Prologue

1K 60 4
                                    

Wajah rupawan itu tertutup dengan kelakuan bak berandal tak punya etika yang membuat orang di sekitar terus menerus memberi peringatan. Dia melakukan itu bukan tanpa sebab. Dia Min Yoongi.

Di lain sisi, lelaki berparas tampan yang punya sikap teladan pun ceria, suka sekali pamer senyum penuh pesona. Tiada hari tanpa membahagiakan orang lain. Dia adalah Park Jimin.

...

"Berisik!"

Jimin berhenti mengetuk pintu, mematung dengan segala interprestasinya. Kemudian memutuskan berbalik bermaksud ingin lihat siapa gerangan yang sudah menginterupsi kegiatannya. Mata bulan sabitnya memandang manusia yang bergeming di depan pintu, yang berseberangan dengan flat milik Jungkook.

Di sana ada satu sosok putih pucat dengan pipi merah muda alami, tapi satu senyum pun tidak tampak di wajah manisnya.

"Maaf," ucap Jimin seraya membungkuk sekilas.

"Boleh bertanya, Jungkook kemana?" tanya Jimin, saat pria di hadapan hanya memandang lurus dirinya.

"Pergi sejak pagi," jawabnya dengan nada datar dan tak sedikitpun mengubah ekspresi.

"O-oh, eum — terima kasih, bolehkah aku tahu apakah kau sudah punya kekasih?" Jimin tercekat sendiri pada kalimat terakhirnya.

Brak

Pria kulit pucat itu masuk ke dalam flat miliknya kemudian membanting pintu sekeras mungkin tanpa mempedulikan pemuda asing tersebut.

Jimin tak habis pikir, bibirnya minta dipukuli berkali-kali. Oh, ayolah siapa yang akan melakukan itu pada orang yang baru ditemui? Mungkin hanya Jimin saja.

Bantingan pintu itu tak membuat Jimin gentar, pelan-pelan pemuda Park tuliskan sesuatu pada note yang selalu dibawanya pada saku celana.

Kemudian meluncurkannya pada sela-sela pintu pria pucat tadi. Setelah yakin bahwa surat itu mendarat dengan baik di ubin sana, Jimin pun beranjak pergi.

Wajahnya dipenuhi rona-rona jatuh cinta. Ah, bahkan ini baru pertama kali Jimin rasakan.

Gelenyar dalam tubuh membuktikan kalau pemuda Park sedang mengalami cinta pandangan pertama pada pria yang pucat kulitnya.









Yoongi terlampau bingung dengan apa yang dia temukan di lantai tempatnya menutup pintu, ada selembar kertas berwarna kuning mencolok dan ada tulisan tangan dari bolpoint dengan tinta hitam di atasnya.

Pria itu memungut kertas tersebut lantas membaca ejaan demi ejaan yang terbubuh pada kertas kuning itu. Untuk kemudian pemuda Min kantungi kertas tadi di saku hoodie yang tengah dikenakannya.

Tulisan itu rapi, dan patah kata yang tergores juga tidak membuat Yoongi kesal, apalagi dengan kejujuran Jimin (si pelaku penulis note tersebut), karena di bagian akhir tertera nama beserta tanda tangan di bawah sana.

Senyum simpul Yoongi tersuguh begitu saja, mungkin Jimin baru mengenal Yoongi hari ini, tapi pria Min sudah mengenal pemuda itu sejak lama, apalagi Jimin yang sering sekali mampir waktu pagi untuk sekadar menanyakan Jungkook ada mata kuliah pagi atau siang.

Ah, sudahlah biarkan Yoongi menikmati masa-masa indahnya saat ini.

Begini kira-kira note Jimin :

"Ini id line-ku ‘Pjimins’. Kuharap kau segera menghubungi. Aku ingin sedikit berusaha mendekati apa tidak boleh? Aku tunggu pesanmu.

Tertanda

Park Jimin calon kekasihmu, jika kamu bersedia."









Suga's

Added | block

Berhenti mengetuk pintuku, bodoh!


Akhirnya kamu mengirim pesan juga, aku hanya ingin memastikanmu menerima note-ku, jadi aku terus ke tempatmu.

Ya tidak usah berkali-kali juga, kau membuatku dimarahi tetangga.

Maaf, aku hanya ingin memastikan, tapi kalau kamu ingin lebih aku bersedia kok.


Read

Kenapa hanya di read? — Jimin

Tidak di dunia nyata, tidak dalam media sosial dia berisikYoongi








Tbc

Side story when you touch my heart. Dengan pair Minyoon. Semoga suka :):)

Boleh baca langsung ke sini, dan juga boleh mampir dulu ke book vkook. Punya konflik masing-masing jadi tidak masalah kalau mau baca langsung kesini juga:)

When You Take Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang