Prolog

241 5 0
                                    

"Let's fall in love again!" katanya setelah mendaratkan ciuman di pipiku yang hangat. Jelas saja pasti wajahku merah merona. Detak jantungnya pun kudengar sedang bergemuruh, desirannya sangat tidak  menentu.

"I never want to lose you. Aku tidak pernah berbohong tentang rasa ini, Rhea. Ini adalah hukuman yang harus kamu terima, bahkan sampai akhir hayatmu. Jadi, terima saja dan belajarlah untuk terus jatuh cinta padaku. Karena hanya aku, satu-satunya orang yang membalas rasamu saat itu."  

Aku mematung. Tertegun dengan ucapannya. Jadi, begini rasanya dicintai? Tanpa bertepuk sebelah tangan? Tidak terluka karena mencintai sendiri. Kemudian aku berlari ke arahnya, memeluknya dari belakang. 

"Kata maafku takkan pernah mengubah segalanya, kan? Hukum aku semaumu, Mars. Apapun itu, aku akan menerimanya. Aku menyayangimu." Tentu saja air mataku mengalir lagi. Bagaimana tidak? Aku telah merusak kepercayaannya. Aku hampir saja merusak rumah tanggaku sendiri karena kebodohanku. Dan juga karena egoku. 

Mars tidak menginginkan perceraian. Mars hanya mau menerimaku, berlapang dada memaafkanku. Sedangkan aku masih dihantui dengan rasa bersalah. Hingga akhirnya kami berada di Korea, tempat kelahiran Mars. Tempat dimana orangtuanya tinggal selama bertahun-tahun.

Mars berusaha menjauhkanku dari masa lalu yang akan membuatku sulit untuk berubah. Mars terus membantuku untuk menjadi diri yang lebih baik lagi. Hanya saja, kekakuan dan dingin diantara kami masih terasa hingga meleleh hari ini. Saat Mars menciumku dengan penuh kasih. Mengingatkanku dengan kenangan di masa lalu, saat pertama kali aku merasakan hangatnya mencintai sosok Mars.

AUREA : Two Old Souls [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang