tak mungkin bertanya pada Mama. Pasti Mama akan berpikir aku keberatan Sarah membantu adiknya. Arrgghh ... kesal.
Kurebahkan diri ini di tempat tidur berukuran besar. Tempat tidur ukuran King. Kamar yang didominasi warna ungu muda dan merah muda pada langit-langitnya. Di sudut kanan sebelah tempat tidur ada sebuah meja kecil tempat menaruh barang. Lalu di sampingnya terdapat meja rias lengkap dengan berbagai kosmetik. Di sebelah kiri tempat tidur terdapat lemari tiga pintu berwarna perak.
Sembari merebahkan tubuh yang letih dan penat, kupandangi langit-langit kamar. Pikiranku liar berkelana. Merindukan sosok Sarah.
“Sarah, Mas kangen,” lirihku.
Namun, tiba-tiba dering ponsel terdengar nyaring. Segera kuambil ponsel dari atas meja. Melihat siapakah gerangan yang menghubungi. Ternyata hanya notifikasi masuk dari salah satu situs jual beli online. Dengan kesal kubanting ponsel di atas tempat tidur.
“Sial! Mengganggu saja.” Namun, tiba-tiba aku merasa ganjil. Selama ini aku tak pernah belanja. Terakhir sudah satu tahun lalu. Tapi ini? Segala tanya memenuhi isi kepala. Kembali kuraih ponsel tepat di sampingku. Tanganku dengan lincah mengusap layar ponsel berukuran lima inchi tersebut. Dan ... aku terkejut pada salah satu pesanan.
“Apa ini? Enggak mungkin Sarah! Arrrggghhh! Besok harus kususul.” Dengan kasar kuacak rambutku.
“Sarah, Mas akan menyusulmu!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Salah Aku
RomanceYoga adalah seorang suami dari wanita bernama Sarah. Yoga sangat mencintai Sarah. Segala hal yang diinginkan Sarah tak pernah Yoga tolak. Selama bisa membuat Sarah tersenyum Yoga merasa bahagia. Namun, badai rumah tangga hadir menyapa keluarga Yoga...