"Dia akan menjadi cintaku dalam keabadian"
Harry seorang diri di tepi pantai itu. Anak-anak itu tak berhenti bermain sedari tadi. Tak jauh dari sana, terlihat sepasang kekasih duduk di tepi pantai sambil memadu kasih. "Mereka terlihat bahagia, mungkin baru jadian", pikir Harry. Kemesraan mereka semakin terasa sesaat setelah datang seorang pengamen menyanyikan lagu untuk pasangan itu. Sayup-sayup Harry mendengar suara pengamen itu. Saat tiba bagian reff dari lagu itu, Harry dapat mendengar suara pengamen itu dengan jelas. Harry tersenyum saat mendengar bagian reff lagu itu.
"Sunguh aneh tapi nyata, takkan terlupa. Kisah kasih di sekolah dengan si dia. Tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah. Tiada kisah paling indah, kisah kasih di sekolah"
Petikan lirik lagu itu mengingatkan Harry saat ia berusia 17 tahun di SMA Negeri 1 Bandung dan berkenalan dengan Rani yang waktu itu masih berstatus sebagai siswa baru di sekolah itu. Mereka berkenalan saat Harry masih kelas 2 SMA. Hari itu adalah hari pelaksanaan MOS (Masa Orientasi Sekolah). Brian, siswa kelas 3 IPA yang dipercaya sebagai ketua panitia MOS di sekolah itu memberikan beberapa tugas kepada siswa baru yang ikut dalam kegiatan tersebut.
"Hari ini, kalian saya berikan tugas untuk meminta tanda tangan kepada kakak senior kalian sebanyak 10 tanda tangan. Kalian harus mengumpulkan semua tanda tangan itu lengkap dengan biodata mereka, mulai dari nama, tempat tanggal lahir, dan kelas. Jika pada saat kalian meminta tanda tangan mereka, kalian disuruh untuk melakukan sesuatu, turuti saja. Dan satu lagi, jika kalian tidak melengkapi 10 tanda tangan itu, kalian akan saya hukum. Kalian mengerti?!" tegasnya
"Mengerti kak !" jawab para siswa itu serempak.
Bel istirahat pun berdering. Siswa yang sedang belajar sudah bersiap-siap menyambut para siswa baru yang akan datang menghampiri mereka untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Brian. Para siswa itu berlari memasuki kelas 2 IPA, 2 IPS, 3 IPA, dan 3 IPS untuk menjalankan tugasnya. Harry merupakan siswa kelas 2 IPS di sekolah itu. Ia dikenal sebagai orang yang cukup ramah namun terkadang ia juga suka menyendiri. Kepiawaiannya dalam bermain musik dan kemampuannya dalam bermain basket menjadikan dirinya cukup dikenal baik di sekolah itu sehingga banyak siswa perempuan yang senang dekat dengannya. Tak sedikit pula yang mencoba mendekatinya karena ia dikenal pintar dalam beberapa bidang studi, seperti Matematika dan Bahasa Inggris. Saat istirahat, Harry sedang berada di kelasnya. Ia terlihat serius belajar untuk mempersiapkan diri sebelum mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris antar sekolah di Kota Bandung.
"Permisi, kak. Maaf mengganggu. Boleh saya minta tanda tangan kakak?', tanya Rani dengan agak ketakutan. Harry yang sedang fokus belajar dikejutkan oleh suara lembut Rani dari hadapannya.
"Siapa kamu? Ngapain kamu kesini? Kamu gak tau ini kelas berapa?", tanya Harry agak ketus.
"Maaf, kak jika saya tidak sopan. Saya Rani, kak. Siswa baru di sekolah ini. Saya mau meminta tanda tangan kakak beserta biodata singkat kakak. Ini tugas yang dikasih kak Brian kak buat kami, siswa baru", terang Rani agak pelan.
"Tanda tangan? Biodata?. Kamu dari sekolah mana dulunya?"
"Dari SMP Negeri 6 kak di Medan. Saya pindah kesini"
Harry mulai melihat Rani mulai dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Tampak wajah Rani yang tertunduk dan sedikit ketakutan. Harry mencoba membelai rambut Rani untuk melihat lebih jelas wajah Rani yang ditutupi rambutnya yang panjang.
"Cantik. Sepertinya dia sopan", gumam Harry dalam hati.
Harry mulai tertarik melihat wajah cantik Rani dan sikap sopan Rani terhadapnya yang jauh berbeda dibandingkan dengan siswi perempuan yang ada di sekolahnya.
YOU ARE READING
Cinta dan Luka (Kala Aku Kehilanganmu)
عاطفيةHarry merupakan seorang lelaki yang bertunangan dengan seorang gadis bernama Rani, adik kelasnya waktu SMA. Saat Harry sedang studi lanjut di luar negeri, ia menerima sebuah amplop yang berisi foto jari tangan Rani yang disematkan cincin oleh seoran...