Park Jimin pemuda dengan aura hangat itu selalu mampu buat siapa saja jatuh cinta. Tapi berbeda dengan Min Yoongi yang selalu mendecak sebal jika Jimin sedang memamerkan senyumannya.
Yoongi tidak tahu kenapa, pria kulit pucat itu begitu benci ketika Jimin tersenyum. Menurutnya, ulasan Jimin hanya kelakar saja agar di-cap baik oleh seluruh warga kampus.
Setelah pertemuan di koridor apartemen Jungkook, manusia mochi itu selalu saja menempeli Yoongi. Yoongi sendiri sudah memperingatkan Jimin agar berhenti mengikutinya, karena pria Min benci menjadi sorotan mahasiswa lain.
Tapi yang namanya sudah keterlaluan cinta, Jimin menjawab dengan kata-kata ajaib jika Yoongi mulai mengusir dengan banyak umpatan.
"Biar semua tahu kalau kamu membuatku jatuh cinta."
Cepat dibalas tatapan mata datar dan beranjaknya Yoongi dari hadapan Jimin saat itu juga.
Awalnya Jimin tidak pernah tahu kalau pria Min itu satu Universitas dengannya, tapi setelah mendengar bahwa Jungkook acap kali berangkat bersama dengan Yoongi, dari situlah si bibir tebal akhirnya dapat satu informasi, perihal si manis yang selama ini berkeliaran di sekitarnya.
"Sudah kubilang, berhenti mengekori, bodoh!"
Dari nada suaranya sudah dipastikan bahwa si pucat Yoongi sangat geram dengan keberadaan Jimin.
"Iya Yoon, aku akan selalu menemanimu jadi jangan memohon seperti itu."
Inilah Jimin, dengan segala pemikirannya yang luar biasa hingga buat jengkel teramat sangat.
Sebelah mata berkedut tak suka kemudian Yoongi mengepalkan tangannya, kesal juga ketika kau memperingatkan sesuatu tapi yang diberi peringatan malah tidak mengindahkan.
Yoongi melayangkan kepalan tangannya ke arah Jimin, tepat ke pangkal hidung. Tapi tinju tersebut tidak mendarat semestinya karena sang calon korban menahan kepalan tangan tersebut.
Yoongi mencoba tarik kembali kepalannya, namun Jimin menahan tangan putih itu kuat-kuat.
"Tangan ini—" mengecup buku-buku jari tangan Yoongi sekilas, "Seharusnya jangan digunakan untuk hal seperti tadi, Yoon," lanjutnya disertai senyum khas, orang lain pasti terhenyak oleh sudut bibir itu, tapi Yoongi sama sekali tak tertarik.
Sempat terpaku dengan perlakuan Jimin, sekejap kemudian sadar dan cepat-cepat menarik tangannya, lantas mendorong bahu Jimin hingga si bibir tebal mundur beberapa langkah ke belakang, setelah itu pergi meninggalkan pria tersebut yang kini malah tersenyum-senyum sendiri.
“Manisnya,” gumam Jimin, kemudian bergegas masuk ke dalam kelas.
Di lain tempat, satu sosok tengah menetralkan pacuan jantungnya, tadi sempat berdebar sangat cepat. Untung saja lekas pergi, dan Jimin tidak tahu perihal ini, kalau sampai tahu pasti akan semakin menyebalkan.
Pria Min menatap pantulan dirinya di cermin, dengan gerakan cepat membasuh seluruh wajah yang masih kentara semburat merah di pipi.
Jujur saja ini baru pertama kali Yoongi rasakan, merasai pipi yang hangat karena salah tingkah. Sebab biasanya pipi putih itu lebam merah karena berciuman dengan buku-buku jari.
Ketika hendak keluar dari kamar mandi, Yoongi dihadang oleh seseorang. Lebih tepatnya si musuh bebuyutan.
Tanpa aba-aba sosok yang menghalangi jalan keluar meraih kerah baju pria Min, kemudian dengan cepat melayangkan sebuah pukulan, tepat di pipi. Darah segar keluar dari sudut bibir, Yoongi terkekeh sebentar, namun setelah itu membalas pukulan tak kalah beringas.
Walau tubuh lebih pendek dari orang yang memukul tapi Yoongi sama kuat, tak terbanding. Pun, terjadilah perkelahian itu tanpa bisa dicegah lagi, masing-masing dari mereka sudah tersulut amarah yang membara, sampai ada satu mahasiswa yang tak sengaja lihat kejadian tersebut dan melaporkannya ke ruang konseling.
Adu kekuatan itu berhenti setelah dilerai oleh salah satu Dosen yang sedang piket menjaga ketertiban. Mereka dapat hukuman, dengan tidak diperbolehkan masuk kelas di pelajaran tertentu.
Setelah keluar dari ruang konseling, mata mereka masih saling bersinggungan tajam. Acara intimidasi itu terhenti karena tidak jauh dari sana ada Jimin sedang melambaikan tangan dari koridor fakultas Seni.
Yoongi cepat-cepat berlalu dari sana dan pilih pergi saja dan pulang menuju kediaman.
"Dasar jantung menyebalkan," desis Yoongi di sela-sela langkah kepergiannya.
--Tbc--
Hai semua ini cerita baru saya, jika berkenan silahkan baca dan vote oke;) and saya agak bingung sama yang nge follow saya tapi di unfollow, padahal dulu pengen di follback, giliran sudah di follback malah saya yang di unfollow. Gak akan saya tag takut tersinggung orangnya hehe😂 :):)
I purple you reader-nim 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Take Me
Fanfic(Side story dari When you touch my Heart) Hanya tentang bagaimana Jimin mencoba pahami sikap pria Min yang super dingin dan ketus. [Dibuat : 2018 | Dipublis dan selesai : 2020] Don't like, don't read! Top = Jimin Bottom = Yoongi