BRUK
Lily terjatuh karena tersandung kaki panjang Seorang pria yang tidak dikenalinya."Iih, Lo gimana sih? Kakilu seenak jidat lu selonjorin di jalan umum!" Kata lili menggebu-gebu.
Bukanya menolong pria itu tertawa melihat Lily yang terjatuh, Lily yang tidak tahan dengan pria itu pun langsung berjalan cepat ke kelasnya sambil menahan amarahnya.
Sesampainya di kelasnya Lily langsung menghampiri Vanya sahabat dari TKnya."Kaget gua." Vanya terkejut dengan kedatangan Lily
"Masa ya nya tadi ada cowok yang kakinya di selonjorin di jalan umum."
"Jalannya rame ga?" Tanya Vanya ke Lily
"Engga sih kelihatanya cuma gue yang lewat situ."
"Yaudahsih sayangkuuu."
"Dia nyandung guaaa, gua jatoh dong eh dia malah ngetawain gua."
Vanya mengelus punggung Lily dengan penuh kasih sayang, pasalnya Vanya sudah menganggap Lily sebagai adiknya sendiri.
"Sabar ya sayangkuuu, siapa tau dia jodohmu." Kata Vanya sambil terkekeh. Lily tidak menanggapi perkataan Vanya, bukan hanya Lily kesal kepada Vanya tapi asisten dosen sudah datang untuk memberi tahu bagaimana acara wisuda 3 hari lagi, ya mereka akan wisuda S1.
Setelah selesai Vanya yang biasanya mengantarkan Lily ke rumah, hari ini tidak bisa mengantarkan dia ke rumah karena Vanya sudah janjian dengan Aldo pacarnya untuk pergi ke mall.
Lily melewati trotoar jalan yang bisa dibilang kotor sambil bernyanyi lagu Twice yang berjudul Fancy, di tengah-tengah dia bernyanyi tiba-tiba ada yang mengklakson dirinya, sontak Lily pun langsung menengok ke asal suara klakson yang ternyata bersumber dari mobil Pajero yang berada tepat di belakangnya, kaca mobil tersebut terbuka perlahan dan betapa terkejutnya Lily saat melihat ternyata yang di dalam mobil itu pria yang membuat dia tersandung tadi.
"Ayo masuk." Ajak pria itu
"Gak mau, pasti Lo mau apa apain gua kan ya? Ngaku aja Lo!" Tuduh Lily ke pria itu
"Suudzon aja Lo, cepet nih gua kasih tumpangan gratis! Masuk sebelum gua berubah pikiran."
Lily yang mendengar kata-kata itu langsung berlari ke sisi kiri mobil dan dia langsung masuk ke mobil Alphard itu.
"Btw maaf ya yang tadi." Kata pria itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Santuyy mas, cepet jalan gua pengen rebahan di rumah nihh."
"Rumah lu dimana?" Tanya pria itu ke Lily
"Jalan anggrek nomer 29."
Pria itu tidak meneruskan pembicaraan lagi dan fokus pada kemudinya.
"Namalu siapa?" Tanya Lily ke pria itu
"Dimas." Singkat padat dan jelas"Gua Lily, eh kayaknya lu kating gua deh" Lily menatap Dimas dengan wajah penuh tanda tanya.
"Gua tinggal wisuda."
"Sama dong kita gua besok Selasa wisuda S1." Kata Lily dengan penuh percaya diri.
"Gua wisuda S2 " Dimas dengan muka datarnya menatap wajah penasaran Lily.
"Wah pasti udah nikah atauuu mau nikah ya?" Lily emang sok tau part.
"Belom nikah belom mau nikah belom punya pacar, kalo gua punya pacar akhirnya juga gabakal nikah."
"Kenapa?" Tanya Lily dengan wajah penasarannya ke Dimas.
"Gua udah di jodohin."
"Kita samaan, calon jodoh lu siapa namanya?" Lily mengajukan pertanyaan lagi ke Dimas dengan wajah penasarannya.
"Apa? Jodoh? Lucu banget sih lu, nama dia Agatha." Dimas menahan tawanya saat mendengar kata-kata Lily.
"Namanya apa dong kalo bukan jodoh?" Lagi lagi Lily bertanya kepada Dimas.
"Calon atau apa kek masa jodoh""Yaudah deh calon aja deh calon!" Kata Lily pasrah.
"Eh btw gua besok ketemuan sama calon gua." Kata LilyDimas pun hanya ber oh ria bukannya tidak mau menanggapi Lily yang sok tau dan aneh itu, Dimas hanya ingin fokus dengan kemudinya.
"WOIII RUMAH GUA KELEWATAN!" Teriak Lily sambil menepuk nepuk pundak Dimas yang sandar able.
"Santuy napa dah"
"Sontay santuy sontay santuy sak penake Dewe nek ngomong!" Kata Lily yang melihat spion mobil Dimas."Noh sampe"
"Makasih ya! Maaf juga gua udah suudzon sama lu! Gua kira lu kating pedo dong, kan galucu kalo lu itu bener- bener kating pedo." Lily sibuk melepas seat belt nya, sedangkan Dimas menatap wajah Lily.'Aneh banget njir ni orang' kata Dimas dalam hati.
Setelah selesai melepas seat belt, Lily menyalami Dimas ala gaya salaman anak ke emaknya.
"Samlekom." Lily melambaikan tangannya ke Dimas."Salam yang bener woi!"
"Assalamualaikum mas Dimas yang ganteng seantero dunia." Lily tersenyum ke Dimas dan Dimas tau kalau senyum Lily tidak ikhlas.
"Wa'alaikumsalam! Senyum yang ikhlas dong!"
Lily tidak memperdulikan kata kata Dimas dan langsung mengeloyor pergi ke dalam rumahnya.
"Dasar bocah." Kata Dimas.
Tanpa sadar Dimas mengulas senyum yang sudah lama tidak terulas di wajahnya berkat gadis aneh itu. Dimas memang sering tertawa tapi dia jarang tersenyum apalagi dengan seorang perempuan kecuali ibunya dan Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not expect
Teen FictionLily sang gadis cerewet dijodohkan dengan Dimas pria yang keliatannya nyebelin tapi sebenarnya dia sangat sayang kepada Lily, mereka berdua menikah dan menghadapi banyak konflik dari yang besar maupun yang kecil tapi konflik itu justru menguatkan hu...