Pranggggg....
Taehyung menebak apa yang sedang terjadi di luar. Ini adalah satu hal yang sangat dibencinya. Pertengkaran orang tuanya. Kenapa mereka sangat egois? Pertanyaan itu yang selalu ada dalam benak Taehyung.
Perlahan Taehyung melangkahkan kakinya keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Seketika.
Dia berlari melihat mamanya yang sepertinya bersiap untuk melempar vas bunga kepada papanya.
"MAMA!"
Nyonya Kim pun diam melihat anaknya berteriak.
"Kamu minggir ya Tae! Papamu ini masih aja suka pergi sama pelacur itu! Kamu mau belain Papa kamu?! Hah?! Minggir, biar Mama yang urusin Papa kamu!"
Taehyung berdiri.
"Tolong Mama ulang perkataan Mama? Mama bilang orang lain pelacur, sedangkan Mama sendiri? Apa sebutan yang pantas untuk Mama saat Mama juga menjadi simpanan Tuan Jeon?!"
Plakkkk!!
Satu tamparan mendarat di pipi Taehyung. Menurut Taehyung ini adalah hal yang biasa. Mamanya selalu saja seperti itu saat pulang ke rumah. Entah dosa apa yang Taehyung buat di kehidupan sebelumnya sehingga dia berada dalam lingkup keluarga yang seperti ini sekarang.
"TAE!" teriak seorang laki-laki yang umurnya berbeda tiga tahun diatas Taehyung.
Laki-laki itu berlari menolong Taehyung untuk berdiri. Namun Taehyung menepis tangannya.
"Hyung, sekali lagi Tae ingetin sama Hyung. Jangan pernah ikut campur tentang apapun dalam keluarga Tae. Hyung itu tidak lebih dari sekedar anak asuh Mama!"
Taehyung pun pergi.
xxx
Melajulah mobil hyvndai hitam milik Taehyung menuju studio musik Yoongi. Tempatnya melepas lelah jika keadaan rumah sedang seperti itu.
"Apa Mamamu sedang di rumah?"
Tebak Yoongi yang sudah benar-benar hapal dengan kelakuan dongsaengnya satu ini.
"Hmm."
"Mau minum anggur bersamaku?" tawar Jimin pada temannya.
"Tuangkan saja dulu, aku sedang ingin merokok di atas."
Taehyung pun menuju rooftop studio milik Yoongi. Dia menatap foto seorang gadis yang selalu menjadi wallpaper telepon genggam miliknya. Dia merindukan gadis itu.
Entah apa Tae akan seperti ini jika hal tersebut tidak terjadi kepada gadis itu?
Goo Dayeon.
Taehyung merindukannya.
***
"Eunhye-ya, apa menurutmu barang bawaanmu tidak kebanyakan? Kita hanya akan menginap dua malam di Jeju. Kenapa kau membawa barang seakan-akan kau akan pindah ke Jeju selamanya?" tanya Dara heran pada Eunhye yang membawa satu koper besar dan tas jinjing yang biasanya digunakan orang untuk pergi ke gunung.
"Ya! Sudah jangan hanya bertanya. Bantu aku mengangkat tas ini."
Dara kesal.
Kenapa harus dibawa kalau dia akan merasa keberatan sendiri? Pikir Dara saat itu.
Mereka pun berangkat ke Jeju, dan setelah beberapa jam akhirnya sampailah mereka di sana.
Tanpa berlama-lama mereka pergi ke rumah nenek Eunhye untuk menaruh barang-barang Eunhye yang amat merepotkan sedari pagi.
"Halmeoni~" panggil Eunhye.
Nenek Eunhye pun datang dan menyambut mereka dengan gembira.
"Aigoo, Halmeoni sudah menunggumu lama. Kenapa kau jarang sekali datang kesini? Dasar anak nakal." goda Nenek Eunhye.
Mereka pun memasuki kamar dan menata barang.
Coba tebak apa yang terjadi pada mereka setelah itu? Benar sekali, mereka tertidur bahkan sebelum penataan barang selesai.
Rencana setelah datang langsung pergi ke pantai pun gagal.
***
HALOO GAESCUU😙
Tuh aku langsung publish dua part. Menebus kesalahan akutuh hehe:")
Hope u guys enjoy my story❤
As always, stay health.Give your vote please? Leave your comment for my story.
See u again guys😙😙
