Setiap dari kita ini memang kadang egois dan kekanak-kanakan sekali, selalu merasa seperti jadi korban, apalagi perihal perasaan.
Sensitif sekali.
Sering kali saya merasa bahwa orang lain harus mengerti perasaan saya, harus sama dengan yang saya rasakan.
Saya berfikir bahwa kebaikan adalah salah satu bukti dari perasaan cinta dan kasih sayang.
Itu yang saya pahami selama ini.
Tapi malah sering kali saya menuntut orang lain untuk selalu memberikan kebaikan kepada saya.
Menuntut bahwa mereka harus membalas perasaan saya.
Setidaknya menghargai perasaan saya.
Namun saat ini saya berfikir, ternyata saya ini terlalu pamrih ketika memberi kebaikan.
Yang pada akhirnya seringkali didapat kekecewaan yang berujung pada tumbuhnya rasa benci yang mengikis ketulusan dalam hati saya.
○ Cikarang, 13 Oktober 2019
○ Aku menulisnya bersamaan dengan memori masa lalu yang tanpa aba-aba selalu ingin mengalahkan emosiku di masa kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angka-Angka
Poetry○ Kata-kata dalam kertas bak melodi dalam lagu. Mengalun syahdu dan melahirkan pelangi dalam hati. Kata-kata mengerti apa yang harus di ungkapkannya tanpa banyak bicara. ○ "Aku adalah angka yang pernah menjadi kebanggaanmu, si angka satu, dalam masa...