[1] Verhaal begint.

154 41 5
                                    

"Lyzca, kemarilah!"

"Sebentar lagi nek."

Setelah selesai dengan urusannya di dalam kamar. Tampak seorang gadis dengan surai keperakan itu keluar dan melangkahkan kakinya menghampiri seorang wanita tua yang sedang menunggunya di ruang tamu sederhana itu.

"Duduklah, aku akan merapikan rambutmu." Luiza, wanita tua itu menepuk sisi depannya.

Melihat itu Lyzca segera mendekat dan duduk di depan neneknya. Sedari dulu ia sangat suka saat sang nenek akan merapikan rambutnya. Dengan maksud mengepang rambutnya atau hanya memberikan jepitan kecil di rambutnya.

"Jangan terlalu dekat dengannya!"

Lyzca mengerutkan keningnya mendengar ucapan Luiza yang membingungkan. Dengannya? Siapa yang di maksud Luiza?

"Pangeran Faeruz." sambung Luiza seakan tau kebingungan cucunya sembari melanjutkan kegiatannya mengepang rambut Lyzca.

"Kami hanya berteman." cicit Lyzca sembari menghela nafas lelah.

"Ya, Tapi batasan itu tetap ada Lyzca. Kasta kita berbeda."

Setelahnya Lyzca hanya terdiam. Ia tidak tau harus membalas ucapan neneknya dengan apa lagi. Karena yang neneknya katakan adalah kebenaran yang nyata. Kasta dapat membuat semuanya tampak mustahil dilakukan.

Setelah selesai mengepang rambut keperakan itu, Luiza memegang kedua pundak Lyzca yang setia terdiam sedari tadi. Mengusap pundak itu dengan lembut. "Apapun yang terjadi, buanglah perasaan itu Lyzca. Aku hanya memperingatimu." bisiknya tepat di telinga sang cucu.

Dengan segera Lyzca memutarkan tubuhnya, kini ia berhadapan dengan sang nenek yang melemparkan senyum manis padanya namun tersirat akan makna di dalamnya. "Aku tidak menyimpan perasaan padanya!" Tegas Lyzca dengan menatap lurus ke arah mata neneknya.

"Bagaimana dengan dia?"

"Itu tidak akan terjadi."

"Itu akan terjadi jika kau tidak membentengi dirimu dari sekarang Lyzca!"

"Itu—"

"Sudahlah. Bukankah kau bilang ingin berjalan-jalan? Pergilah." setelahnya Luiza berdiri dari duduknya melangkahkan kakinya meninggalkan Lyzca yang masih setia menatap punggung Luiza hingga punggung itu menghilang dari pandangannya.

Ia menghela nafas berat. Lyzca tau jika neneknya saat ini marah padanya. Sungguh ia tidak berniat melakukan itu, tapi entah kenapa jika berbicara tentang topik ini mereka selalu berakhir begini.

Dengan lemah, ia berdiri dari duduknya dan melangkah dengan pelan keluar dari rumah sederhananya. Mata hijau bening itu menatap aktivitas para warga desa yang sibuk mempersiapkan acara malam ini.

Ya. Tentu saja, mana mungkin mereka semua melewatkan malam pergantian tahun kali ini. Katanya, akan banyak pertunjukan yang akan di tampilkan juga pasti banyaknya penjual yang menjual berbagai hal. Semua itu di persiapkan dari sekarang.

Sebagian dana di bantu oleh pihak kerajaan Archelaus. Kerajaan yang menaungi desa Neryon, tempat tinggal Lyzca saat ini. Tentu, mana mungkin warga desa punya uang banyak untuk membuat acara semeriah ini jika bukan pihak paling berkuasa campur tangan di dalamnya.

Lyzca tersenyum tipis, ia tidak sabar dengan acara nanti malam. Pasti akan sangat seru, juga meriah. Mata hijau bening itu teralih menatap ke arah rumah di sebelahnya. "Apa Carney ada dirumahnya?" batinnya.

Lyzca melangkahkan kakinya semakin mendekati rumah di sebelahnya. Ia mengerutkan keningnya saat melihat sekeliling rumah itu sepi seakan tidak berpenghuni. "Carney!!" teriak Lyzca tepat di depan rumah sahabatnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfecte Laugen [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang