2.4

33.5K 9.2K 3.7K
                                    

"Pak, tolong antar kami ke rumah sakit," pinta Kai sambil berdiri dan menggendong Taehyun.

Pria paruh baya di depannya memicingkan mata penuh curiga. Dia menatap Kai dari atas sampai bawah lalu menatap matanya lekat-lekat.

"Kamu bunuh anak siapa?"

"Hah?"

"Itu yang kamu gendong, kamu bawa mayat siapa?"

Kai mengerjapkan matanya bingung. "Maaf pak, dia teman saya. Teman saya masih hidup, buktinya tangannya masih gerak."

Kai marah, jelas-jelas Taehyun terus menarik-narik kerah bajunya. Kai sendiri risih, ngapain coba Taehyun terus menarik kerah bajunya.

"Ayo kita ke rumah sakit, temanmu bisa kehabisan darah," ajak pria paruh baya tersebut ke sebuah mobil bak yang terparkir tak jauh dari mereka.

Baru saja satu langkah berjalan, Taehyun menarik kencang kerah baju Kai hingga membuat mereka hampir terjatuh ke belakang.

"Taehyun, lo kenapa sih?!" Bentak Kai kesal.

"Lari sekarang."

"Apaan sih? Ngomong yang jelas dong."

"Lari sekarang, Hueningkai!"

"Ish, lo kenapa si-"

Kai mematung di tempat. Semua orang menatap mereka. Tapi bukan tatapan iba yang sebelumnya mereka lihat, melainkan tatapan lapar.

Sekarang Kai tahu, kalau mereka tidak seharusnya berada disini.

Mereka salah besar.

"Nak, kamu mau kemana?"

Pria paruh baya tersebut berbalik badan menatapnya. Tidak ada lagi mimik wajah kasihan, dia membasahi bibirnya seraya mengeluarkan sesuatu dari balik jaket kulitnya.

Nafas Kai tercekat, kakinya sontak melangkah mundur sambil mengawasi sekelilingnya dengan waspada.

Pisau daging mulai terlihat dimana-mana.

"Taehyun, kenapa lo gak bilang dari tadi?" Tanya Kai berbisik.

"Kalo gue bilang, mereka bakal nyerang kita. Makanya gue tarik kerah baju lo dari tadi, itu kode," balas Taehyun berbisik juga.

"Nak, ayo ikut saya. Kasian teman kamu, darahnya yang harum itu terbuang sia-sia."

Harum katanya?!

Sekarang Kai sadar kalau dia telah masuk ke sarang manusia kanibal yang kelaparan.

Sinyal bahaya mulai menyala di kepalanya, membuatnya berbalik badan untuk kabur.

Tapi ternyata, di belakang mereka banyak sekali orang yang menatapnya dengan buas.

Ini gawat, mereka terkepung!

"Nak, ayo sini. Teman kamu bakal selamat kalau kamu kasih dia ke kami, kok."

"Gak, saya gak akan kasih teman saya ke kalian!"

Tolakan Kai barusan membuat orang-orang tersebut meraung marah, Kai terperanjat dibuatnya.

"Jangan biarkan mereka pergi dari sini!"

"Ya benar!"

"Mereka harus jadi santapan kita!"

Badan Kai gemetar ketakutan. Taehyun memeluk Kai dari belakang, mereka berdua tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.










TIN TIN!















Suara deru mesin mobil yang disertai suara klakson yang memekakkan telinga membuat kerumunan tersebut menepi ke pinggir jalan.

Mobil sedan berwarna hitam tersebut berhenti di samping Kai. Tanpa membuang waktu lagi, Kai masuk lewat pintu belakang dan langsung menutup pintunya.

Tepat setelah itu, orang-orang disana menyerang mobil tersebut. Mereka memukul kaca dengan brutal.

Tanpa basa-basi lagi, si pengemudi mobil menginjak gas kuat-kuat, menabrak orang-orang yang menghalangi jalannya dan berhasil pergi dari sana.

Beberapa saat kemudian, suasana berubah lengang. Kai dan Taehyun duduk di kursi belakang dengan wajah pucat dan badan gemetar.

Si pengemudi yang melihatnya menghela nafas lalu sedikit memelankan laju mobilnya.

"Kalian baik-baik aja, mereka gak bakal bisa nyusul kita."

Kai diam, begitu juga dengan Taehyun. Hal itu membuatnya berdecak kesal.

"Ck, ternyata Taehyung sama gilanya kayak pasangan kekasih itu."

"Maaf Kak, kakak kenal mereka?" Kai memberanikan diri bertanya.

Orang itu terkekeh. "Jelas kenal lah, mereka sepupu gue."

Kai dan Taehyun saling pandang. Apakah mereka harus mempercayai orang ini? Mereka tidak mau tertipu lagi.

"Tenang aja, gue gak kayak mereka. Oh ya, kalian cuma berdua?"

Seketika Kai teringat dengan Yeonjun dan Soobin!

"Kak Yeonjun sama Kak Soobin masih disana, gimana ini?" Kai panik sendiri.

"Gue bakal bawa kalian ke rumah sakit dan kirim polisi kesana. Lo jangan biarin temen lo mejamin matanya."

Kai sontak menoleh ke arah Taehyun yang nampak lemas dengan mata yang sayu. Ini buruk.

"Kak, bisa lebih cepet lagi?"

Yang ditanya mengangguk dan menambah kecepatan laju mobilnya, menyusuri area hutan yang sepi.

"Oh ya kak, kakak namanya siapa?"

Hening.

Kai mengernyit bingung.

"Kak?"

















































"Gue Min Yoongi, ketua kepolisian Kota Daegu."

The Phone | TXT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang