SERPIHAN PERIH

24 0 0
                                    

" Dimana aku harus mencarimu?

Inikah balasanmu atas cinta tulus ini?"

Harry menatap kosong jauh ke laut lepas. Ia sengaja bangun lebih awal untuk menunggu matahari terbit di sebelah timur. Angin laut di pagi itu membawanya kembali ke masa lalunya. Pagi ini ia benar-benar galau saat ia harus merelakan kepergian Rani, gadis pujaan hatinya pergi meninggalkannya bersama lelaki lain.

"Apa yang harus aku lakukan untuk menghapus luka ini? Apa yang harus aku lakukan untuk melupakan semua ini?" batinnya. Harry tak pernah menyangka Rani akan pergi meninggalkan dirinya demi lelaki lain saat ia sedang melanjutkan studinya di Australia beberapa waktu yang lalu. Saat itu, Harry yang sedang menulis tugas akhir menerima sebuah email dari seseorang yang tidak dikenalnya. Email itu berisi sedikit tulisan dan beberapa foto yang mendukung tulisan dalam email tersebut. Alangkah terkejutnya Harry saat melihat foto-foto itu yang menggambarkan Rani sedang berpelukan bersama pria itu. Terlihat sebuah cincin melingkari jari manis Rani. Harry mencoba melihat wajah pria itu, namun samar. Seketika itu, Harry menghubungi Rani ke Indonesia. Ia berharap mendapatkan penjelasan darinya mengenai foto-foto tersebut namun Harry tak mendapatkan apa-apa karena Rani tak mengangkat telfon dari Harry.

Beberapa waktu kemudian, Harry berangkat ke Indonesia untuk mencari kejelasan atas hubungan mereka selama ini. Tak banyak yang diharapkan, kejelasan. Ia pun berangkat dengan membawa kebimbangan dan kegelisahan di hatinya. Sesampainya di Bali, ia menginap di sebuah hotel yang telah ia pesan sebelumnya.

Dua hari sudah Harry menghubungi Rani namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban jelas dari Rani atas hubungan mereka. Berbagai cara telah ia lakukan untuk mendapatkan penjelasan dari Rani namun tak satupun diantaranya berhasil. Rani tak kunjung bisa ia temui. Dalam gelapnya suasana Pantai Kuta, Harry duduk termenung memikirkan Rani. Pikirannya kacau, hatinya berkecamuk menyimpan segudang pertanyaan tentang Rani dan foto-foto yang ia dapatkan dari email itu. "Dimana lagi aku harus mencarimu?. Inikah balasanmu setelah aku memberikan semua yang engkau inginkan?. Inikah balasanmu atas cinta tulusku ini padamu?" batinnya. Tangannya tak berhenti menggenggam foto-foto itu. Sesekali ia melirik foto itu dan kembali menatap laut kosong penuh kehampaan. Ia tertunduk dalam rasa kecewa yang amat dalam. Tanpa terasa, air matanya menetes di pipinya. Harry pun mengusap air mata itu dan kembali menatap laut. Tak banyak yang ia harapkan, hanya kejelasan.

Angin pagi di pantai itu semakin lama semakin lembut yang seakan menghantarkan Harry melihat bayang-bayang Rani. Jauh di ujung sana, para nelayan tengah bersiap-siap untuk melaut. Mereka mulai mengeluarkan perahu dan mempersiapkan jaring. Tak jauh dari tempat Harry duduk, terlihat anak-anak yang sedang berlari-lari di tepi pantai. "Alangkah gembiranya hati mereka, sangat berbeda denganku. Perih luka ini.", batin Harry berkecamuk.

Matahari pagi mulai keluar dari sarangnya. Secara perlahan matahari naik dan menampakkan wujudnya dalam sinar yang terang. Harry masih terduduk di tepi Pantai Kuta sambil menggenggam foto-foto itu. Ingin rasanya ia merobek foto-foto itu sebagai bentuk rasa kecewanya, namun selalu tertahan dengan semua kenangan yang telah ia ciptakan bersama Rani. Terlalu indah kenangan itu sehingga ia sulit untuk melupakan semuanya. Di sisi lain, jauh di dalam lubuk hati kecilnya, tersimpan luka mendalam atas perbuatan Rani kepadanya.  

Cinta dan Luka (Kala  Aku Kehilanganmu)Where stories live. Discover now