Tak pernah sekali pun dalam hidupnya, Donghyuck memiliki keinginan untuk membunuh seseorang. Tetapi di sinilah dia, mendelik ke arah Mark yang berdiri di seberang ruangan. Si pemuda Kanada itu bertingkah seolah tidak ada yang salah, berusaha menghindari pelototan dari yang lebih muda. Meski menyadari bahwa apa yang terjadi sebelumnya adalah buah dari kesalahannya, Mark merasa tak senang untuk mengakui.
NCT 127 sedang melakukan syuting untuk video musik album terbaru mereka yang akan diumumkan tiga bulan dari sekarang. Terbang dari Seoul ke Maladewa menyita sangat banyak energi dan waktu; meski begitu, mereka harus melanjutkan dengan kegiatan syuting video musik satu hari setelah sampai, sebab agensi hanya memberi waktu satu minggu untuk menyelesaikan semuanya.
Donghyuck belum sepenuhnya pulih dari rasa lelah, dan dia yakin anggota yang lain pun sama saja. Tetapi kerja tetaplah kerja, dan karena NCT 127 melakukan syuting di Maladewa, memaksa Donghyuck untuk mengabaikan pemandangan indah yang ditawarkan dan harus menyelesaikan pekerjaan lebih dulu.
Tetapi kemudian, si pemuda Kanada itu menguras kesabarannya. Pemuda tinggi dan pucat itu tidak pernah bisa bekerja sama dengannya bahkan sejak hari pertama syuting. Semula, Donghyuck mengira Mark hanya kelelahan, sebab terhitung baru dua hari sejak kepulangannya dari Amerika setelah kegiatan promosi dengan SuperM. Pasti terasa begitu melelahkan dan menjemukan baginya untuk ikut bersama NCT 127 ke Maladewa demi kepentingan album baru. Tetapi akhirnya, tingkah Mark sudah jauh di atas kata menyebalkan bagi Donghyuck.
Mark akan dengan tiba-tiba membentak Donghyuck, atau memasang wajah cemberut setiap kali lelaki itu berdiri terlalu dekat. Donghyuck berusaha membuat kehadiran dirinya terbaca, dan ia memilih untuk melakukan hal-hal yang lucu, yang mana selalu berhasil membuat rekan-rekan kerjanya tertawa, namun kini, tampaknya Mark tidak akan terpengaruh sama sekali. Hingga pada titik Donghyuck akhirnya menyerah dan membiarkan Mark melakukan apa pun sesuka hati.
.
Setelah berkumpul pasca selesainya syuting di hari terakhir itu, Donghyuck menghela napas panjang nan lega, akhirnya bisa merasa bebas dari segala hal menjemukanㅡagaknya. Setelah makan siang, dia langsung kembali menuju bungalo secepat yang ia bisa, tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk segera mengistirahatkan diriㅡhal yang sangat diidamkannya saat ini.Para manajer membagi anggota grup ke dalam lima bungalo. Taeyong dan Johnny mengisi yang pertama. Yang kedua diisi oleh Jaehyun dan Taeil, yang ketiga oleh Doyoung dan Mark, yang keempat oleh Jungwoo dan Yuta, dan bungalo terakhir, yang berukuran lebih kecil dari yang lain, diisi oleh Donghyuck, seorang diri. Sedang para manajer menempati kamar penginapan di dekat resepsionis hotel, agak jauh dari kelima bungalo milik anggota.
Donghyuck lebih dari sekadar bahagia ketika mengingat bahwa kamar bungalo itu hanya untuk dirinya sendiri, sehingga dia tidak akan terganggu oleh anggota yang lain. Bukan berarti rekan-rekannya juga akan mengganggu, namun dia hanya sedang membutuhkan waktu untuk diri sendiri saat ini, mungkin untuk membenarkan benaknya sebab Mark yang bertingkah tak peduli dan menyebalkan sepanjang waktu.
"Tidak usah memikirkan hal itu lagi. Aku harus memanjakan diri karena telah bekerja sangat baik beberapa hari ini," Donghyuck bergumam pada diri sendiri.
Ketika Donghyuck tiba di bungalonya, dia tidak bisa menahan diri berlari menuju teras, memandangi hamparan indah lautan dengan mentari yang perlahan akan tenggelam. Udara segar yang terasa seperti air, garam, dan rumput laut mengisi paru-parunya, dan dia merasa bahagia juga lega.
"Hei, Donghyuck!"
Donghyuck langsung membuka kedua mata begitu mendengar namanya terpanggil, melihat Taeil yang melambaikan tangan padanya. Donghyuck balas melambai sambil tersenyum lebar, sebelum kemudian menyadari delikan Mark ketika pemuda itu berjalan di belakang Taeil, berusaha mencapai bungalonya dan Doyoung ketika mereka bertemu mata. Yang lebih tua memalingkan muka, seolah tak suka bertatapan dengan yang lebih muda, yang mana hanya membuat Donghyuck mendengus dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] I was Never Really Insane [Bahasa]
FanficTak pernah sekali pun dalam hidupnya, Donghyuck memiliki keinginan untuk membunuh seseorang. Tetapi di sinilah dia, mendelik ke arah Mark yang berdiri di seberang ruangan. • Markhyuck • Smut