Sumirah

307 12 4
                                    

Makan Malam Sumirah

Malam itu lampu patromak dinyalakan karena memang suasana sudah larut malam , Dan magrib sudah menyingkap sore menutupinya dengan gelap gulita.

Pak Sulero menyalakan lampu patromak karena memang belum ada listrik didesa itu bagi orang orang kecil seperti keluarganya.

Dengan cahaya itu ia menunggu istri dan anaknya pulang dari pengajian , Biasanya seusai shalat isya mereka pulang.

Dalam dinginya sore , Ia mencoba menyalakan api dengan kayu bakar , Karena memang tak ada kompor untuk memasak.

"Aduh , Susah juga."

Ujar pria setengah baya itu , dia mencoba beberapa kali namun gagal , alhasil dia memilih untuk menunggu istrinya pulang.

Setelah istrinya datang dari pengajian sekitar setengah delapan malam , saat itu merekapun bergegas menuju ke kamar menyalin pakaian.

Nampak ketika Ibu dan anaknya tiba usai keluar dari kamar , mereka pun menatap pak Sulero yang tengah tidur di ruang tamu , ditemani oleh beberapa kursi tua yang usang menemani tidurnya.

"Lihat , itulah kelakuan bapakmu."

Sumirah tersenyum menatap pada ibunya , yang serius memperhatikanya.

"Untung! , Kita membawa kunci tadi , Ya?"(Ujarnya)

Sumirah pun tersenyum manis pada ibunya yang mengeleng - gelengkan kepala.

"Bapa bangun , Jangan tidur di lantai" (Bentak Ibu Tanti)

Lalu tubuh setengah baya itu pun mengeliat dan terbangun , Matanya menatap pada Istri dan puterinya.

"eh-eh , Udah pada pulang." (ujarnya)

Wajah pak Sulero mendadak memerah dia menatap Istri dan anaknya , itu .

"Kamu mau makan?"
(tanya Bu Tanti)

Lalu sumirah meng anggukan kepalanya isyarat men iyakan , pada ibunya yang bertanya dengan wajah yang merona manis.

"Bapa juga mau makan! , tolong sekalian masakin telor bebek , Bapa tadi bawa telor bebek." (ujarnya)

Lalu ibu Tanti bergegas memasak telor bebek , Dengan menyalakan Api lewat perapian kayu bakar , karena tidak ada lagi cara lain selain memasak disana.

Akhirnya sesudah waktu makan tiba, Sebelum menyantap makanan yang dihidangkan mereka pun berdo'a , dan mulai menyantap makanan bersama , di rumah bilik itu mereka lahap menyantap sayur asem , telor bebek , bersama - sama.

Hirauan Pemuda

Malam itu beberapa pemuda kampung bernyanyi riang di pos ronda , Asik mengobrol dan meng - Ngopi bersama ditemani rokok , Mereka merokok silih bersahutan lewat kepulan asap.

Sesekali mereka bermain gitar , Menyanyi riang , kadang di sela-seling oleh obrolan ringan.

Bagi pemuda seperti mereka , kurang sreglah bila tanpa berbincang dengan masalah wanita dan kawin yang sesekali mereka singgung.

"Alah... Memang kamu mah , Idola, buktinya semua perempuan lengket sama kamu." (ujarnya)

Sambil di-iringi tawa terbahak bahak , dan sorak sorai riang para pemuda.

"Memang apa rahasiamu sampai wanita - wanita tergila gila , kalo punya mantera pelet bagi - bagi , dong" (Ujarnya)

Perdi mulai bercerita pada teman - temanya yang asik dengan gurauan bincang malam.

"Masalah pelet! ,itu sih , Gampang , cukup dompet penuh , motor mewah , didukung wajah yang handsome kaya gue.. "
(Jawab perdi)

"Maksudnya dompet tebel sama motor keren?"
(Tanya Ucen)

sumirahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang