Bagian 15

3.7K 280 19
                                    

"Mas Ali beneran nggak ada waktu makan siang sama aku?"
Ali hanya berdehem sambil membenarkan tatanan rambutnya yang sedikit kusut setelah mandi, Prilly menatapnya dengan tatapan kecewan duduk di ranjang kamarnya sembari meremas tangan nya. Prilly hanya bereskpetasi jika hari ini akan seharian bersama suami nya namun inilah yang terjadi saat ini.
Bahkan saat Ali berada didalam kamar mandi asisten nya Ratna mengetuk pintu kamar mereka dan mengabarkan jika Ali harus bergegas menuju tempat yang mereka maksutkan. Prilly semakin berharap banyak tadi ketika Ali mengatakan ingin memeluknya meski sudah siang, salah lagi. Ia berharap pada orang yang tidak seharusnya.

Ali berjalan menuju istrinya yang duduk menunduk dengan menggunakan pakaian tidur yang sialan nya membuat istrinya semakin nampak menggoda. Bagaimana tidak Prilly hanya menggunakan dress tidur tipis berwarna kulit dengan cardingan yang tidak ia lipat dengan betul sehingga menampilkan leher putih mulus nya juga dada sintalnya itu. Membuat Ali sedikit gila,

"Tidak apa kan? Aku janji akan pulang awal" Ali berjongkok dihadapan istrinya sambil mengelus tangan nya yang daritadi meremas karena gugup.

"Jangan pernah menjanjikan apapun"

"Tapi kali ini aku serius"
Istrinya tersenyum mengelus rahang kokoh milik Ali dengan sayang.

"Aku tidak apa, aku akan menunggu. Lagipula kamu juga mengatakan jika disini untuk bekerja bukan untuk menemaniku liburan. Aku bisa mengerti, aku akan menunggu disini"

"Aku tidak menyuruhmu berdiam disini, jika ingin pergi katakan padaku. Aku tidak melarang"

"Aku tidak akan pergi"
Prilly beranjak lalu membenarkan cardingan nya dengan membuka beberapa persediaan makanan siap saji disana. Ia ingin membuatkan ganjalan perut untuk suaminya mengingat mereka bahkan tidak sempat memesan makanan apapun.
Ali diam memperhatikan tangan lihat istrinya yang mengoles roti tawar dengan selai nanas diatasnya, sebenarnya Prilly merupakan istri yang sempurna. Bukan hanya cantik dan memiliki tubuh mungil sempurna, Prilly juga pandai dalam hal apapun membuat Ali sering kagum. Hanya saja perasaan nya belum penuh untuk istrinya, ia aka berusaha kerasa setelah ini.

"Makan. Untuk menjanggal saja, kalau sudah selesai urusanmu jangan lupa makan siang dulu. Kamu belum makan dari pagi, akan aku ingatkan Ratna nanti"
Ali hanya menganguk mendengarkan omelan istrinya sambil menghabiskan dua tumpuk roti tawar berselai nanas, tatapan Ali teralih menuju istrinya yang duduk sambil menatap suaminya dengan senyum yang merekah. Sebesar itukah rasa cinta Prilly terhadapnya?

"Kenapa melihatku seperti itu, kamu membuatku gugup"
Lontar Ali sambil kembali menghabiskan roti kedua nya sesekali meminum jus jeruk siap minum yang juga sudah disiapkan oleh Prilly.

"Suamiku tampan rupanya"

"Kamu baru menyadari? Sungguh kejam sekali"
Prilly tertawa keras. Tawa yang bahkan belum pernah Ali mendengar sebelumnya. Ia mulai sadar jika ia tidak memperlakukan istrinya dengan baik dalam satu tahun ini.

"Aku dulu terlalu banyak membencimu, sampai aku sendiri muak untuk menatap wajahmu. Tapi baru baru ini aku menyadari, aku terlalu mencintaimu sampai tidak bisa membedakan mana benci sama peduli"
Prilly masih menatap Ali yang kini sudah berhasil menghabiskan makanan sederhana yang dibuatkan oleh istrinya. Ali menatap mata istrinya yang sangat bening dan menunjukkan kepolosan, Ali tidak menyadari tidak pernah selama ini.
Kemudian Ali tersenyum dan merebut ciuman curian dari bibir merah alami milik istrinya, sang pemilik pun mendelik atas perlakuan yang ia terima dari suaminya.

"Kamu ini tidak bilang bilang"

"Aku harus bilang ingin mencium mu? Memakan waktu lama"
Prilly hanya mendesah ringan lalu membereskan alat makan yang ada disana untuk diletakkan dalam washtafel. Ia akan mencucinya nanti, karena bayi besarnya sedang memeluk pinggang nya rapat hingga membuat dia hampir mati tidak bernapas.

SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang