satu waktu aku begitu berharap kamu kembali hadir di bait bait puisi ku. kembali menjadi pemeran utama dalam cerita harian ku. menjadi yang paling teratas di kolom pencarian seluruh ku. dan menjadi tempat untuk pulang yang paling ramah.
tapi lagi, aku sudah kehilangan kamu. aku sudah tak lagi mampu melakukan itu semua. saat ini, tentangmu hanya aku simpan di batas khayal ku saja. menari kesana-kemari mengikuti irama yang tak lagi beraturan.
begitu sulitkah untuk aku dapat menjadi bagian dari hidupmu lagi? harap ku masih sejauh itu. dan katamu, aku sudah tak memiliki kesempatan yang sama.
sayang
aku merindukanmu. selalu.
maafkan aku karena tak bisa menjaga air mata ini untuk tidak jatuh. tapi sungguh. aku rindu.
