Bagian 17

4.1K 252 45
                                    

Prilly tidak tahu bagaimana bisa rumah tangga nya bisa membaik dengan cepat, angan angan untuk memiliki keluarga yang harmonis seperti ini saja rasanya sudah diluar eksptasi seorang Prilly. Bibir nya setiap hari tidak memiliki alasan untuk sedikit saja tidak melengkung tersenyum, Prilly jadi suka tersenyum semenjak hubungan mereka membaik.

Tidak terasa saja, pernikahan ini sudah berjalan selama  3 tahun dengan baik baik saja. Namun satu yang membuat Prilly tidak nyaman, dirinya tidak kunjung mendapatkan momongan. Kini Prilly duduk di closet kamar mandi dengan kaki gemetar menunggu benda kecil yang entah sudah berapa kali ia coba tidak kunjung menemukan jawaban yang ia inginkan. Bibirnya ia gigit sembari mengucap doa dalam hati jika pagi ini dia bisa membuat suami nya senang dengan memberikan anak untuknya. Ali memang tidak pernah menuntut Prilly untuk secepatnya mengandung, namun Prilly hanya ingin juga membahagiakan suami nya itu.

Helaan nafas itu terdengar kecewa ketika Prilly mendapatkan jawaban nya baru saja. Hasilnya lagi lagi bukanlah yang ia harapkan selama ini. Bukan hasil yang ingin ia berikan kepada suami nya. Prilly mencuci wajah kusut nya agar tidak terlihat pucat ketika keluar dari kamar mandi, Prilly yakin suami nya sudah bangun karena mendengar suara alarm yang mati karena dimatikan seseorang. Prilly keluar, sambil membuang kasar hasil testpack yang barusan ia gunakan, ini bukan testpack pertama kali, ini sudah hampir kelima belas kali Prilly mencoba nya.

"Kenapa sayang?" Sapaan suami nya begitu indah melewati telinga cantik Prilly namun karena malas Prilly hanya menghiraukan suami nya dan mengambil air mineral kedalam gelas kaca dan meminum nya dengan penuh kekesalan. Ali tadi nya memainkan ponsel di ranjang miliknya kemudian berdiri dan menghampiri Prilly berdiri didepan kaca rias menatap dirinya yang berantakkan namun masih saja cantik di mata suami nya.

"Ada apa lagi?" Ali memeluk tubuh mungil istrinya dari belakang masih bisa membuat Prilly tetap mematung menatap pantulan dirinya pada kaca besar tersebut. Nafas Prilly yang tadinya memburu penuh emosi berangsur stabil ketika suami nya memberikan kecupan dipipi juga elusan tangan besar nya pada perut rata milik Prilly.

"Aku belum bisa hamil"

"Kita bisa mencoba nya lagi besok"

"Aku ingin memberimu anak"

"Kamu pasti akan memberiku" Ucap Ali tetap sabar untuk membalas pernyataan istri nya yang sedari tadi masih dalam mood yang tidak baik. Prilly memang sering uring uringan semenjak dirinya tidak kunjung dinyatakan hamil oleh atas tes kehamilan yang entah sudah berapa kali ia beli.

"Aku ingin cepat cepat, kamu kayak nya suka waktu zeze dititip kerumah waktu itu"Bibir istrinya itu mengerucut membuat Ali akhirnya membalikkan tubuh mungil itu untuk menghadap arah nya. Detik selanjutnya Ali sudah memberikan ciuman panas pada bibir yang setiap pagi akan merajut lucu itu, nafas Prilly sedikit terengah ketika ia berhasil melepaskan tautan ciuman panas pagi hari itu.

"Kita bisa mencoba nya perlahan sayang, aku suka karena dia anak kecil. Bukan berarti aku buru buru memiliki anak darimu. Tentu saja aku ingin, tapi Tuhan belum mau memberikan lalu aku harus apa? Tentu saja aku berusaha bukan? Jangan terlalu dipikirkan, kamu akan memberikanku bayi, cepat atau lambat"
Prilly akhirnya menyerah, suami nya ini sudah terlampau sabar. Prilly sebenarnya tidak tahu sejak kapan Ali mencintai dirinya dan dia mencintai suami nya, hanya saja semua berjalan seperti air saja. Bahkan Prilly sudah tidak ingat kapan pertama kali nya ia memberikan mahkota yang sudah ia jaga beberapa tahun untuk suami nya, Prilly katakan lagi, jika semua ini terjadi sangat cepat dan begitu saja. Ali juga jadi sangat menghormati dan menyayangi dirinya setelah itu, jadi kenapa? Toh mereka juga suami istri.

Prilly melihat punggung telanjang suami nya yang masuk kedalam kamar mandi, dia tersenyum dan bersyukur memiliki suami seperti Ali. Ali memang tidak seutuh nya berubah, ia hanya menjadi lebih jinak dibandingkan pernikhan tahun pertama nya. Ponsel Prilly berdering ketika dia asik memandangi pintu kamar mandi yang sudah tertutup bahkan sudah terdengar air mengalir disana, Prilly menghela nafas ketika melihat nama yang ada di ponsel canggih miliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang