Dia Kumat

53 9 3
                                    


Maap bila ada typo nyempil. Voment y syg.



Park Nara. Gadis itu berlari kecil dibawah jutaan tetesan air hujan yang jatuh menerpa bumi. Pipinya bersemu kemerahan,telapak tangannya menengadah keatas,dan sudut bibirnya yang tak henti hentinya mengulum senyum kebahagiaan. Ia menyukai hujan. Apalagi,Aroma dari tanah kering yang kini sudah terbasahi oleh air hujan. Uh,benar benar Aroma yang menenangkan pikiran.

Ia tidak mempedulikan hoodie nya yang kini hampir sepenuhnya basah,bahkan sepatu putih kesayangannya itu kini sudah ternodai oleh lumpur dari genangan air.

Nara baru saja keluar dari Minimarket yang terletak tak jauh dari tempat tinggalnya berada. Satu tangannya membawa sekantung jajanan khas Minimarket dan juga sekantung plastik berisi beberapa bungkus bakso.

Memang,beberapa saat lalu ia mengeluh saat diperintahkan kakaknya 'Jimin' untuk membeli camilan,Tapi kini ia tidak menyesali menerima perintah kakaknya,Karena dengan kesempatan ini ia bisa bermain hujan tanpa mendengar ceramah Jimin yang melaranganya untuk bermain hujan.

Ia begitu bahagia hari ini,terlebih sekarang kedua orang tuanya itu sudah duduk manis dirumah sembari berbincang bincang. Ia rindu dua manusia paruhbaya tersebut.

Cklekk.

Suara kenop pintu. Kini pintu kediaman keluarga Park terbuka. Diiringi datangnya anak kurbel yang sedang berdiri dengan baju basah kuyupnya.

"MAHH!. UJANNYA LUMAYAN GEDE!"

Nara berlari. Segera ia letakkan kantung plastik yang ia bawa pada meja dekat televisi.

"Kamu ini,Nara. Masuk rumah bukannya ngucap 'Assalamu'alaikum' malah teriak teriak,"keluh wanita paruhbaya yang tak lain adalah seorang wanita berjasa yang telah melahirkan dua keturunan Park. Eaa..mwehehe

"Wa'alaikum salam,"jawab Nara dengan senyum konyolnya.

"Hadeuhh,kami tinggal satu bulan makin bandel aja Kamu,diajarin apa aja sama abang Kamu?"tegur ayahnya. Namun Nara tahu; ayahnya itu hanya membuat ekspresi serius yang dibuat buat.

Nara tersenyum konyol untuk kesekian kalinya.

"Gak banyak sih, Yah. Palingan diajarin cara begal orang,cara nyontek pas ujian,cara ngebikin orang patah tulang,cara nyantet onlen orang,cara malu maluin orang,cara bikin guru naik darah,cara bikin rembo ayamnya tok dalang pulang, cara nemuin dimana orang tuanya masa enjeber,cara nemuin dimana keberadaan ayah dari keluarga khong guan,cara nebak kenapa bis biru di tv tv itu namanya tayo bukan tai aja,cara bikin tempe,cara bikin pecel lele,cara bikin es oyen,cara bikin ana-"

"Udah udah cukup. Malah ngawur Kamu ngomongnya. Ngomong Ngomong,abang Kamu sama temen temennya pasang wifi di sebelah ya?"Ayah Nara mengangkat gagang cangkir teh,kemudian ia teguk isinya.

Nara mengangguk mantap. "Iya,baru pasang beberapa hari yang lalu. Katanya sih udah ijin sama buk Sora yang punya tempatnya."

"Pantesan abang Kamu daritadi mamah denger ngeluh terus. katanya lagi bokek,ternyata abis pasang wifi sama temen temennya toh!"

Nara tersenyum sambil manggut manggut lagi.

"Nara. Itu tadi Yura nelpon Kamu,tapi kamunya gak bawa hp.Katanya ; abis ini dia kesini buat kerkom sama Kamu."itu mamah Nara yang Ngomong.

Kerja kelompok palanya botak!. Ngerjain PR aja jarang jarang dia. Ga tau kenapa pas ujian itu ide selalu mengalir deras di otak,Tapi belajar ae kaga pernah. Palingan kangen getok giginya Jungkook dia mah!-batin Nara

"Iya,mah."

"Ra,itu bakso sama camilannya bawa ke tempatnya abang Kamu aja. Tadi Katanya ditungguin sama temennya dilapak barunya itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WIFI KHAROM-namjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang