tebakan

50 4 0
                                    


"Jalan-jalan ke Jakarta gak tau jalan, ya pulang dong goblok"
.
.
.
.
.
.
.
.
.

********

"Zal gue ada tebakan nih" ujar Ara yang mulai mengeluarkan ucapan yang mampu membuat siapa saja ingin menampolnya. Faizal sih sebenernya males nanggepin tebakan dari ara Karena pasti bakal berakhir emosi yang akhirnya tak mampu ia keluarkan karena dia udah ngebucinin ara.

"Apaan? Lo suka sama gue?" Tanya Faizal dengan pedenya membuat Ara cuma ngegelengin kepalanya heran dengan jalan pikiran Faizal yang tak masuk akal.

"Artis, artis apa yang ditunggu waktu bulan ramadhan? Hayo"

"Basi Lo Ra, gak ada yang lain apa? Tanyain kek perasaan gue jangan dianggurin Mulu Maemunah" ujar Faizal yang akhirnya ngebuat Ara terkejut terheran-heran sebab Ara belum pergi kesana.

"Jawabannya Afgan magrib wkwkwkwk" ujar gue ngalihin pembicaraan, gue udah tau hal ini bakal kemana karena ya gimana ya? Si Faizal sering banget ngode perasaannya ke gue dan gue? Gue cuma nganggep dia temen. Baru hari ini gue ngeliat Faizal ngeliatin batang bacotnya setelah beberapa hari yang lalu gak muncul sama sekali setelah perceraian orang tua gue.

"Gimana hati Lo? Bahagia?"

"Apa sih? Kan udah gue bilangin, gue kalau mau bahagia itu gampang. Habis lebaran juga bisa"

"Ra menurut Lo, gue egois gak sih buat ngedapatin sesuatu yang gue cintai meskipun dengan cara yang salah?"

"Ya egois sih enggak selama apa yang Lo pengenin bukan hasil curian" ini gue rada takut nih, gue lupa kalau Faizal orangnya nekatan. Dia pernah matahin kaki anak tetangganya demi gue, supaya gue bisa naik perosotan. Gue kenal betul gimana ambisiusnya si Faizal.

"Zal Lo gak ngerencanain sesuatu kan?"

"Ini tebakan buat Lo dan gue harap Lo gak telat buat nyadarinnya Ra" ucap Faizal sambil cengengesan dan pergi gitu aja, ini gatau kenapa gue deg-degan sampe keringetan. Ya iyalah orang gue lagi kebelet boker anjeng! Lo kira lagi ngapain? Deg-degan sama ucapan faizal? Hell no!.


Ara POV end...

Faizal berpas-pasan dengan kelvin dilorong rumah sakit, kelvin hendak menyapa sahabatnya itu tapi yang ada malah hanya tatapan tajam yang ia terima. Segitu jeleknya apa tampang kelvin sampai-sampai faizal tidak mau menatapnya.

"Aneh" pikir kelvin dan pergi berlalu begitu saja, memang akhir-akhir ini Faizal dan kelvin tidak banyak bicara seperti biasanya. Karena hanya Faizal yang sangat dekat dengan kelvin, mau tidak mau membuat yang lain penasaran apakah mereka bertengkar?.

"Eh ada kelp shake" ujar Ara yang baru saja keluar dari toilet kamar Bobby, membuat kelvin memutar bola matanya jengah.

"Faizal abis darisini Ra?" Tanya kelvin setelah ndaratin pantatnya di sofa milik ruangan Bobby yang entah kenapa kakak kandung Ara itu masih betah berada dirumah sakit.

1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik

Tak ada jawaban, pantas saja sunyi Ara saja sudah tidak berada ditempatnya entah pergi kemana anak itu.

"Bob Lo gak bosen apa tidur Mulu diranjang rumah sakit? Gedeg gue lama-lama liat muka Lo" ujar kelvin memulai percakapan haram yang memercikkan sedikit api perbakuhantaman.

"Apa sih pin? Lagian juga gue disini ditanggung BPJS keluarga, kok Lo yang sewot?"

"Gue cuma nanya pantek!" Sahut kelvin ngegas, yang untungnya gak ngebuat Bobby kejang-kejang karena kaget. Pengen baku hantam tapi dia masih babak belur, pengen ngelempar pala kelvin pake kursi dia gak bisa karena tangannya masih kekilir. Serba salah emang hidup di dunia kancil ini.

"Lo ngerasa ada yang aneh gak sih sama si Faizal?" Tanya Bobby yang akhirnya buka suara setelah sekian lama, kelvin menunggu hingga memejamkan mata karena mengantuk.

"Bukan dia yang aneh tapi lo-nya aja yang aneh"

"Gue serius anjeng!" Ucap kelvin yang akhirnya ngegas sekali lagi karena kesal terhadap reaksi Bobby yang malah bercanda, ya tentunya Bobby sekarang kaget sambil nunjukkin ekspresi seharam-haramnya.

"Waktu gue pas-pasan sama dia, yang biasanya nyapa malah natap gue kek gak suka gitu terus melengos njir!" Lanjut kelvin, ia tak tau apa yang salah dengan Faizal ataupun dirinya. Bobby sendiri hanya diam, ia tau apa yang akan diperbuat Faizal kalau ia membenarkan ucapan kelvin maka yang ada laki-laki itu malah akan mencari tau apa yang sedang direncanakan oleh Faizal.

"Oalah pantek emang Lo bob!" Keluh kelvin, yang cuma disenyumin aja karena kalau pake cara baku hantam yang ada BPJS rugi nanganin pasien haram kek bobby.

"Ara mana pin?"

"Lo panggil gue kelpin lagi gue ancurin muka jahanam Lo!" Sahut kelvin dengan tatapan datar membuat Bobby mengurungkan niatnya untuk membuka mulut sekali lagi. Dan akhirnya diruangan itu kembali sunyi yang menemani mereka berdua karena sibuk dengan pikirannya masing-masing hingga akhirnya tertidur.




******


"Si Bambang udah dibilangin diem dulu anjeng!"

"Apa sih?! Udah buruan keluarin merconnya" ujar seorang laki-laki yang terlihat tidak sabaran terhadap dua perempuan yang ada didepannya ini. Mereka adalah Daffa,Ara dan melati. Mereka kini tengah berada didepan komplek milik melati, setelah berencana untuk membuat sebuah kejahilan untuk kesekian kalinya.

"BENTAR! SABAR DULU ANJENG!" bentak melati yang membuat Daffa menutup mulutnya rapat-rapat setelah tau bahwa mulutnya bisa membuahkan seseorang untuk mengumpati dirinya. Melati mengeluarkan keresek berisi beberapa mercon dan kebetulan keresek tersebut berlabel kan Alfamart.

"Emang di supermarket ada merecon?" Tanya Ara membuat Daffa berapi-api ditambah dengan melati yang mulai terbakar emosi dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Ara.

"Ya terus kalau melati bawa merecon pake kresek Starbuck belinya disana gitu?! Ngotak dong babi!" Ucap Daffa yang emosinya sudah berada diubun-ubun, karena pertengkaran itu akhirnya mereka tercyduk oleh pak RT alias pemilik rumah yang akan mereka lempari merecon.

"WOY! NGAPAIN?!! AYAM APA KUCING?"

"KUCING!"

"Ngapain Lo jawab njeng, kucing kan gak bisa ngomong tolol!"

"KAMU MANUSIA TOLOL! AWAS YA KALAU KENA SAYA BAWA KEKANTOR POLISI" teriak pak RT yang mendengar perdebatan tersebut, saat hendak masuk kedalam semak-semak Daffa,Ara maupun melati keluar dan lari sekencang-kencangnya.

"Kabur njeng!" Ucap Daffa setengah berteriak dan tertawa bersama kedua temannya tersebut, andai saja kebersamaan ini berlangsung lama maka Daffa tidak ingin menyudahi kisah hari ini. Tapi siapa yang tau takdir? Kadang takdir suka bercanda dengan cara yang tidak kita sukai dan mampu memberikan kejutan yang tak akan disangka-sangka oleh manusia.

Andai saja, andai saja kejadian ini terulang dengan orang yang sama, semuanya tak akan seperti sekarang namun siapa yang tau akan apa yang terjadi dimasa depan?. Satu nyawa manusia paling berharga dihidup daffa harus hilang hanya karena sebuah keegoisan.



TBC.
Udah ada spoiler endingnya:v

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang