Jauh

2K 282 34
                                    

Suara denting jam dinding terdengar begitu jelas di dalam sebuah ruang kelas yang dikenal sangat berisik.

Sangat beruntung sekali guru yang masuk karena kelas benar - benar senyap.

Mereka tengah diberikan tugas mencatat beberapa hal dari buku sebelum sang guru yang berada di meja paling depan menjelaskan.

Yujin dan Chaeyeon terlihat lesu. Chaeyeon melirik kursi kosong yang tak lain merupakan kursi milik Hyewon. Ya, Hyewon tak hadir hari ini.

Sejak kejadian semalam, terjadi perpecahan pada laparcin. Yujin dan Chaeyeon udah gak lagi mau bertegur sapa dengan Yena maupun Ryujin.

Kecewa

Iya, mereka kecewa banget. Apa susahnya ikut nyari? Kenapa bertindak seolah bukan teman?


3 jam pelajaran berjalan dengan lancar. Sudah memasuki waktu istirahat pertama.

Yena dan Ryujin ke kantin bersama Yuri dan Wonyoung. Sementara Chae dan Yujin masih setia duduk di kursi masing - masing.

"Gabisa boong gue Jin. Beneran dah gua laper. Kantin skuy," ajak Chaeyeon. Yujin menghela nafas kasar kemudian ikut Chaeyeon ke kantin.

Yujin melirik sinis pada Yena dan Ryujin kemudian melangkah melewati mereka. Yena memilih acuh tak acuh, sementara Ryujin ingin menyapa, namun takut dikira tak tau malu.

"Jin, gaada bangku kosong," ucap Chaeyeon.

"Ck," Yujin berdecak kesal saat tahu bahwa hanya ada 1 bangku kosong. Yaitu kursi di depan Yena, posisinya tetap semeja.

"Yaudahlah disono aja," ucap Yujin.

"Tapi lo jangan kepancing emosi. Ok? Gaada Hyewon soalnya, kita gak punya tameng," ucap Chaeyeon. Yujin hanya mengangguk sebagai jawaban.

Yujin dan Chae duduk di bangku yang menghadapkannya pada Yena.

Mereka melanjutkan makan tanpa ada obrolan apapun. Aseli dah, Yujin tuh males banget.

"Cepetan dikit napa si," gerutu Yujin sambil menyenggol lengan Chayeon.

"Sabar lah su," ucap Chae sambil mendelik. Dia tetap makan dengan santuy.

"Chae. Hyewon gimana?" Tanya Ryujin, dia berusaha untuk mengesampingkan egonya. Jika diteruskan, ini akan berujung tak baik.

"Lo denger ada yang ngomong gak sih Jin?" ucap Chae ke Yujin. Yujin mengangkat bahunya "gatau gue. samar - samar jatuhnya ke gajelas," sahut Yujin.

Yena udah panas, jelas dia gak suka Ryujin digituin.

"Gue nanya baik - baik," ucap Ryujin. Dia rada gak suka digituin. Wajarlah ya, kalian juga kalo digituin pasti marah.

"Nah tuh. Lo denger lagi gak Jin?" Tanya Chae. Dia masih enggan buat ngegubris Ryujin.

BRAK

Kedua tangan Yena menggebrak meja. Dia berdiri. Menatap Chae dan Yujin secara bergantian.

"ORANG NANYA TUH DIHARGAI DIKIT ANJING!" teriak Yena, membuat perhatian pengunjung kantin tertuju pada mereka.

"JANGAN SENGGOL MASALAH MENGHARGAI DIDEPAN GUE BANGSAT!" Yujin tak kalah emosi.

Yena dan Yujin kini tak lagi terhalang meja. Keduanya berhadapan, seolah ingin saling menghabisi satu sama lain.

Karena kalah cepat, Yujin lebih dulu kena bogeman. Dia meringis, pukulan si mantan petarung bebas itu cukup buat bikin ujung bibirnya sedikit robek.

"Lo nonjok temen lo sendiri?!" Chaeyeon menarik kerah Yena. Yena tertawa hambar kemudian menghempas tangan Chaeyeon.

"Dia sendiri yang bilang gue bukan temen dia," ucap Yena.

"Yen , udah." Ryujin narik tangan Yena, tapi Yena menepisnya.

"Diem dulu Jin" ucap Yena.

"Gue mau kasi pencerahan ke dua orang gajelas ini," ucap Yena.

"Dua orang gajelas?"

"Iya. Kenapa?!"

Yuri yang sadar kalo suasananya bener - bener gabaik langsung aja megang lengan Yena.

"Udah. Kamu gak malu diliatin banyak orang?" ucap Yuri.

Yena menghela nafas kasar kemudian menurut. Dia berbalik, hendak pergi. Tapi tertahan ketika Yujin membuka suara.

"Asal lo tau Yen, Jin," Yujin menggantung ucapannya.

"Lo pasti bakal ngelakuin hal yang sama kalo posisinya kebalik,"

"Lo bahkan gak ada kontek Hyewon kan semalem?"

"Cih,"

"Lo tau keadaan Hyewon sekarang gimana? Lo tau dia dimana?"

Yena, Ryujin, Yuri, dan Wonyoung mendengar dengan seksama.

"Dia gak disini," ucap Yujin.

"Dia gak disini?" beo Yena.

"Dia jauh,"














"Jauh dari kita semua,"










"MAKSUD LO APA?!" Yena menarik kerah seragam Yujin. Pikirannya udah melayang kemana - mena. Tapi dia berusaha untuk berpikir positif.

"Urusan lo apa?" tanya Yujin.

"Plis kasih tau gue. Hyewon dimana?!" Yena masih dengan mode ngegasnya.

Yujin terkekeh pelan, sampai tak lama air mata menetes di pipinya.

"Hyewon..."


















"Udah gak ada,"















Tbc

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang