Taman Kanak-Kanak

299 14 0
                                    

Rayhan Suryoputro, cowo lugu yang kehidupannya selalu di kamar. Gue tinggal bareng orang tua gue dan 2 kakak gue. Gue anak bungsu yang kadang ngga selalu diperhatiin. Kakak pertama gue namanya Rahmat Suryoputro; tinggi, pinter, dan selalu dibangga-banggain sama orang tua gue, biasa dipanggil Utha. Kedua, namanya Rahman Suryoputro; friendly dan selalu jadi primadona di sekolah, biasa dipanggil Ope. Terakhir, bunda gue namanya Rochmi Hastuti. Keluarga gue kalau mau dibikin channel youtube juga bisa, namanya Gen Suryoputro, iyaa sama kaya gen sebelah. Keluarga gue emang namanya awalan R semua, kecuali bapak gue, Tri Surjohananto. Rumah kami panjang seperti kereta, ada rumah depan dan ada juga rumah belakang. Nama Wifi di rumah gue aja sampe diganti namanya jadi Dynasti R. Disini, semua cerita gue berawal.

TK Al Ihsan, sekolah pertama gue. TK Al Ihsan adalah sekolah islam yang didirikan eyang gue pada tahun 2000-an. Guru di TK ini banyak yang masuk-keluar silih berganti. Eyang gue adalah ibu kandung dari bunda gue. Bunda gue sebagai anak ikut turut serta membangun TK ini.

Namanya Bu Tuty, guru panutan di TK Al Ihsan. Beliau lah yang memandu semua acara di TK ini. Mulai dari manasik haji, kunjungan ke Pemadam Kebakaran, sampai ke Planetarium. Kedua, Bu Titin. Bu Titin adalah tangan kanannya bunda gue. Setiap bunda gue mau kunjungan kemana saja, Bu Titin lah yang bantu menyelesaikan kunjungannya kemana aja bareng bunda gue. Karena TK eyang gue adalah rumah eyang gue sendiri, jadi gue kadang-kadang menginap disana.

Pagi harinya, gue dibangunin untuk sholat subuh dan setelah itu langsung mandi untuk siap-siap sekolah. Setiap harinya, kegiatan kami ngga lepas dari yang namanya main, namanya juga taman kanak-kanak. Kami mengawali hari dengan sholat Dhuha di musholla TK yakni musholla Al Istiqomah dan membaca surahnya bersama-sama serta dibantu oleh Bu Titin. Kadang-kadang, kami disuruh tidur sebentar di musholla tersebut kurang lebih setengah jam.

TK gue juga ada yang namanya Full Day, yaitu orang tua menitipkan anaknya sampai dijemput kembali oleh orang tuanya dari pekerjaannya sehari-hari. Sepulangnya jam 12.00, gue dan temen-temen gue yang Full Day langsung ke kamar yang sudah disediakan untuk mengganti baju ganti dan ke ruang makan di rumah eyang gue untuk makan siang bersama.

Seperti biasa, kami selalu berdoa bersama sebelum dan sesudah makan siang tersebut. Lalu, kami disuruh tidur siang bersama di kamar yang sudah disediakan tadi. Karena kami pada saat itu bawaannya hanya ingin main membuat gue dan temen-temen gue ngga ada ngantuk-ngantuknya sama sekali.

Lalu, kami semua ditegur sama Bu Titin kalau misalnya ngga tidur, gue dan temen-temen gue akan dikarungin sama tukang pemulung yang ada di depan gerbang TK. Kami yang ngga tau apa-apa saat itu spontan takut dan langsung pergi ke kamar dan berpura-pura tidur sampai ada yang ketiduran saking berpura-puranya. Setelah bangun tidur, temen-temen gue dimandiin sama guru disana terlebih dahulu dan dijemput sama orang tuanya satu per satu, sementara di TK hanya ada gue dan Bu Titin.

Kadang, gue pernah ngga mau belajar dan malah main laptop bunda gue di kamar eyang gue. Tapi dulu gue pernah mikir, semales-malesnya gue sekolah di TK, ujung-ujungnya gue lulus juga.

Sampai akhirnya, gue sering dipanggil Emen pada saat gue TK dulu. Gue dipanggil Emen mungkin karena gue suka pake baju spiderman dan tangan gue juga sering metal ke depan gitu layaknya spiderman sungguhan. Intinya, semua superhero yang berakhiran 'man' semua gue suka pada saat itu. Mulai dari batman, superman, wonder woman, dll. Jadi, gue sendiri juga masih bingung kenapa gue dipanggil Emen. Dulu, ada wali murid yang bilang nama Emen itu kaya nama setan, tapi sejak kapan nama Emen jadi nama setan.

Pada saat TK, gue selalu main sama Rico & Kelvin, temen gue. Ada banyak juga ngga cuma Rico dan Kelvin aja, tapi hanya mereka berdua yang paling sering main sama gue. Gue sama Rico dan Kelvin pada saat TK udah gue anggap seperti saudara sendiri. Rumahnya yang saling berdekatan membuat kami sering main bareng.

Akan tetapi, pada saat kami naik ke TK B, Kelvin lulus begitu aja. Dia diluluskan terlebih dahulu karena atas permintaan ibunya. Kami yang pada saat itu sering main bareng sedih melihat Kelvin pergi meninggalkan kami berdua.

Gue lahir di Jakarta, 24 September 2002. Pada saat gue kecil, ulang tahun adalah hal yang paling gue tunggu. Karena di TK, siapa aja murid yang lagi ulang tahun maka akan dirayakan bersama di TK. Ulang tahun adalah satu-satunya kebahagiaan gue saat itu. Dengan ulang tahun, semua orang akan merhatiin gue dan ngasih ucapan ke gue. Semua orang dibawah panggung sedangkan gue di atas panggung dan di depan kue ulang tahun gue. Semua orang menyanyikan lagu ulang tahun untuk gue. Setelah nyanyi, gue langsung make a wish dan berkata dalam hati semoga ini akan terjadi kembali pada setiap ulang tahun gue seterusnya dan setelah itu meniup lilin kue ultah gue. Pada saat itu, gue berharap doa gue akan dikabulkan.

Di TK, sering banget yang namanya jalan-jalan. Gue pernah ke sebuah tempat yang namanya Planetarium. Planetarium adalah tempat dimana kita bisa melihat dan belajar tentang benda-benda luar angkasa. Tempatnya cukup luas, kita bisa duduk di bangku dan jika ngga dapat bangku kita bisa rebahan di tempat paling depan yang cukup luas untuk rebahan dan menatap ke atas untuk melihat benda-benda luar angkasanya. Lampu dimatikan, dan semuanya indah begitu saja. Ada seorang pemandu yang ngasih tau kita apa nama benda luar angkasa tersebut. Planetarium juga adalah tempat jalan-jalan pertama gue pada saat kecil.

Setelah planetarium, gue juga pernah ke Masjid Istiqlal. Kami diajarin yang namanya manasik haji. Dengan memakai baju ihram yang udah disediain sama TK, kami berjalan bersama melempar batu jumrah layaknya pergi haji sungguhan. Guru gue bilang kita harus bergandengan satu sama lain supaya kita ngga berpencar atau hilang dari barisan. Gue yang lugu pada saat itu cuma nurut aja biar gue ngga hilang.

Setelah manasik haji, gue pergi ke kantor Pemadam Kebakaran. Disini, gue dikasih tau gimana caranya mengatasi kebakaran dimanapun dan kapanpun. Gue sempet difoto sama bunda gue pas gue lagi megang alat airnya pemadam kebakaran. Ngga lama, foto itu dipajang di depan TK. Gue yang ngga tau apa-apa pada saat itu langsung kaget melihat foto culun gue dipajang di depan pintu gerbang TK. Dengan senyum gue yang polos pelanga pelongo itu terpampanglah muka gue yang cupu itu. Banyak banget jalan-jalan di TK gue, saking banyaknya gue sampe lupa kegiatan apalagi disana.

Ngga lama, gue wisuda TK. H-30, gue disuruh latihan tari buat acara wisuda gue. Jadi, pada saat wisuda semua murid disuruh menampilkan tari tradisional. Gue inget pada saat itu kebagian dapat Tari Cindai dan Tari Badinding. Gue diajarin latihan tari sama bunda gue. Bunda gue ngajarin gue dan temen-temen gue dengan tegas dan sabar.

Ngga lama, hari H pun datang. Gue yang sudah hafal gerakan tarinya dengan nari yang pede di atas panggung. Selesai gue nari, semua orang yang ada disana bertepuk tangan menyoraki gue dan temen-temen gue. Padahal, itu cuma nari biasa tapi gue dengan bangganya setengah mati layaknya nari di Istana Negara. Setelah itu, gue dan temen-temen gue dipanggil satu-satu untuk diberikan sertifikat, piala, dll. Selesai acara itu, semuanya pulang dan TK itu sepi seperti biasanya. Akhirnya, gue dimasukin ke SDN Semper Barat 011 Pagi. Gue dimasukin ke SDN 011 pagi karena gue pengen bareng kakak kedua gue dan jaraknya juga ngga terlalu jauh dari rumah gue.

Manusia SemutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang