Saat sedang menatap mereka
Dengan tatapan kesal salah satu di antara mereka tiba-tiba melihat.
siapa dia?Nama ku alena alista ya, akua anak ketiga dari tiga bersaudara. Kaka pertama ku laki-laki bernama reno farto aku biasa memanggilnya bang reno. Dia duduk di bangku kuliah. Dan,kakak ku yang ke dua itu namanya devan athala aku memanggilnya bang devan. Di duduk sma kelas tiga.
Dan yang terakhir adalah aku
alena alista aku duduk di sma kelas sepuluh, satu sekolah dangan devan.
"dek" teriak yang ku tahu itu suara niko dari luar kamarku
Tok...... Tokkkkkkk. Tokk!Ketukan pintu terdengar lebih halus dari teriakan devan. Aku mengernyitkan kening.
Dak... Dak!!Sekarang terdengar suara gendoran pada pintu ku. Aku tertawa kecil aku tahu sekali yang baru saja menggedor pintuku adalah devan karena biasanya reno. Kakakku yang satu itu sangat baik.
"cepatt!! Kita terlambat nih!!"
Aku membuka pintu kamarku dengan cengiran khasku .
"udah rapi dan lo gak turun dari tadi? Kita udah telat, bego!! "devan menyentil keningku,membuatku meringispelan
"aww!bisa gak usah nyentil kening gue? Sakit tauuuu!"aku mengerucutkan bibir
Rono yang melihatku dari bawah hanya menggelengkan kepala saja.
"bang renooo... Bang devan tuhh," rengekku mengguncang-gucang lengan reno setelah aku turun tanggan. "lo gak boleh gitu sama adek lo yuk, kita berangkat? Biar abang yang anter kalian, "ucap reno.
Aku menjulurkan lidahku, meledek devan yang di balas dengan tatapan tajam."di bawa ayah kerja,"sahut reno membuka pintu untukku. Aku duduk di depan.
"gue gak di bukain nih? "tanya devam meledek. Reno membalas tinjuan ke arah lengan Devan."galak amat si bang? "
Reno dan Devan pun masuk ke dalam mobil. Reno melajutkan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Butuh waktu lima belas menit untuk sampai di sekolahku. "lo lupain sesuatu, dek? "ucap reno menatapku saat aku hendak turun dari mobil. Aku menepuk keningku pelan, lalu mendekat ke arah Reno .
Cup!Bibir tipisku mendarat di pipi reno. Yaa,itu sudah menjadi kebiasaanku sejak kecil. Bukab hanya dengan reno saha, tapi dengan anggota keluargaku juga "byee.. ,"ucapku seraya turun dari mobil. Reno menurunkan kaca mobilnya. "have fun! "tariak Reno melambaikan tanganku di tarik paksa oleh Devan.
"lama banget! "oveh Devan membuatku memutar kedua bola mataku kesal.
Aku mengadarkan pandangan ke sekeliling sekolah ini. Lumayan luas dan mewah. Aku melihat murid-murid yang mengenakan seragam sekolah sepertiku berlalu-lalang. Hanya untuk tiga hari ke depan, aku masih menunggunakan rok biru karna harus menjalani mos
"abang ke kelas dulu. Lo cari teman dan ikutin perintah yang di kasih.oke?"ledekku kepada Devan yang langsung mendapat satu sentilan lagi di keningku.
"sakit,bang!!"teriakku.
Devan hanya menjulurkan lidahnya, lalu berlari menjauh hingga hilang sosoknya yang tadi berlari dari pandanganku.
"hai.., "
Suara lembut seseorang perempuan terdengar. Aku merasakan pundakku di tepuk. Aku menoleh ke asal suara dan tersenyum tipis ketika melihatnya.
"hai.., " balasku dengan ramah
"emm... Boleh gabung? Gue belum dapet teman di sini," ucapannya seraya menunduk malu
"boleh kok,"balasku menunjukkan deretan gigi putihku.
"makasih, "jawabnya dengan senyuman di bibirnya.
Aku berjalan mengitari sekolah kakak osis yang memipin perjalanan untuk mengenal sekolah baruku lebih dalam.tidak,bukan hanya aku saja, tapi para murid yang memang sudah di tentukan akan sekelas denganku.Maaf ya kalau ada yang typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Milky way
Short Story"Lebih baik bertengkar karena cinta daripada diam kesepian menanggung benci Sebab, hidup dengan seseorang yang dicinta memang tidak sunyi dari sakit di raga tapi, hidup tanpa seseorang yang mencinta membuat orang mengundang rasa sakit di jiwa. "