Sore hari ini begitu hangat, cocok untuk sekedar berkencan atau lari sore. Bahkan ngopi di warung Ceu Minah sudah suatu kenikmatan bagi bapak bapak sambil bermain catur.
Sama halnya dengan Jaemin, kakinya mengayuh sepeda dengan santai. Dinikmati semilir angin menyapa kulitnya, kadang tersenyum saat ia melewati tetangganya yang sedang nangkring di depan rumah.
"Jaemin!" Teriakan itu sukses menghentikan aktivitasnya, ditengoknya ke belakang. Itu Yerim, berlari menghampirinya dengan kantong kresek hitam besar. "Yerim? Kenapa?"
"Ini!" Yerim seraya mengangkat kresek yang dibawanya, "ini untuk bunda, tadinya aku mau kerumah tapi aku melihatmu sedang bersepeda disini." Jaemin tersenyum lagi dan menerima sekantong kresek itu.
"Pedahal gausah repot repot."
"Gapapa, kasihin ke bunda ya!" Jaemin mengangguk, "Mau aku anterin pulang, ga?" Yerim agak berpikir sebentar dan naik di boncengan sepeda Jaemin."Cuma naik sepeda, gapapa?"
"Justru aku suka naik sepeda, hehe." Berakhir dengan mereka yang tertawa bersama, menurut Jaemin ini adalah momen paling membahagiakan dalam hidupnya. Bisa bersepeda dengan Yerim, si gadis pujaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDUNG SENJA; JaemRi
RomanceSeberapa keras berusaha, Takdir tidak akan pernah merestui.