Seperti biasa!

5 1 0
                                    

Pagi hari adalah waktu bagi para umat manusia untuk menjalani rutinitas nya seperti biasa. Dan tentunya, dengan kesibukan masing masing. Aku sebagai seorang pelajar menjalani rutinitas keseharian ku dengan bersekolah.

Uhhhg, setelah kejadian kemarin, aku ndak mau buat kakak ku marah lagi. Sudah cukup, itu yg terakhir kali Ferdian marah sama aku. Iya, Ferdian. Aku biasanya memanggil kakak ku itu langsung saja dengan namanya. Kami tidak ingin jika hubungan persaudaraan saja yg ada, tetapi juga hubungan pertemanan. Sehingga Ia pun tidak masalah jika aku memanggilnya tanpa ada embel embel kakak.

Aku pun segera bersiap siap untuk berangkat ke sekolah dan tentunya aku harus membereskan kamar dulu sebelum berangkat agar tetap bersih dan rapi. Beberapa saat kemudian kakak memanggilku untuk turun.

"Net, Net, Neta".

Kakak telah menyiapkan kotak bekalku yang berisi beberapa lembar roti tawar dan dioleskan dengan selai cokelat. Aku bawa bekal ke Sekolah bukan karena aku buru buru. Tetapi karena, Aku adalah tipe orang yang ndak bisa makan pagi. Hanya itu yang kakak ku bisa siapkan untuk ku bawa.

Kakak ku lagi asyik memainkan ponselnya. Aku teringat dengan kejadian kemarin dan mau meminta maaf.

" K Fer, Ferdian , Net minta maaf ya. Udah nyusahin kk kemarin"

Tidak ada jawaban dari Ferdian.

5 detik

10 detik

15 detik

Kemudian, Fedian pun memecah keheningan dengan tertawa atas ucapan Neta itu.

"Hahaha (sambil tertawa), aku ndak pernah marah sama kamu kok. Cuma itu kan memang udah jadi tanggung jawab kakak selama mamah dan papah masih tidak ada dirumah"

Mendengar jawaban dari Ferdian, membuat hati Neta lega. Tapi Neta masih sedih karena ia dan Kakaknya ditinggal tugas oleh papa nya yang merupakan seorang Jenderal Besar dan mamahnya harus menemani papa nya menjalankan tugas.

Neta pun bergegas menuju sekolah dan diantar oleh Ferdian.

Neta di sekolahnya adalah siswi yang pintar matematika dan pandai berbahasa inggris. Ia selalu mendapat nilai tertinggi saat ulangan. Bel pun berbunyi. Neta Sudah berada dalam ruangan kelasnya dan masuklah salah seorang guru.

"Selamat pagi anak anak"

"Selamat pagi pak"

"Ya, sesuai janji kita kemarin hari ini ulangan matematika lisan"

"Apa, ulangan matematika???"

"Lisan lagi ulangannya!".

Sesaat, suasana kelas pun ribut karena tidak ada yang ingat hari ada ulangan matematika lisan. Padahal, Kemarin sudah diberitahu.

Neta lupa belajar, gara gara kemarin ia masuk ke BK. Ia hanya terdiam sambil memandangi raut muka teman kelasnya yang masih memberontak agar ulangan ditunda.

"Pak kalo mau panggil siapa yg ulangan duluan, panggil aja Neta, kan dia anak OSN" celetuk salah seorang teman dekat Neta.

Ya, Neta memang mengikuti olimpiade matematika dan meraih mendali emas pada olimpiade tersebut.

"Tapi pak, saya belum belajar"

"Neta, kamu harus yang pertama"

Akhirnya Neta pun mengalah dan maju kedepan untuk ulangan. Ia tidak terkena masalah lagi karena ia menolak. Pak guru pun langsung memberi nya soal dan ia mengerjakan soal di papan tulis. Kurang dari 15 menit Neta menyelesaikan 2 soal cerita mengenai Aljabar yang tingkat an soalnya level tinggi. Pak guru memeriksa hasil kerjanya dan bertepuk tangan karena jawaban Neta benar semua.












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

But First MakeupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang