Cho Seungyoun, mahasiswa jurusan Fotografi yang lahir tanggal 5 Agustus 1996. Dia memiliki dua adik kembar yang umurnya cukup terlampau jauh. Junho dan Hyeongjun yang lahir di tahun 2002. Sebenarnya, Seungyoun juga punya saudara tiri dengan berbeda ayah tapi Seungyoun tidak terlalu suka jika membicarakannya. Seungyoun, Junho, dan Hyeongjun sepanjang hidupnya dianugerahi kebutuhan yang selalu tercukupi tanpa terkecuali. Bukan melebihkan, tapi memang benar keluarga mereka adalah keluarga yang kaya. Berasal dari keluarga pengusaha yang usahanya terkenal hampir diseluruh dunia.Seungyoun sepertinya memang disertai keberuntungan. Kenapa? selain dia terlahir di keluarga yang kaya, dia juga terlahir dengan paras yang ga main-main. Sejak kecil, pujian seperti "Wah, Seungyoun ganteng ya kaya papinya.", "Seungyoun boleh dong jadi mantu tante nanti ya?", "Ini sih mantu idaman.", "Beruntung banget ya istrinya Seungyoun nanti." dan lain-lain. Seungyoun sendiri udah ga asing sama pujian pujian tadi, bahkan udah jadi snack ringan.
Hidupnya bener-bener kaya fanfic udah punya wajah yang ganteng, kaya, bisa apa saja dan apalagi sekarang dia memiliki seorang pacar. Kang Seulgi. Lebih tua darinya 2 tahun, tapi mereka terlihat sangat serasi. Seulgi adalah seniornya dan salah satu model pertamanya yang membawanya perlahan menuju kesuksesan. Seulgi selalu mendukung apa yang Seungyoun lakukan, begitu pula sebaliknya. Seulgi juga mengenak Wooseok dengan sangat baik, apalagi, Wooseok lah yang mengenalkan mereka.
Walau, terkadang Seulgi merasa aneh dan cemburu dengan pertemanan Wooseok dan Seungyoun. Sejak 6 bulan yang lalu, Seungyoun makin manja dengan Wooseok. Dibanding dengan dirinya, Wooseok lebih bisa dibilang sebagai 'pacar' Wooseok. Bukan sekali dua kali Seungyoun bertingkah seperti ini. Beberapa kali temen-temannya melapor bahkan malah mereka yang mengeluh kalau Seungyoun terlalu dekat dengan Wooseok.
Ga mungkin kalau Seungyoun dan Wooseok ada hubungan special. Seulgi tau kalau Wooseok sebenarnya homophobic. Hanya beberapa orang termasuk di yang tau hal ini. Jadi, Seulgi selalu bisa menepis pikiran buruk tentang Wooseok yang mungkin suatu saat bisa merebut Seungyoun darinya.
-
Banyak siswa berhamburan keluar sekolah. Berjalan, mengendarai mobil, mengendarai sepeda, semuanya berangsur berjalan keluar sekolah. Begitu juga dengan anak laki-laki berambut merah, dia berjalan menuju gerbang bersama dua temannya yang akhirnya salah satu dari mereka pergi dan menyisakan mereka berdua.
"Eunsang-ah, mau nemenin aku gak? Aku mau beli headset baru. Kamu ga ada acara kan?"
Pertanyaan temannya itu membuat Eunsang, si anak berambut merah, diam. Dia melirik arlojinya sekilas, memandang temannya dan memandang lurus ke sekitar gerbang. "Oke.. aku ga kemana-mana sih. Yedam hari ini ga dijemput abangnya?"
Anak laki-laki bernama Yedam itu menggeleng. Dia tersenyum senang mendengar jawaban Eunsang dan mulai melangkah kaki lebih dulu dari Eunsang.
"Enggak. Abang lagi sibuk, jadi aku pulang sendiri. Kamu beneran gapapa kan? Kayaknya nunggu orang ya? Nunggu abang Wooseok?"
Eunsang menggeleng sedikit lesu, "Enggak kok, tapi biasanya ada yang jemput. Gapapa deh, aku bilang dulu ya."
Kakinya berhenti melangkah, merogoh kantong celananya dan mulai mengetik pesan diponselnya. Yedam hanya diam bersiul menunggu Eunsang selesai dengan urusannya. Suara 'Nah!' dari Eunsang menandakan dia selesai dan mereka kembali berjalan menuju toko yang mereka tuju.
Sepanjang jalan, Eunsang dan Yedam yang kebetulan satu kelas bertukar cerita dan pendapat tentang jenis musik dan berbagai hal lain. Mereka juga terus terusan tertawa, apalagi Eunsang gabisa nahan ketawanya. Ketawanya lumayan bar-bar. Dia bisa mendorong-dorong orang disekitarnya sampai terjatuh.
Mereka daritadi tidak selesai tertawa dan entah apa yang ditertawakan. Mereka sampai tidak sadar kalau sudah sampai di depan toko. Tanpa basa basi mereka langsung masuk ke toko.
"Eunsang, aku kesana sebentar ya? Kamu liat-liat aja yang lain. Kamu katanya mau cari cat atau pensil warna kan? tuh disana." Yedam menunjuk bagian alat-alat tulis dengan dagunya. Melihat anggukkan dari Eunsang, dia segera melesat menghilang menuju bagian elektronik dan gadget.
Toko itu sebenarnya tidak terlalu besar, tapi lumayan lengkap isinya dan cukup dekat dari sekolah mereka. Berjalan kaki sekitar 15 menit, mereka sudah sampai.
Eunsang sibuk berjongkok melihat cat-cat dan pensil warna yang sekiranya mungkin akan dia beli. Dia bingung sebenarnya, untuk apa dia membeli alat-alat ini padahal dia sama sekali ga bisa menggambar. Dia cuma bisa mewarnai itupun kalau ga diingetin Wooseok dia bakal lupa buat selesain coloring book yang dibeliin bunda.
Baru saja, Eunsang mau mengambil satu set lengkap pensil warna. Satu set tersebut terlebih dahulu diambil oleh tangan orang lain. Eunsang yang posisinya dibawah, menoleh keatas dan terkejut. Dia langsung berdiri, membersihkan tasnya yang mengenai lantai dan melihat kesekitar.
"Junho! Kok disini? Aku kira kamu udah pulang! Kebetulan, tadi aku udah chat kamu tapi ga kamu bales."
Raut wajah dan ekspresi Eunsang berubah menjadi cerah sedangkan orang dihadapannya hanya diam. Dia memandang Eunsang cukup lama, membuat Eunsang sedikit bingung. Ia mengibaskan tangannya didepan Junho.
"Hallo??? Junho?? Ih kamu kenapa.."
Junho langsung menarik tangan Eunsang keluar dari bagian peralatan itu. Menariknya keluar dari toko tapi ditahan sebentar oleh Eunsang.
"Junho nanti dulu! Aku bilang dulu sama Yedam, ga enak tadi aku udah nemenin dia."
Eunsang kembali masuk ke dalam toko meninggalkan Junho dengan muka masam. Junho bisa melihat dari kaca, melihat Eunsang yang tersenyum ke arah Yedam. Yedam melihatnya dan kembali melihat Eunsang. Saat Yedam memandanginya, Yedam terlihat sedikit takut dengan Junho sebelum ia menganggu seperti memperbolehkan Eunsang untuk pergi.
"Junho! Ayo pulang?" ajak Eunsang menarik tangan Junho pergi. Junho tetap memalingkan kepalanya melihat ke arah Yedam membuatnya terlihat semakin tidak senang dengan adanya Yedam.
-
"Kemaren gue liat dia sama siapa ya anaknya rambut merah gitu tapi kayaknya bukan anak Hanlim deh? Dia pake seragam SOPA lagi duduk kan di deket toko swalayan. Gue tuh waktu itu gamau nyamperin awalnya tapi, masa gue liat si Junho kaya.. apa ya? dia pengen ngelakuin sesuatu sama si anak rambut merah? Pas gue samperin, si Junho langsung kaya ga seneng gitu anjir. Lo bayangin kaya kalo lagi enak tapi di ganggu? ya gitu deh pokoknya."
Seungyoun melemparkan bantal yang tepat mengenai kepala Jinhyuk. "Lagi enak, lagi enak. Sembarangan. Junho tuh masih 17 tahun belum boleh yang kaya gitu dan anak rambut merah yang kata lo itu mungkin adeknya Wooseok, si Eunsang. Mereka lumayan deket sih, gue aja bingung mereka bisa kenal darimana.."
Jinhyuk hanya meringis saat bantal mengenai kepalanya, "Nah masalahnya, si Eunsang itu welcome banget sama gue. Ramah gitu anaknya sedangkan si Junho tuh malah megangin tangan si Eunsang mulu kaya mau nyebrang. Dikira gue pedo apa ya.. mau nyulik mereka. Padahal kan Junho udah kenal gue kenapa kaya orang asing. Setiap gue mau ngomong nih sama Eunsang, Junho selalu kesempatan buat narik Eunsang biar ga jadi ngomong sama gue malah ngomong sama dia aja."
"Terus terus??"
"Anehnya setiap Junho kaya gitu, mukanya Eunsang kaya hmm gimana ya? cemas gitu liat ke gue. Kaya semacam kalo lo lagi gibahin orang eh orangnya muncul tapi temen-temen lo tetep gibahin orang yang baru dateng itu. Akhirnya gue coba deh, gue kan demen ya cubit pipi bocah. Gue cubit tuh pipinya Eunsang, pas lagi nyubit, Junho langsung mukul tangan gue dan narik si Eunsang pergi. Gila anjir sakit banget emangnya gue papan taekwondo apa. Tulang semua gini digituin."
Seungyoun diam. Mendengar semua itu semakin membuatnya curiga kalau dugaannya lumayan benar, kalau Junho posesif terhadap siapa saja yang berani mendekati Eunsang.
-
Notice! Is it okay if i'll add a mild sexual tension between j&e? Kalau engga boleh juga gapapa kok! I want to ask my reader opinion, apakah kalian nyaman atau engga. Anyway, thanks to anyone who comment and likes this story! Thank you soo much♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected.
FanfictionFor such a long time being a best friend, one of them attempt that they had strange feelings which there's no possibility, cause the problem is: Both of them are strictly straight and one of them is homophobic. written both with eng/ind.