Aku tidak bermimpi tapi mungkin bisa jadi seperti itu, aku mimpi ditarik oleh sepotong tangan wanita yang tak asing bagiku!"Kamu kenapa liona?" Suara ibuku yang membuatku segera terbangun, keringat yang kurasakan dan nafasku yang mulai sesak.
Aku seperti korban, tapi aku sudah sadar."Leo, ambilkan adikmu air" Teriak ibu, dan segera saja kakakku mengambilkan ku segelas air putih. Ibuku mendekatkan gelas itu ke mulutku dan aku segera meminumnya.
"Ada apa lagi? Apa mimpi itu lagi?" Tanya kakakku leo, ternyata benar saja ini bukan pertama kalinya aku seperti ini, hal ini sudah berkali-kali dengan wanita yang sama dan aku.
Aku ketakutan, aku menatap mereka berdua.
"Tidak! Dan tidak itu lagi, Aku hanya terkejut pada kecoa kecil yang tiba-tiba mendekat. Aku jijik dengan hewan itu" Sangkalku, ibuku terdiam dan berharap bahwa itu benar.
Dia sangat mencemaskan ku soal mimpi yang selalu kuceritakan padanya apa lagi kakakku yang juga khawatir tentang itu.
Meskipun hanya mimpi, tapi mimpi itu berulang kali hampir membunuhku seolah-olah itu nyata kuhadapi. Tangan sepotong, wanita, dan aku."Ini sudah jam berapa??? "
"Jam 06.12, hemm ya sudah pergi aja mandi. Mau skolahkan?" Sahut leo, aku mengangguk dan mereka meninggalkan kamarku.
Sesaat aku melihat kakiku yang tertutup oleh selimut Doraemon, Bekas tangan mencengkram.
Tidak, ini mungkin bekas aku terjatuh kemarin.Sampai disekolah rupanya aku belum telat, aku menyapa teman sekolahku yang kenal denganku dan tersenyum riang.
Tiba di kelasku aku mendapati Rita duduk pada bangku paling pojok dekat bangku kuliat disana tak hanya dia sendiri tapi beberapa teman cewek di kelasku juga disana."Tumben kalian nongol disini?" Kataku ikut bersama mereka.
"Iya nih, soalnya ada berita baru" Kata Afni.
"Hem apa?"
"Kemaren waktu kita udah pulang sekolah, pak ucup nemuin mayat seorang gadis disekitaran parkiran. Dan katanya gadis itu kayak baru gitu deh di bunuh"
Sontak saja bulu kudukku segera berdiri hebat,
"Beneran?" Kataku meyakinkan.
Penjelasan Afni tentang hal itu memang wajib ditakuti, "trus? Mayatnya gimana?""Dilaporin kepolisi, Tidak ada bekas pisau atau benda tajam yang bikin dia mati"
Tambah rita, Kami yang mendengar segera bergidik ngeri. Kejadian itu bukan beberapa tahun yang lalu tapi kemaren."Oh ya.. Trus parkiran kita ditutup sementara, kendaraan yang lain pindah tempat dulu diparkiran guru" Sonya menimpali.
"Serem amat,"
"Ini tuh jadi perbincangan Hot di sekolah, sampe-sampe nggak ada yang berani deket disitu. Takut arwah si gadis gentayangan"
"Ihhh.. Afni, bikin takut aja. Jangan gitu dong, kamu taukan aku ini penakut! Apa lagi itu disekolah" Oceh sonya seraya memukul pelan lengan kanan Afni.
"Baru ini ada kasus kek gitu" Ucapku.
"Enggak sih, sebenarnya ini sudah kesekian kalinya! Cuma jaman skrang udah pada rame nggak kayak dulu, dan ini nih keulang lagi korban misterius" Afni memang diakui informasinya nggak pernah kurang, "Semoga aja pembunuhnya segera ditangkep" Doa rita.
"Juga hari ini nggak belajar, Karna hal itu kita waspada dulu siapa taukan pembunuhnya ngincar siswa disini? Jadi pulangnya dicepetin"
Kami mengangguk.Misterius, baru ini aku mendengar hal nyata ini.
Biasanya aku hanya membaca di komik horor dan novel horor. Tapi ini memang ada kok, seorang gadis ditemukan tewas disekitaran skolah dan anehnya bukan siswa disekolah ini ataupun staf. Seorang gadis entah usianya berapa.
Jelas saja itu dikatakan aneh, apakah hal itu wajar? Seseorang mati tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu atau seperti sebuah pesan. Itu bukan siswa disekolah ini. Atau apakah gadis itu sebelumnya pernah kesini? Pembunuhnya pasti hanya orang sekitar yang sudah tau gadis itu pergi kesekolah. Gadis itu ditemukan mati saat sepulang sekolah yang artinya dalam keadaan sepi dan si pembunuh mencari waktu yang tepat tanpa ketahuan si penjaga sekolah. Tapi anehnya tidak ada bukti bahwa dia dibunuh oleh seseorang, seperti ada hal gaib.
Bukan cerita lagi kalau semua sekolah angker atau misteri, jujur saja sekolahku juga terkenal dengan hal seperti itu.
Tapi baru kali ini kasus pembunuhan tanpa jejak tersebut, entah dibunuh atau disantet tidak ada petunjuk dan matinya pun aneh.Sekitar area parkiran yang terdapat dihalaman belakang sekolah, alasannya dibuat di situ agar halaman depan benar-benar hanya dihiasi dengan gedung kelas.
Lagi pula parkiran belakang memang bagus dijadikan tempat kendaraan.Kalo soal seseorang menampakan diri di area sekolah mungkin hanya beberapa orang saja yang memiliki kelebihan melihat seperti itu Atau juga seseorang yang hanya diperlihatkan "mereka" Saja.
Biasa terjadi penampakan-penampakan biasa seperti cerita horor disekolah, tapi tidak ada yang sampe memakan korban.
Sekolah kami pun seolah bodo amat sama hal yang seperti itu, walaupun memang ada tapi mereka saja yang melihat.
Aku bisa dikata hanya secuil kelebihan untuk melihat supranatural, Hanya kadang saja tapi aku tidak tau apakah benar itu ada atau hanya halusinasi belaka."Hemm.. Aku nggak berani pulang sendirian lagi deh" Ditengah keheningan suara nyaring sonya terdengar.
"Makanya ini pelajaran buat kamu, kalo pacaran disekolah jangan sampe tlat pulang untung aja kemaren si ody nggak skolah, gini kamu jadi korban" Kata Afni menakuti.
"Apa sih?? Kan kalo aku pacaran juga pulangnya bareng ody kok"
"Iya.. Kalo kalian berdua yang dibunuh gimana? Untung aja bukan siswa disini jadi korban pertamanya"
"Hemm iya.. Nggak kayak gitu lagi kok Afni"
"Aku cuma mau bilang hati-hati ini mungkin peringatan, supaya kita ber hati-hati sama orang yang nggak dikenal. Dan juga banyak berdoa supaya kita dilindungin sama Tuhan" Aku mengangguk dengan ucapan Afni, sekilas kepalaku masih menimbulkan pertanyaan tentang kematian gadis itu. Aku ingin cari tau yang sebenarnya.
Namanya, Alamatnya, dan bahkan wajahnya.
Aku ingin tau semua itu, dan orang yang bisa kutanya adalah Pak ucup. Si penjaga skolah yang pertama kali ketemu mayat itu.??????
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMUR SUNDAL
HorrorSiapa yang tidak tau tentang itu, akupun baru menyadari bahwa selama ini hal itu benar-benar nyata. Sumur yang katanya mengabulkan semua permintaan orang ternyata sesungguhnya SUMUR SUNDAL.