Pergi Untuk Kembali - 37࿐

272 24 15
                                    

Hangat tubuh pria itu, aroma tubuh khasnya, kenyamanan yang Rifa rasakan, benar-benar membuatnya selalu ingin berada pada posisi ini. Tapi itu tentu saja sangat tidak baik bagi kesehatan jantungnya. Bahkan kini, Rifa seperti bisa mendengar degup jantungnya sendiri.

Entah bagaimana bisa mereka berada di posisi ini. Rifa mencoba melepaskan diri dari pelukan Kevin yang terlihat begitu posesif. Tapi, Kevin malah makin mengeratkan pelukannya, menghapus jarak, sehingga tubuh mereka benar-benar menempel.

Gadis itu memekik tertahan, Pipinya terasa panas. Secepat kilat ia berganti posisi menjadi duduk. Menghirup udara sebanyak mungkin setelah menahan nafas tadi. Melupakan pria yang tadinya tertidur bisa saja terbangun.

Benar saja, Rifa mendapati Kevin yang kini ikut duduk di sebelahnya dengan wajah khas bangun tidur. Kevin menggaruk kepalanya dan sedikit kaget tadi akibat gerakan tiba-tiba Rifa.

Kevin terus memperhatikan wajah Rifa dengan mata memicing. Membuat gadis itu semakin salah tingkah.

"Arifa.."

Astaga Kevin, Jangan sekarang!

Rifa kembali menoleh dan menatap ke arah Kevin seraya menaikkan sebelah alisnya. Kevin menatap Rifa begitu lekat, ia memiringkan sedikit kepalanya. Wanita mana yang akan biasa saja jika di tatap seperti itu? Ada apa dengan Kevin.

"Muka lo..."

"A–apa? Kenapa?"

"...kok merah?"

Rifa tidak menjawab, ia menutup wajahnya dengan telapak tangan. Dan secepat kilat berlari masuk ke dalam kamar mandi. Menyisakan Kevin yang menatap bingung gadis itu.

"Kok malah lari sih?"

"Oh, mungkin mukanya merah karena mau muntah lagi." Gumam Kevin polos.

Niatnya ingin menghampiri Rifa, tapi karena mendengar suara air seperti orang sedang mandi, ia mengurungkan niatnya dan kembali berbaring melanjutkan tidur.

• • •

Kevin menautkan alisnya dan mencoba membuka mata. Saat merasakan percikan air pada wajahnya, dan tentu saja menganggu tidurnya.

"Ugh." Gumamnya mencoba menghindari percikan air tadi dengan melindungi wajahnya dengan telapak tangan. Beberapa detik kemudian Kevin membuka matanya setengah dan mendapati gadis aneh itu sedang tertawa seraya mengibaskan rambut basahnya di wajah Kevin.

Kevin kembali mengambil posisi duduk saat mendengar ucapan gadis itu.

"Bangun, mandi sana. Udah jam setengah delapan." Oh, mereka tidur selama itu ternyata. Entah kenapa Kevin merasa begitu lelah hari ini.

Kevin dengan nyawa yang belum sepenuhnya berkumpul itu dengan entengnya membuka kaos yang ia kenakan di hadapan Rifa dengan mata masih belum sepenuhnya terbuka. Melupakan Rifa yang hampir menjerit dengan wajah merah padam.

Jujur, Rifa ingin sekali menepuk kepala Kevin karena sembarangan membuka bajunya. Mengingat, terakhir kali Kevin melakukannya dan menyuruh Rifa menutup mata. Tapi, pemandangan yang tersuguhi di hadapannya membuat Rifa menelan salivanya.

Pahatan tubuh Kevin benar-benar sempurna. Tentu saja karena dia seorang atlet dunia. Olahraga adalah hal utama. Bahkan saat Rifa pernah menyentuh perut Kevin dari luar kaos, perutnya terasa keras.

Eh, apa-apaan ini!? Kevin terlihat akan membuka celananya. Oke, sepertinya Kevin tidak ingat ada Rifa disini. Gadis yang hampir saja mati karena syok.

Pergi Untuk Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang