MOS SMA

920 30 0
                                    

Setelah berbicara dengan Ainun,para siswa baru diharapkan untuk berkumpul diaula yang berada didekat GOR aula itu sangat luas dan besar aula itu tertutup didalam aula banyak kursi yang dipisah ternyata kursi itu untuk Ikhwan dan akhwat yang baru menginjak kan kaki ke pesantren jarak antara Ikhwan dan akhwat berkisar 10 meter dan dibatasi dengan gorden yang terbentang ditengah tengah perbatasan yang bertujuan agar tidak terjadi zina mata dan yang lainya disana kami diberi arahan tentang pesantren kami juga diberitahu tentang jadwal yang akan kami lakukan setiap hari.
Mulai dari bangun,mandi,makan,ekskul,solat,tidur,tahajud,nyuci,semua nya diatur aku sangat kesal karena peraturannya tidak membolehkan santri/santriwati berkeliaran lewat dari jam 22.00 sedangkan dulu aku selalu pulang jam 24.00 hal ini sangat menggangu terlebih kami hanya dibolehkan memainkan gadget pada hari Ahad mulai dari pukul 15.00-17.00 dan makan pun juga diatur ada jadwal tersendiri untuk makan kami hanya diberi makan 3×1 dan jika lewat dari waktu yang ditentukan kami tidak diperbolehkan makan, disini kami bangun jam 03.30 aku sangat menganggap hal ini gila karena biasanya aku bangun jam 06.00 pada hari sekolah dan jam 11.00 pada hari libur tapi sekarang aku harus bangun snagat pagi dan yang lebih gilanya kami harus tidur jam 21.30 malam
Jam tidur kami sangat sedikit,tapi Ainun dia bilang ini adalah cara agar para santri dan santriwati menjadi disipli dan agar lulusan pesantren Khoir al-hafidz menjadi sukses dengan menanamkan jiwa Mekkah dan otak german yaitu memiliki akhlak mulia dan memiliki IQ yang tinggi aku menganggap bahwa Ainun sudah tidak waras karena menganggap semua hal itu wajar kami berdebat masalah ini tapi akhirnya kami terhenti karena ada pengumuman yang menyuruh para santri untuk mengambil wudhu' dan segera ke masjid,ketika itu aku dan Ainun tidak sengaja terpisah aku pergi untuk mengambil telekung dan aku pun pergi wudhu'aku tidak tahu dimana tempat wudhu'nya aku pun masuk kedalam kamar mandi yang dilihatnya ada tulisan bahasa Arab yang berbunyi "Ikhwan" aku tidak mengerti artinya aku langsung masuk untuk mengambil wudhu tapi yang kudapati adalah 2 orang laki laki yang bernama ghafidz dan Muslim ghafidz adalah orang yang mengurus ku ketika tes dan Muslim maksudku ustadz muslim adalah ustadz yang aku kira sebagai abkel,ustadz muslim menyuruhku untuk keluar sedangkan akhi ghafidz hanya menundukkan pandangan dan tersenyum aku pun meminta maaf dan menjadikan hal itu sebagai kenangan memalukan yang aku harap tidak pernah terjadi
Setelah itu kami pun diarahkan untuk solat lalu kami diberi arahan untuk memasuki rayon/kamar yang sudah disiapkan untuk kami dan alhamdulilah aku sekamar dengan anak anak yang sangat baik yaitu Ainun ,Khaira,Hafidzah,dan Balqis setiap kamar diisi oleh 6 orang oh iya satu lagi penghuni kami adalah ukhti cyka dia adalah koordinator kamar dialah yang menjaga kebersihan,keamanan dan menjaga kami dia adalah kakak yang baik tapi terkadang cerewet pada malam hari kami dikumpulkan di lapangan untuk melakukan game yaitu uji nyali aku terpilih dan aku sangat takut karena para ustadz dan ustadzah menjadi hantu gadungan hal itu sangat menyeramkan dan ketika aku disuruh mengambil kotak oleh ustadz muslim aku terjatuh dan ditangkap oleh ustadz muslim lalu ustadz muslim mencuci tangan nya aku bertanya apakah aku sehina itu sehingga ustadz mencuci tanganya ketika menyentuhku lalu ustadz muslim menjawab bukan karena itu tapi dia belum pernah menyentuh wanita yang bukan makhromnya makanya dia mencuci tanganya,
Aku mencoba mengerti hal itu tapi tetap saja tidak masuk diotak ku
Pada keesokan harinya kami melakukan mos yaitu mencari nama ustadz dan ustadzah dan pada ajang ini lah para kakel dan abkel bisa menjahili kami dengan memberi tahu nama yang salah pada kami.

cinta dalam islamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang