DUA

61 0 0
                                    

Sekitar jam 8 malam aku dan rati akhirnya pergi kerumah pak ucup yang tampak sepi.

"Serius kamu?"

"Iyalah, aku penasaran soal kek ginian kamu tinggal temenin aku aja sama pak ucup" Jawabku, meski agak takut kasus ini harus aku cari tau.
Jujur baru kali ini aku tertarik, meskipun hal misterius juga menimpaku tapi itu tidak seperti ini.

Rumah pak ucup yang terletak di samping pagar sekolah, pohon cemara tua yang menunjukan tanda tempat tinggalnya.
Rumah itu sangat dekat hanya beberapa meter saja dari gerbang sekolah.

"Ayooo, nggak usah takut" Yah aku tau rati ketakutan, pasalnya dia juga orang penakut.

"Selamat malam... Pak ucup" Teriakanku didepan pagar kayunya yang di cat berwarna coklat.

"Masih disekolah kali pak ucupnya, atau mungkin di kantor polisi"

"Siapa tau aja ada dirumahnya, emang dari tadi sih aku liat pak ucup nggak ada" Kataku.

"Yaa.. Ada apa?" Suara serak dari seseorang wanita yang rupanya istri dari pak ucup.
Matanya sembab seperti habis menangis, hal ini membuatku merasa tak enak mungkin saja ada sesuatu dan kami mengganggunya.

"Emm.. Maaf mengganggu, nama saya liona dan juga ini teman saya rati. Kami ingin menanyakan sesuatu sama pak ucup" Kataku ragu, dia tidak menjawab dan langsung mempersilakan kami untuk masuk dirumahnya.

Pak ucup ternyata sudah ada disofa ruang tamunya, mungkin dia sudah mendengar tujuan kami. Istrinya segera meninggalkan ruang tamu saat bertatapan dengan pak ucup.

"Mau tanya apa?" Aku langsung bertatapan dengan rati.

"Begini, pak ucupkan pasti sudah tau tentang kejadian kemaren. Apalagi pak ucup penemu pertama mayat gadis itu"

"Terus?" Sebelah alisnya terangkat.

"Saya mau tanya, apa pak ucup tau identitas gadis itu?" Dia terdiam, wajahnya tampak serius menatapku dan rati.

"Duh kayaknya masalah nih na" Bisik rati.
Aku juga ragu, tapi itulah tujuanku mengetahui gadis itu.

"Hemmm, Untuk apa kamu mau tau gadis itu?"

"Saya hanya penasaran kasus ini belum jelas, apakah pembunuhan atau semacamnya pasalnya tidak ada tanda-tanda dia terbunuh. Pak ucup pun saya tau penasaran dengan kejadian ini"

"Saya juga tidak tau tentang gadis itu, dia masih kecil entah itu masih usia SD atau SMP. Yang saya tau dia hanya memakai gaun putih seperti gaun Belanda kuno, Wajahnya sudah pucat tapi badannya masih hangat. Keluarganya juga saya belum tau, tapi saya tau tempat tinggalnya"
Jelasnya, kata terakhir membuatku langsung mendekat.

"Tempat tinggalnya dimana pak ucup?"

"Di lorong melati tua, tidak jauh dari jalan yang berdekatan dengan belakang sekolah ini. Disana paling besar penduduknya mempunyai rumah kayu yang sederhana. Kalian bisa tanya saat tiba di sana, em tunggu apa kalian akan pergi kesana?" Aku mengangguk penuh tekad.

"Saya takut, korban selanjutnya siswa SMA Bintang 1. Siapa tau saya bisa tau pembunuhnya ini juga berdampak positif bagi kita" Yah itu jawabanku saat ini, aku juga kurang tau apakah aku bisa mengungkap kejadian ini. Aku hanya penasaran saja.

"Terima kasih informasinya pak ucup" Kata rita tersenyum.

"Jika ada yang kalian tanyakan kalau saya bisa bantu, silahkan datang kemari" Kini dia juga tersenyum, Kali ini dia seperti berharap tentang ucapanku tadi.

"Saya juga besok masih akan ditanya dikantor polisi, siapa tau ada berita lagi saya bisa kasih tau sama kalian"

"Terima kasih banyak sudah membantu, Kalau begitu kami pulang" Ucapku.

"Eh tidak mau diantar pulang? Ini sudah malam"

"Oh tidak usah pak ucup, saya tau pak ucup juga mau pergi kesekolah"

"Kalau begitu saya dan rati segera pulang Terima kasih"

Kami pun pergi meninggalkan rumah pak ucup yang tenang,
"Jadi? Kamu besok mau kesana?"

"Nggak pake kata 'kamu'"

"Terus???"

"Kita!"

**

"Kakak dengar ada yang tawas yah dilingkungan sekolahmu" Kak leo mendekat duduk disebelahku.

"Iya kak,"

"Berita itu tersebar sampe di kampus kakak loh"

"Beneran? Berati udah banyak yang tau dong?"

"Bisa jadi, katanya itu yang sudah kesekian kalinya. Berarti sudah ada yang jadi korban sebelum dia" Bener juga.

"Waktu kakak masih SMA dulu, kakak juga pernah dengar mayat ditemukan dibelakang sekolah. Itu jadi berita yang menggemparkan kalangan sekolah. Dia juga bukan siswa tapi seseorang yang tidak ada kaitannya dengan sekolah tersebut. Entah itu siswa, staf sekolah, guru, satpam" Tidak ada yang tau sampai kasus itu lenyap tan diselidiki"

"Bukannya itu kedengarannya aneh atau misterius? Katanya tidak ada tanda dia dibunuh tapi berita mengatakan dia di bunuh. Tak ada bekas atau apapun yang menyebabkan kematian tersebut"

"Apakah itu berarti ada kaitannya dengan hal gaib?"

"Heh? Jangan percaya kayak begituan, nggak mungkin setan itu ada disiang hari"

"Iya juga sih kak, tapi yah aneh aja"

" kamu juga aneh, kamu dihantui dengan mimpi yang selalu hampir membunuhmu.
Padahal itu hanya mimpikan! Tapi tidak itu pasti ada sesuatu dibalik hal tersebut. Jujur saja itu juga sudah terjadi sejak kamu masih kecil"

Mataku terbuka lebar, "hah?"

"Kamu berteriak didalam rumah kamu bilang kek gini 'Tolong liona, liona dikejal cama antu liona atut' lalu kamu peluk kakak seperti orang khawatir"

"Trus setiap kali kamu bangun kamu ketakutan, berkeringat, sesak, dan gelisah seperti ada sesuatu yang akan menyerangmu dan akan membawa kematian. Mama sama papa sangat takut apa lagi kakak"

Aku terdiam, pertanyaan timbul di kepalaku.

Apa Sebenarnya yang terjadi pada diriku?
Dari kecil ternyata aku seperti itu, kenapa aku tidak ingat hantu itu?
Dan bekas tangan di kaki ku?!

*****

Ada sebuah kisah dimana kau akan tau jawaban dari semua pertanyaan yang membingungkan!
Etah itu besok, lusa, dan hari berikutnya.

_SeeYou

SUMUR SUNDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang