Gema Suara Dalam Mimpi

8.2K 842 299
                                    

Tenanglah. Tenang.

Berapa kali Zenitsu merapal dalam hatinya, detak jantungnya tetap berdegup kencang. Tubuhnya gemetar hebat. Ia hampir tidak berani berbalik karena takut.

Ya, suara yang baru saja didengarnya jelas suara iblis. Getaran suaranya yang sangat jahat membuat Zenitsu ciut. Takut-takut ia menolehkan kepalanya ke belakang dan sosok Oiran utama di rumah bordil Kogyoku ini ada di sana, Warabihime.

Semua bulu di tubuhnya merinding hebat ketika ditatap angkuh dan bengis oleh sang Oiran utama. Tatapan itu begitu kejam tanpa belas kasihan.

Iblis bulan atas.

Zenitsu yakin itu. Ia ingin mencegah gadis kecil yang disakiti oleh si iblis namun dengan cepat tubuh mungilnya sudah berbenturan dengan dinding. Ia terlempar keras hingga membuat kepalanya berkunang. Tak lagi dapat ia rasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Uzui ... san.

*

*

*

Uzui ... san.

Tengen segera menolehkan kepalanya dan mencoba berkonsentrasi untuk menajamkan pendengarannya. Iris marun memperhatikan sekitar dengan saksama, tak ada keanehan.

Sang pilar suara tengah bersantai di salah satu kedai teh yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah bordil Kogyoku. Meski tidak seramai malam, Yoshiwara tetap banyak orang yang berlalu-lalang dengan segala urusannya.

Sekali lagi pria berambut perak itu menajamkan indera pendengarannya namun nihil. Tidak ada lagi suara aneh yang tadi ditangkapnya.

Rasanya tadi ada seseorang yang memanggilnya. Jelas bukan ketiga istrinya karena mereka tidak pernah memanggil marganya. Firasat buruk menghampiri Tengen dengan cemas.

Setelah membayar pesanannya, ia segera beranjak dan berjalan di sekitar rumah bordil Kogyoku. Ia pertajam pendengarannya dan hiruk pikuk di dalam sana membuatnya menegang. Ia bisa mendengar nama Zenko disebut-sebut dan tengah terluka hingga pingsan.

Kedua tangannya terkepal erat. Ingin rasanya menyelamatkan bocah pirang itu tapi ia tidak bisa bertindak sembarangan. Hanya ada satu jawaban yang terjadi saat ini, ada iblis yang menyerang Zenitsu. Meski anak itu penakut, yang dapat membuatnya pingsan hanyalah iblis tingkat atas.

Tengen segera beranjak dari sana. Malam ini juga ia akan mulai bergerak. Pertama ia harus memberikan informasi terlebih dulu pada dua bocah lainnya.

Bisa dirasakan langkahnya yang terasa berat. Sesaat ia menoleh ke belakang melihat rumah bordil Kogyoku.

Bertahanlah, bocah. Aku pasti kan menyelamatkanmu dengan elok.

*

*

*

"Zenitsu tidak akan datang. Sejak semalam ia tidak menghubungiku lagi. Mulai sekarang aku akan bergerak sendiri. Kalian pergilah."

"Tapi, Uzui-san ...."

"Kalian yang sekarang tidak akan bisa menghadapinya. Jika iblis bulan atas ada di sini, maka dipastikan keberadaan ketiga istriku dan Zenitsu menghilang karena iblis itu," ujarnya.

Sekilas Tanjirou dapat melihat punggung lebar sang pilar suara yang menegang. Samar-samar ia mencium aroma sedih dan amarah dari arah Tengen yang duduk jauh di atap sana.

"Mereka yang tidak mengabariku melalui surat akan kuanggap telah tiada. Karena itu, selama masih ada kesempatan, kalian pergilah bersembunyi."

"Jangan sembarangan kau, Pak Tua!" geram Inosuke.

Daily Life of Uzui Tengen x Agatsuma Zenitsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang