"Yup, there you go""Good girl, keep doing it baby."
"Wow, you're such amazing."
"Thank you!."
Seungyoun menurunkan kameranya, ia tersenyum puas dan terus membungkukkan badannya tanda terimakasih. Kebiasaan, ia selalu mengedipkan matanya atau memberi sinyal pada para model yang ia foto hari ini untuk menunggunya atau memanggilnya. Tentu saja, no one can resist the hottest photographer, Cho Seungyoun.
Ia membereskan semua perlengkapannya, tanpa lebih dulu mengecek foto yang ia ambil. Ia terlalu biasa mengecek semuanya dirumah, di cafe, atau dimobil. Entah apa yang ada dipikirannya, ia hanya nyaman di tempat-tempat seperti itu tapi tidak ditempat kerja. Tapi sepertinya tidak hari ini.
"Cho Seungyoun."
Suara tinggi dengan nada marah membuat Seungyoun berhenti. Ia langsung menoleh, memperhatikan gadis (yang cukup tinggi) datang menghampirinya dengan wajah sedikit masam.
God damn it.
Seungyoun mengutuk dirinya sebelum membuat senyuman cukup palsu untuk menyambut sebuah pukulan yang tidak ia duga. Seungyoun hanya meringis sakit sambil melihat wajah gadis itu cemberut. Ia menyilangkan kedua tangannya, yup dia kesal.
"Seulgi noona~ kenapa kamu memukulku? Kamu ga sayang aku lagi?"
Seulgi, namanya. Lebih tua dua tahun dari Seungyoun, seorang model dilihat dari posturnya yang mendukung. Gadis ini sangat cantik, bahkan ia memiliki fanclub sendiri. Semua penggemarnya tau kalo Seulgi pacaran dengan Seungyoun. Mereka mendukung, bahkan membicarakan betapa miripnya Seulgi dan Seungyoun. Mereka sudah berpacaran kurang lebih dua tahun. Well, up and downs always happen.
Seulgi tau betapa nakalnya Seungyoun. Mereka bisa 24/7 berantem cuma karena Seungyoun men-like foto salah satu modelnya tapi walau begitu, tentu saja mereka saling mencintai. Dua tahun? it's not a joke bro.
"Aku kesini cuma mau bilang, kamu lupa?"
..
"Lupa??" Seungyoun mengerutkan dahinya, melirik ke seluruh ruangan, langit-langit untuk mencari jawaban yang .. tidak akan ia temukan.
"See?? What the fuck?? YOU FORGOT????" Suara Seulgi kembali meninggi, kali ini lebih lebih tinggi. Seungyoun melirik kanan dan kiri, melihat beberapa staff melihat kearahnya. Ia langsung menarik Seulgi keluar dari studio dengan sedikit paksaan.
"Yah! Jangan teriak disini. Ini bukan hutan, ini S-T-U-D-I-O." Seungyoun seolah meledek Seulgi yang bertingkah seperti makhluk hutan yang tidak tau ejaan Studio.
Seulgi geram, ia mencubit perut Seungyoun dengan kuat dan memukul lengannya. "Hari ini aniversarry kita!!! Dumbass." Seungyoun langsung mengerutkan dahi, ia mengelus tengkuknya.
"Oh ..? I'm sorry ..? I've been busy these days. So ..?."
"What the- nevermind Cho. We're over!!!"
Seungyoun mengerutkan dahinya mendengar suara tinggi Seulgi menggema di studio itu, diperhatikan oleh beberapa staff. Tapi, yang namanya Cho Seungyoun, dia ga peduli malah dia santai aja.
———-
"Seokie~."
Suara Seungyoun terdengar ditelinga Kim Wooseok. Ya, satu dari sekian banyak sahabatnya Seungyoun. Satu satunya tempat dimana Seungyoun bisa bermalas-malasan, mengeluh, bahkan memperlakukan dirinya seperti yang punya rumah. Wooseok, berkali-kali menyuruhnya diam dan memutar matanya, dia tau pasti Seungyoun kesini selalu ada kaitannya sama Seulgi noona.
"Diam, aku lagi ngerjain demo lagu. Kamu kalo dateng gamau bantuin, pulang sana."
Seungyoun yang tadinya membenamkan wajahnya dibantal, dia mengangkay wajahnya. "Eh? Kenapa ga bilang? Aku bisa bantu! Tapi ... aku lagi males?Hehe."
Seungyoun bahkan terkekeh diakhir katanya tanpa penyesalan atau rasa bersalah, wajar kalau dia dapat lemparan bantal dari Wooseok. Seungyoun hanya tertawa, dia melangkahkan kaki mendekat melihat apa yang dikerjakan Wooseok. Wooseok dan dia tahun ini, (itu juga kalau Seungyoun fokus sama project akhir tahunnya tanpa main main sama anak baru di jurusannya) akan lulus. Wooseok adalah anak teladan, rajin, Prince of Campus, Boyfriend material, dan panggilan pujian yang lain. Sedangkan Seungyoun adalah lelaki tampan nomor satu yang diinginkan semua orang di universitas mereka, Fuck boy, genius-all rounder karena ia serba bisa.
Orang orang ga heran kenapa Seungyoun dan Wooseok itu bisa sahabatan. Dimana ada Seungyoun pasti ada Wooseok, bahkan beberapa mahasiswa dan mahasiswi disana punya membuat fansclub untuk mereka. Mereka hampir setara dengan Idol, jika idol selalu di pair atau di ship oleh orang-orang, maka Seungyoun dan Wooseok ikut kena imbasnya.
Panggilan ship mereka adalah SeungSeok. Diambil dari Seung-youn dan Woo-Seok. Beberapa orang 'gila' menghubungkan kalau mereka itu sebenarnya gay. Gatau kenapa bisa padahal Wooseok sendiri sudah punya pacar, Eunseo dan begitu juga dengan Seungyoun yang semua orang tahu bahwa dia pacaran dengan wanita nomor satu yang paling cantik di jurusannya, Dance, Kang Seulgi.
"Hey seok, kamu sudah berapa lama sama Eunseo?"
"Hmm, 7 bulan. Kenapa?"
"Kamu kalau tanggal hari jadi, dirayain?"
"Ya engga, ngapain? Buang waktu."
Seungyoun langsung menepuk tangan dengan sangat riang, sampai Wooseok mengalihkan pandangannya walau semenit dari layar komputer. "I knew it! Kamu tau? Seulgi noona minta putus lagi karena aku lupa hari ini hari jadi!."
Wooseok memutar matanya, "Kalian itu emangnya ga capek? Setiap hari berantem, putus, nanti malem paling balikan lagi."
Seungyoun mengangkat bahunya, dia mendekatkan diri ke Wooseok, kembali memperhatikan apa yang dikerjakan Wooseok. Sesaat, Wooseok gatau kalau Seungyoun sudah berada di dekat wajahnya. Saat ia menoleh ke kanan, mencoba melihat Seungyoun tiba-tiba wajahnya dihadapi oleh pipi mulus Seungyoun.
"GILA, kamu ngapain!!" Wooseok panik, dia langsung mendorong wajah Seungyoun menjauh dan memukul punggung laki-laki itu.
"Aw???? Sakit!! Ngapain sih???? Aku ngapain???." Seungyoun meringis mengelus lengannya, sesekali mengecek tangannya.
"Kamu kedeketan! Nanti kalo ada yang salah paham gimana? Aku udah capek Youn dengerin orang shipperin kita atau apalah itu. Geli." Wooseok membekap tubuhnya, seolah dia mengigil merinding membayangkannya.
Seungyoun hanya melirik Wooseok lalu kembali mengangkat bahu dan beberapa kali menyentuh mouse untuk sepertinya memperbaiki apa yang salah dan kurang.
"Kamu lebay, gapapa kali. Lagian kamu ada pacar, aku juga. Mana mungkin aku gay? Dan kenapa juga kalo pun iya mau sama kamu?."
"Ewww?? Youn, cowo itu sama cewe bukan cowo sama cowo! Inget, cowo itu sama cewe. Kamu gila ya???." Wooseok melipat kedua tangannya, tidak setuju dengan pendapat Seungyoun.
Seungyoun menegakkan badannya, dia melihat kearah Wooseok yang sepertinya menantikan balasan argumen. "Seok, ini udah 2019 dan kamu masih phobic? Oh my god? Seriously? Everyone has the same rights. Whether it's against god when it comes to love, we can't choose. At least, it should be supportive and not making any bad damage to other people."
Wooseok menghela nafasnya, sekali lagi dia membatahnya, "Jangan gila Youn. I'm disgusted."
Seungyoun hanya tertawa mendengar jawaban sarkastik dari Wooseok. Tanpa mereka sadari, seseorang tak sengaja mendengar percakapan mereka. Dia terhenti dengan argumen Wooseok.
"Aku menjijikan ...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected.
FanfictionFor such a long time being a best friend, one of them attempt that they had strange feelings which there's no possibility, cause the problem is: Both of them are strictly straight and one of them is homophobic. written both with eng/ind.