Chapter 8

3.9K 583 140
                                    

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

Setelah kejadian kemarin, tepatnya ketika Giyuu dan Tanjirou yang sedang baku hantam sekarang sudah tidak lagi. Bagaimana tidak?

Waktu itu...

Giyuu membelalak melihat Tanjirou memeluk Hanako di dekatnya. Si jidat lebar itu memgabaikannya begitu saja ketika melihat Hanako terbangun.

"Jirou-nii..!" Hanako juga tak kalah terkejutnya dengan Giyuu, mencoba untuk menenangkan diri. Dan karena ini adalah Tanjirou, dia membiarkan dirinya dipeluk erat, lantas membalas pelukan tersebut.

Pat!

Giyuu yang merasa dirinya diabaikan mulai menyerang. Dia menekan pundak Tanjirou, lalu menariknya manjauh dari Hanako. Membuat pelukan mereka terlepas.

"Lah..." Hanako menganga melihat Tanjirou yang terpaksa menjauh darinya. Kepalanya sekarang tertoleh ke arah Giyuu. "Apa yang kau lakukan?" tanya gadis Iblis itu. Keningnya berkerut.

Giyuu membalas tatapan Hanako datar. "Menjauhkanmu dari orang yang tidak tau berterima kasih." jawabnya.

Hanako diam. Dia tak mengerti sama sekali. Mencibir kesal.

"Apa maksudmu Tomioka-san?" Tanjirou yang merasa dirinya dibilang menatap Giyuu dengan tampang kelam. Dia menepis tangan Giyuu yang melekat di bahunya.

"Apanya yang maksudku? Kubilang kau adalah orang yang tidak tau berterima kasih." ulang Giyuu.

"Aku selalu berterima kasih dengan orang-orang. Bahkan denganmu juga begitu." kata Tanjirou membela dirinya.

Hanako diam menyimak.

"Kalau begitu seharusnya kau bersama dengan adikmu sekarang. Bukankah adikmu itu adalah prioritasmu?"

"Tentu saja itu benar! Tapi Hanako juga‐"

"Kau membiarkannya dilukai oleh Iguro." Giyuu melanjutkan, "Kau mementingkan adikmu ketika dilukai oleh Sanemi, padahal kau sudah tau bahwa adikmu bisa beregenerasi karena dia itu Iblis."

Oke, skakmat. Tanjirou terdiam. Hanako menatap lurus kearah Tanjirou, lalu menoleh lagi menatap Giyuu penuh disampingnya.

"Tunggu dulu, apa yang-"

Tangan Giyuu bergerak, terlentang di depan wajah Hanako. Yang membuat kalimat gadis Iblis iti terpotong.

"Jangan permainkan dia lagi. Aku yang melindunginya sekarang." kata Giyuu menantang.

Tanjirou terdiam tak dapat berkata apa-apa. Lidahnya berat untuk berucap, bahkan satu patah kata.

"Pergilah. Kau harus diobati di kediaman Kupu-Kupu. Adikmu dan temanmu juga menunggumu." secara tak langsung, perkataan Giyuu bersifat mengusir. Itu membuat Tanjirou sesak.

Memang benar, untuk melindungi Hanako adalah suatu kelalaian bagi Tanjirou.

Srett!

better stay away ; tomioka giyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang