Happy Reading....
Author POV
Rifa menaiki sebuah taksi. Ia berhenti di tempat yang penuh dengan pepohonan tinggi, atau biasa di sebut hutan.
Rifa datang dan langsung memeluk sebuah nisan.
"Mama, Rifa datang.." ucap Rifa sambil tersenyum pahit. Ini adalah makam keluarga Rifa.karena itulah letaknya bukan di pemakaman umum biasa, tapi di dalam hutan. Yang kini Rifa kunjungi adalah makam ibunya yang sudah lebih dari 10 tahun meninggalkannya. Disinilah tempat Rifa mengadu semuanya. Tentang kesenangan atau kesedihan. Saat ini Rifa mengunjungi makam ibunya karena ia sedang sangat rindu dengan ibunya.
"Ma, Rifa kangen banget sama mama, maaf kalo Rifa jarang ngunjungin mama, mama gimana disana? bahagia kan?" Tanya Rifa bermonolog dengan dirinya sendiri.
Keadaan hujan di langit yang tadi sudah mereda, kini perlahan-lahan mulai deras kembali.
Tapi Rifa masih saja duduk disitu sambil memeluk erat nisan ibunya. Bahkan dalam keadaan hujan sekalipun Rifa tak peduli. Bajunya kini sudah hampir basah kuyup. Hingga satu suara petir menggelar berhasil membuat Rifa terlonjak kaget dan sedikit berteriak.
"MAMA" pekiknya.
"Rifa ga takut ko ma sama petir. Rifa bakalan lindungin mama ko, mama jangan takut ya, ada Rifa disini." Ucapnya dengan suara bergetar. Padahal saat ini dia yang paling terlihat ketakutan.
Tiba-tiba ia saja seperti ada yang melindungi kepalanya dari air hujan. Rintik air yang membasahi wajahnya kini berhenti.
Rifa mendongakkan kepalanya keatas, melihat apa yang telah melindungi kepalanya. Namun matanya membelalak saat ternyata Kevin ada di belakangnya. Dalam sekejap, Rifa menghapus air mata yang turun membasahi pipinya.
Ya, Kevin ada disini mengikutinya lalu melindungi Rifa dengan jaketnya agar tidak terkena hujan.
Hingga kini tubuh Kevin juga ikutan basah.Kevin menatap Rifa sambil tersenyum tipis lalu menariknya pelan untuk berdiri.
"Kenapa lo bisa ada disini? Mau apa lo kesini!!?"
Tanya Rifa agak meninggi. Ia bingung, kaget dan juga agak marah. Tidak boleh ada orang lain yang datang kesini. Ini hanya tempat ia dan ibunya saja.Tapi Kevin tak menjawab pertanyaan Rifa. Wajahnya kembali datar tanpa ekspresi. Ia langsung menarik pergelangan tangan Rifa ingin membawanya ke mobil. Tapi Rifa memberontak dan berusaha melepaskan tangannya dari Kevin dan menyuruh pria itu pergi.
"Lo mau bawa gue kemana?"
"Pulang."
"Gue ga mau pulang, Mendingan sekarang lo yang pergi! Gue mau sendiri" usir Rifa ketus. Sambil menatap Kevin tajam.
"Apa dia marah sama gue ya?" Batin Kevin.
"Cepat masuk ke mobil gue!" Perintah Kevin dengan suara dan wajah datarnya.
"Gak! Gue mau disini, gua mau sama mama.." lirih Rifa dengan suara yang melemah. Wajahnya menunduk sayu, tatapan mata tajam tadi berubah menjadi sendu.
"Tapi sekarang lagi hujan!!" Hentak Kevin karena saat ini suaranya di kalahkan dengan besarnya suara deras air hujan.
"Gue gak peduli! Gue kangen mama!!" Pekik Rifa tak kalah keras.
Kevin tetap bersikap tak acuh, ia kembali menarik lengan Rifa untuk masuk ke dalam mobilnya. Tapi lagi-lagi gadis itu melepaskan tangannya.
"Kev-"
"Gue tau lo kangen sama mama Lo, tapi gak gini caranya!! Bukan dengan nyakitin diri lo kaya gini. Apa lo pikir mama lo bakalan senang kalo lo datang dengan keadaan yang kaya gini? Hah!? Jawab!!" Kevin membentak Rifa keras. Karena hanya dengan cara ini Rifa akan diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Untuk Kembali
Teen Fiction"Gue Bumi, dan lo Bintang. Gue adalah pengagum Bintang dari jauh. Karena Bintang itu indah, cahayanya selalu menyinari Bumi. Tapi sayang nya, Bintang itu terlalu jauh untuk gue gapai." -Rifa "Tanpa Bumi, Bintang juga bukan apa-apa. Dan kehadiran lo...