Suho dan Irene

830 72 22
                                    

Warning : Genre Alrernatif Universe And Little bit mature.

Enjoy 💅

Irene Bae mendekap kedua lututnya dan duduk di kursi kayu depan jendela kamarnya yang bergorden floral print manis. Matanya awas menyaksikan segerombolan pemuda tengah bermain basket di lapangan komplek tempat ia tinggal sekarang, namun pikirannya melayang ke tempat ia berasal nun jauh dibelahan benua lain sana.

Ia adalah anak tunggal keluarga Bae yang baru pindah ke kawasan elit LA ini beberapa hari lalu. Orang tuanya adalah seorang Diplomat Korea Selatan yang kini ditugaskan di Kedutaan Besar di negara bagian AS itu.

Irene jenuh harus mereset semua kenangannya hampir setiap tahun dan membuat kenangan baru di negara berbeda untuk kemudian ia reset lagi ketika kelak diboyong orang tuanya pindah lagi entah ke negara mana.

Ia tak benar-benar punya teman di Sekolah,karena setiap ia mulai menjalin pertemanan cepat atau lambat mereka harus berpisah. Jadi sejak Senior High School ia memilih untuk tak mencari teman, daripada ia kecewa dengan perpisahan yang bahkan tak bisa ia tolak.

Pandangannya teralihkan ketika sang ibu mengusap lembut rambutnya dan tersenyum hangat padanya. Ibunya yang paling faham perasaan jenuh Irene,apalagi diusia remajanya ini sang anak gadis seolah tak bisa menikmati dunianya yang seharusnya penuh canda tawa bersama teman dan kebebasan mencari arti diri dan kehidupan. Sang ibu merasa bersalah pada irene, namun sebagai ibu rumah tangga biasa ia bisa apa jika kehidup keluarga mereka memang harus seperti ini.

"Sayang makan dulu, ayahmu sudah menunggu dibawah"

Irene balas menatap tatapan lembut sang ibu dan mengangguk patuh. "Baik bu, aku segera turun"

Setelahnya sang ibu berlalu dari kamarnya dan perlahan terdengar menuruni anak tangga kayu dirumah mereka, irene sendiri menurunkan kakinya dari kursi kayu dan bersiap menutup jendela kamarnya.

Pandangannya menatap kearah lapangan basket namun sudah tidak ada lagi para pemuda yang bermain. Dilapangan itu, berdiri sesosok anak lelaki yang tengah memegang bola basket berwarna orangenya,hanya anak lelaki itu. Tatapannya mengarah kearah sosok irene,tatapan yang dalam dengan alis hitam yang mempertegasnya.

Irene ikut menatap anak lelaki aneh itu, dan ketika irene sadar ia melihat seutas senyum tipis menghiasi bibir anak lelaki itu.

🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈

Makan malam telah usai dan irene tengah membantu sang ibu membereskan meja makan dan mencuci bekas makan.
Sang ayah sudah kembali ke ruang kerjanya karena yang irene tau lelaki paruh baya itu tengah mempersiapkan keberangkatannya ke Las Vegas besok.

Untungnya kali ini ia dan sang ibu tidak harus ikut mengingat pekerjaan itu hanya sementara dilakukan oleh ayahnya.

"Biar ibu saja yang menyelesaikannya,kau bisa naik ke kamarmu sekarang-" ucapan sang ibu menghentikan kegiatan irene yang tengah mencuci gelas. Irene tersenyum karena rasa kantuk memang mulai menyerangnya,wajar saja seharian tadi ia sibuk menata barang-barangnya di kamar. "-Jangan lupa tutup dan kunci jendelamu,angin disini sedang kencang" pungkas sang ibu dengan senyum teduhnya.

"Baik bu. Selamat beristirahat,aku sayang ibu dan ayah" Irene peluk tubuh itu sayang dan mulai beranjak menaiki anak tangga menuju kamar satu-satunya yang ada dilantai atas.

Krieet

Pintu kayu kamar dengan nuansa feminim itu terbuka membawa sosok irene masuk kedalamnya. Sebagian sudut masih nampak berantakan karena memang belum selesai gadis itu tata.

Sejenak Irene mendudukan tubuh diranjang nyamannya dan memperhatikan pemandangan luar jendela dimana hanya akan ada pemandangan jendela lain dari rumah disebrang plus pohon palem sebagai pembeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LA Boy (ExoVelvet) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang