Iqbal?

21 2 0
                                    

Angin malam menerpa diantara ribuan pertanyaan di pikiran Febi. Febi yang saat itu menikmati angin malam sambil meminum minuman Starbuck, minuman favoritnya di balkon kamarnya melamun sambil memikirkan tentang cowok yang baru ditemuinya tadi disekolah.

“Gue kayaknya beneran cinta sama Iqbal deh, guejuga napa baru sekarang baru suka sama dia, kenapa gakpas smp aja sih. Eh bentar, gue kan punya buku kenangan SMP dulu, barang kali gue dapet Informasi dari situ tentang Iqbal” Ucapnya.

Ia segera mengambil buku kenangan SMP nya dulu, benar saja ada Iqbal disitu.

“Nah ketemu, Ini alamatnya di Jl. Anggrek II No. 56, bentar ini perasaan dekat sama sini deh, Rumah gue Jl. Mawar II, sebelah itu ada Mawar III, terus Anggrek I, Sebelahnya berarti Anggrek II dong” Ucapnya lirih.

“Yeahh berarti deket dong, gak nyangka gue. Besok kan hari minggu, gue coba liat-liat kesana ah, barangkali ketemu dia.” Ucapnya dengan nada bahagia sambil meloncat-loncat.

Keesokannya ia izin ke mamanya untuk jogging sama Naura, adeknya yang masih SMP.

“Mau jogging kemana sih kak?” Tanya Naura, “Kakak mau ke Anggrek II, disitu ada rumahnya temen kakak, bukan temen sih, lebih tepatnya gebetan, sumpah dia ganteng banget loh dek” Jawab Febi.

“Mulai lagi deh kakak, dulu sama Kak Rey katanya, sekarang ganti lagi?” Tanyanya lagi.

“Kakak udah move on sama si Rey, dia udah ngatain kakak, yah kakak sakit hati dong.” Jelas Febi.

Mereka meneruskan joggingnya sambil mencari rumah nomor 56.

“Ini rumah nomor 54, 56 mana yah?” Ucap Febi sambil terus mencari rumah Iqbal.

“Eh ini nomor 56, jadi ini rumahnya, tapi kok sepi yah?” Ucap Febi sambil berdiri sejenak didepan rumah Iqbal.

“Udah ayo kak, orang rumahnya gak ada orang gitu” ucap Naura.

Sekitar 5 menit ia memandangi rumah itu, tiba-tiba ada seorang cowok seumurannya yang keluar dari rumah itu, kemudian cowok itu mengendarai sepeda motor matic dan pergi meninggalkan rumah itu. Iya, itu adalah Iqbal.

“Dek itu Iqbal, uhh akhirnya aku bisa memecahkan celengan rinduku walau hanya sebatas melihatnya dari jauh.” Ucapnya pada Naura.

“Gak tau muka nya ih, gak jelas, yaudah balik yuk udah mulai siang nih.” Jawab Naura.

Mereka kembali melanjutkan jogging dan kembali ke rumahnya. Saat akan kembali kerumahnya, Febi mengajak adeknya untuk mampir sebentar ke rumah neneknya yang lumayan dekat dari situ. Disitu ada pamannya, adek dari mama Febi.
Namanya Rasya, beda 2 tahun dengan Febi, sekarang ia duduk dikelas 3 SMA dan beda sekolah dengan Febi. Rasya memiliki pacar disekolah Febi, yakni Fina, kakak kelas Febi yang saat ini juga duduk dikelas 3 SMA.

“Tumben lo kesini?” Tanya Rasya,

“Lewat tadi, yaudah mampir aja, mana nenek?” Kata Febi sambil bertanya.

“Ada didalem, pastti mau numpang makan kan lo?” Tanya Rasya.

“Hehe.. tau aja lo?” Jawab Febi.

“Eh Mas Ras, tumben lo gak keluar minggu-minggu gini? Biasanya udah ilang kelayapan sama Mbak Fina.” Ucap Febi.

“Gue udah putus sama Fina.” Jawab Rasya.

“Lah kenapa? Bukannya selama ini hubungan lo baik-baik aja ya?” Tanya Febi lagi.

“Kepo lu, kalo udah takdirnya putus yam au gimana? Nolak? Mana bisa?. Udah ah gue mau nongkrong.” Jelas Rasya Panjang lebar.

“Kak panggil nenek tuh, suruh makan.” Kata Naura tiba-tiba datang dari arah dapur. Setelah selesai makan, mereka berpamitan untuk pulang.

Saat dirumah, Febi merebahkan diri diranjangnya, seketika ia pulas tertidur karena kecapek an. Tiba-tiba ia bermimpi, dalam mimpinya ia dengan Arya, anak dari sahabat orangtuanya, mereka sudah kenal sejak lama, bahkan sejak dari lahir pun ia sudah kenal dengan Arya.
Arya dan Febi beda 1 tahun, saat ini Arya kelas 2 SMA disekolah yang cukup elite dikota nya. Meskipun mereka sudah kenal dari kecil, mereka selalu saja bertengkar saat bertemu, tidak ada kata akur dalam kehidupan mereka. Tapi, Arya sudah menganggap Febi  sebagai adiknya, ia mempunyai rasa sayang tersendiri bagi Febi. Febi juga demikian, sebenarnya ada rasa yang ia pendam pada Arya, tapi mereka gengsi untuk menyampaikannya.

Didalam mimpinya, ia sedang berada dirumah Arya, Febi saat itu diajak untuk makan bersama oleh keluarga  Arya, hingga saat selesain makan, kemudian Arya mengajak Febi ke taman dihalaman belakang rumahnya, tiba-tiba Arya berkata,
“Feb, kalo boleh jujur, gue mau tanya sama lo tentang gue dihidup lo, selama ini kita pernah dekat karena orangtua kita juga dekat. Kalo boleh jujur, gue sebenernya…”

Brug, tiba-tiba ia terjatuh dari ranjangnya.

“Ah shit, gue pengen tau Arya mau ngomong apa dimimpi gue itu. Nanggung, ngapain pake jatuh segala sih.” Gumam Febi.



Halo guys, sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih karena telah membaca cerita aku. Ini cerita aku yang pertama jadi yah mohon maaf jika mungkin ada kesalahan baik dalam kata, kalimat, maupun cerita ini.

Happy Reading Teman-teman😚
Jangan Lupa untuk Vote yahh
Tencuu❤️

LOVE OR EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang